Dalam sepekan terakhir, kita kembali dikejutkan dengan bencana kebakaran hutan di Kalimantan. Dampaknya sebagian wilayah di Sumatera dan Kalimantan terpapar kabut asap yang sangat pekat. Bahkan kondisi udara sudah masuk tahap membahayakan. Bagaimana cara mencegah dampak buruk asap bagi kesehatan?

 

Beberapa situs penyedia peta polusi udara AirVisual mencatat di Riau, saat ini tingkat polusinya sudah sangat tinggi, jauh di ambang batas sehat. AirViual menyebutkan bahwa Air Quality Index-nya berada di angka 200 lebih.

 

Semakin tinggi angka AIQ artinya kualitas udara di Riau dan Kalimantan sangat tidak sehat. Angka tersebut kemudian dijadikan acuan oleh masyarakat Indonesia menuntut pemerintah agar bertanggung jawab segera mengatasi kebakaran hutan.

 

Sebetulnya kebakaran hutan memang sudah menjadi masalah klasik di Indonesia selama bertahun-tahun. Bahkan setiap tahun warga do sebagian propinsi di Sumatera dan Kalimantan ‘dipaksa’ untuk menghirup udara yang dipenuhi asap.

 

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNBP) bahkan menyatakan, jika tidak segera diatasi, kebakaran hutan ini akan menjadi ajang pembunuhan massa. semua pihak mendesak pemerintah segera bertanggung jawab atas kondisi miris tersebut.

 

Baca juga: Polusi Udara dan Dampaknya bagi Anak

 

Standar Kualitas Udara Tidak Sehat

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki standar untuk udara sehat. Udara sehat adalah yang memiliki partikel debu halus atau PM (Particulate Matter) minimal.

 

Merujuk catatan BNPB per Sabtu (14/9), indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113. Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 - 50), sedang (51 - 100), tidak sehat (101 - 199), sangat tidak sehat (200 - 299), dan berbahaya (lebih dari 300).

 

Data juga menunjukkan kualitas udara di provinsi lain, seperti Jambi (123), Kepulauan Riau (89), Sumatera Selatan (51), Sumatera Barat (46) dan Aceh (14), seperti sisampaikan ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas (Pusdatinmas) BNPB Agus Wibowo.

 

Baca juga: Paparan Asap Tingkatkan Risiko Hipertensi

 

Dampak Buruk Asap Bagi Kesehatan

Dengan kualitas udara seburuk itu, masyarakat yang terkena paparan asap kebakaran hutan ini terancam berbagai masalah kesehatan. Inilah beberapa di antaranya:

 

1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan atas merupakan salah satu dampak buruk asap bagi kesehatan yang paling banyak dirasakan oleh penduduk yang tinggal di Pekanbaru dan wilayah lain yang terpapar asap.

 

Infeksi saluran pernapasan terjadi akibat paparan polutan dari asap pembakaran. Semakin kecil ukuran PM di udara, maka makin mudah terhirup dan terserap tubuh ke dalam jaringan pernapasan bahkan ikut bercampur dala aliran darah.

 

Infeksi ini mungkin tidak terdengar menakutkan, tetapi jika dibiarkan maka akan terus bertumpuk dan terjadi domino efek yang akan berimbas pada berbagai organ vital. Resiko yang paling mengerikan adalah mengakibatkan kematian dini di usia muda. 

 

Baca juga: Jakarta Tinggi Polusi, Ini Efek dari Polusi Udara!

 

2. Melemahkan Fungsi Organ Vital

Dari saluran pernapasan, partikel polusi dari asap akan berlabuh pada berbagai organ vital, seperti paru-paru dan jantung. Melemahnya fungsi organ vital juga sebagian besar disebabkan oleh paparan asap. Asap ini merusak lapisan ozon. Dilansir dari Science Daily, ozon tersebut berkontribusi menikan angka kematian setiap harinya sebesar 0,3 persen.

 

3. Gejala Bronkitis dan Asma

Sebuah studi menunjukan bahwa gejala bronkitis pada anak yang memiliki asma meningkat setelah mengalami paparan partiel dari asap dalam jangka panjang. 

 

Cara Mencegah Dampak Buruk Asap Bagi Kesehatan

Karena kualitas udara di wilayah yang terdampak asap kebakaran hutan memungkinkan Kamu terkena berbagai resiko kesehatan di masa deoan, sebaiknya mulai memperhatikan cara untuk mengantisipasinya mulai hari ini. Jangan lupa segera mengunjungi klinik dan Puskesmas yang sudah disediakan jika mengalami gejala penyakit akibat asap:

 

1. Menggunakan Masker Saat di Luar Ruangan

Jangan hanya menggunakan masker wajah saat menaiki kendaraan bermotor. Untuk menjaga saluran pernapasan dan tubuhmu secara keseluruhan gunakan masker standar ke manapun Kamu pergi. Gunakan penyaring udara dengan kualitas yang bagus sehingga paparan polutan dapat diminimalisir semaksimal mungkin.

 

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Masker untuk Melindungi dari Polusi

 

2. Menutup Akses Udara Luar

Membuka jendela untuk mendapatkan udara memang bagus, tetapi tergantung pada wilayah tempat tinggalmu Gengs. Jika dengan kualitas udara di wilayahmu tengah pekat karena asap, sebaiknya Kamu tidak terlalu sering membuka akses udara dari luar. Cara ini dapat menjaga udara di dalam ruangan agar tidak terlalu banyak terpapar polusi.

 

3. Air Purifier

Belilah air purifier yang berfungsi untuk mensterilkan udara di dalam ruangan. Sehingga udara yang dihirup tetap bersih dan bebas asap. Meskipun mungkin efeknya kecil, tetapi ini bisa menjadi pertolongan sementara sampai kebakaran hutan bisa dipadamkan.

 

4. Pengobatan

Cara terakhir yang diperlukan adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Konsultasikan jika Kamu penderita asma yang mengalami perburukan gejala akibat kabut asap ini. Sebaiknya Kamu batasi beraktivitas di luar ruangan untuk saat ini.

 

Baca juga: Tips Tetap Sehat Meski Tinggal di Kota dengan Kualitas Udara Buruk

 

 

Referensi:

Cnnindonesia.com. BNPB Soal Asap Riau: Jika Gagal, Kita Pembunuh Potensial

Consumereports.org. Avoid negative effects of air pollutan

WHO. PHE counrty profile.