Berdasarkan data Globocan pada 2018, 26.095 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru setiap tahunnya. Ada berbagai terapi kanker paru yang tersedia, salah satunya imunoterapi atau imuno onkologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup penderita kanker. Lantas, apa itu imuno onkologi?

 

Kanker paru adalah salah satu kanker paling mematikan di dunia. Menurut data Globocan pada 2018, kematian akibat kanker paru di Indonesia mencapai 19,3% dari seluruh total kematian karena kanker lainnya. Kanker paru adalah penyebab kematian terbanyak bagi pria, yaitu 22,8% dan juga penyebab kematian utama wanita, yaitu 14,2%. 

 

Baca juga: Berbeda dengan Kanker Lain, Begini Cara Menentukan Stadium Kanker Paru-paru



“Dengan jumlah penderita kanker yang meningkat, khususnya kanker paru, penting menerapkan gaya hidup sehat serta melakukan deteksi dini sehingga memungkinkan terapi dengan hasil yang baik,” ungkap Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono, Sp.PD, saat berbicara dalam konferensi pers World Cancer Day bersama Merck Sharp and Dohme (MSD) dan Yayasan Kanker Indonesia, Rabu (5/3) di Jakarta. 

 

Seperti yang diketahui, selain perokok aktif dan pasif, ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terhadap kanker paru. Paparan gas radon, polusi udara di luar dan dalam ruangan, seperti memasak dengan bahan bakar kayu ataupun batu bara di dalam rumah yang ventilasinya kecil dapat meningkatkan risiko. 

 

Tidak hanya itu, riwayat keluarga yang menderita kanker, penggunaan asbestos yang sering kali ditemukan pada bahan bangunan, serta orang-orang yang bekerja di industri konstruksi juga dapat berisiko terhadap kanker paru. Oleh karena itu, deteksi penting untuk dilakukan sejak dini. 

 

Namun, menurut dr. Elisna Syahruddin, Ph.D, Sp.P(K), diagnosis kanker paru tidaklah semudah jenis kanker lainnya karena perlu dilakukan bronkoskopi. “Agar angka harapan dan kualitas hidup panjang, harus melakukan deteksi sejak dini. Pasien sering kali datang ke dokter saat sudah stadium lanjut. Padahal, ini dapat memengaruhi angka harapan hidup,” tambahnya.

 

Baca juga: Kenali Berbagai Jenis Kanker Paru-paru 

 

Imuno Onkologi Dapat Tingkatkan Kualitas Hidup Penderita Kanker

Saat ini telah tersedia beberapa terapi untuk kanker paru. Secara umum, pengobatan atau terapi yang biasa dijalani oleh penderita atau pasien kanker paru ialah operasi, kemoterapi, radiasi, terapi target, dan imuno onkologi. Meski begitu, tetap diperlukan inovasi terapi atau pengobatan yang berkelanjutan. 

 

Imunoterapi atau imuno onkologi adalah terapi baru untuk kanker yang dapat memperpanjang harapan hidup serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Berbeda dengan kemoterapi yang berfungsi untuk membunuh sel kanker, imuno onkologi adalah terapi yang bekerja dengan menggunakan sistem imun untuk menyerang sel kanker. 

 

Baca juga: Inilah Bagaimana Cara Rokok Menyebabkan Kanker Paru-paru



Terapi ini diberikan melalui infus dan memiliki efek samping yang lebih sedikit pada kerontokan rambut, sakit kepala parah, dan mual. Bahkan, menurut penelitian, angka harapan hidup lima tahun pasien yang menjalani terapi imuno onkologi ini bisa mencapai lima sampai enam kali lipat dibandingkan kemoterapi.

 

Melawan kanker memang bukanlah hal yang mudah. Dokter mungkin akan memberikan terapi sesuai dengan kondisi pasien atau jenis kanker. Namun, yang perlu diingat, selain dengan terapi, dukungan keluarga dan orang terdekat juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

 

Baca juga: Cara Membersihkan dan Menjaga Paru-paru





  

 

Sumber:

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono, Sp.PD dan dr. Elisna Syahruddin, Ph.D, Sp.P(K) dalam konferensi pers World Cancer Day bersama Merck Sharp and Dohme (MSD) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI).