Sepanjang kehamilan, Mums akan diminta melakukan berbagai macam tes sesuai saran dokter. Dalam hal ini, tes prenatal dapat memberikan informasi berharga tentang kesehatan Mums dan janin yang sedang tumbuh.

 

Trimester ketiga menjadi momen kehamilan yang paling membutuhkan banyak perhatian. Pasalnya, ini menjadi fase yang menandai semakin dekatnya Mums bertemu dengan calon buah hati. 

 

Ada banyak persiapan yang perlu Mums lakukan dalam rangka menyambut calon buah hati, salah satunya adalah pemeriksaan menjelang persalinan. Selama trimester terakhir kehamilan, dokter mungkin menyarankan Mums untuk menjalani tes tertentu. Semua tes ini bertujuan untuk mempersiapkan persalinan serta memastikan kesejahteraan ibu dan bayi yang optimal.

 

Baca juga: Siap-siap, 5 Hal Ini Bisa Terjadi saat Mums Melahirkan
 

Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Menjelang Persalinan

Sepanjang trimester ketiga, dokter akan menyarankan Mums melakukan berbagai macam tes, tergantung pada usia Mums, kesehatan, riwayat kesehatan keluarga, dan hal-hal lain. Berikut beberapa tes yang perlu dilakukan menjelang persalinan.

 

1. Ultrasonografi (USG) 

USG adalah tes yang dilakukan dengan menggunakan gelombang suara untuk melihat bentuk dan posisi bayi di dalam rahim.  Tes ini aman dan tidak menimbulkan rasa sakit sehingga Mums tidak perlu takut.

 

USG di trimester ketiga juga berguna untuk memeriksa plasenta. Terkadang, USG juga merupakan bagian dari tes yang disebut profil biofisik untuk melihat apakah bayi mendapatkan cukup oksigen. Wanita dengan kehamilan berisiko tinggi mungkin disarankan melakukan beberapa USG selama trimester ketiga.

 

2. Cek gula darah

Tes ini bertujuan untuk memeriksa diabetes gestasional. Diabetes gestasional merupakan bentuk diabetes yang berkembang pada beberapa wanita selama kehamilan.

 

Diabetes gestasional dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi, terutama jika tidak didiagnosis atau diobati. Karenanya, cek gula darah sangat penting untuk ibu hamil. Pada tes ini, Mums akan diminta minum cairan manis, kemudian melakukan tes darah satu jam kemudian untuk memeriksa kadar glukosa.

 

Baca juga: Perencanaan Makan Bagi Ibu Hamil dengan Diabetes Gestational

 

3. Tes streptokokus grup B

Tes streptokokus grup B biasanya dilakukan antara minggu ke-35 dan ke-37 kehamilan. Sesuai namanya, tes ini bertujuan untuk memeriksa infeksi streptokokus grup B (GBS). Bakteri GBS terkadang ditemukan di vagina dan dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi baru lahir. 

 

Tes ini melibatkan tes usap pada vagina dan dubur. Ibu hamil yang tesnya menunjukkan hasil positif setelah persalinan akan diberikan antibiotik melalui infus demi membantu melindungi bayi dari infeksi.

 

4. Non-stress test

Non-stress test (NST) melibatkan monitor janin yang diikatkan ke perut Mums untuk mengukur detak jantung bayi saat bergerak. Disebut non-stress karena tidak memberikan tekanan apa pun pada janin selama tes.

 

Tes ini dilakukan setelah minggu ke-28 kehamilan, paling sering di minggu ke-30. Tes memerlukan waktu selama 20 hingga 30 menit. Tes ini biasanya dilakukan jika bayi tidak bergerak secara normal, jika Mums melewati tanggal perkiraan persalinan, atau jika dokter ingin memastikan plasenta sehat dan berfungsi dengan baik.

 

5. Tes stres kontraksi

Tes ini dilakukan dengan merangsang rahim menggunakan pitocin, suatu bentuk sintetis oksitosin untuk menentukan efek kontraksi pada detak jantung janin. Dokter mungkin merekomendasikan tes ini ketika tes sebelumnya menunjukkan  adanya masalah.

 

Dengan melihat detak jantung bayi sebagai respons terhadap kontraksi rahim, ini dapat membantu dokter memperkirakan bagaimana bayi akan merespons stres yang dialami selama persalinan. 

 

Baca juga: Merasakan Kontraksi, Tak Perlu Buru-buru ke Rumah Sakit, Ya

 

6. Tes urine

Tes urine bertujuan untuk memeriksa kadar gula, protein, dan bakteri:

  • Kadar glukosa urine: Peningkatan kadar glukosa dalam sampel urine dapat menjadi indikasi diabetes gestasional. Ini dapat memiliki efek buruk pada ibu dan juga janin.
  • Penilaian protein: Kelebihan protein dalam sampel urine dapat mengindikasikan kerusakan organ.
  • Bakteri: Adanya bakteri dalam sampel urine menunjukkan infeksi saluran kemih. Ini berguna untuk mengidentifikasi organisme penyebab infeksi dan menentukan pengobatan antibiotik yang tepat.

 

7. Amniosentesis

Amniosentesis melibatkan pengambilan sampel cairan ketuban dengan jarum panjang dan tipis. Sebenarnya, amniosentesis paling sering dilakukan selama trimester kedua. Namun, ada kondisi tertentu yang mungkin memerlukan amniosentesis di trimester akhir kehamilan. 

 

Jadi, jika dokter menyarankan Mums melakukan satu atau beberapa tes menjelang persalinan, pertimbangkan untuk mengikutinya. Sebab, tes ini akan memberikan banyak informasi penting yang membantu tim kesehatan menentukan seperti apa persalinan dan perawatan yang dibutuhkan Mums dan calon buah hati.

 

Baca juga: 7 Tips Jitu untuk Melahirkan Normal

 

 

Sumber:

Kidshealth.com. Tests-third-trimester

Apollodiagnostics.in.Pregnancy-3rd-trimester  

Hopkinsmedicine.org. Common-tests-during-pregnancy

 

Medicinenet.com. Third_trimester_tests_during_pregnancy