Kanker paru merupakan kondisi ketika sel di dalam tubuh tumbuh secara tidak terkendali di paru. Kanker paru awalnya menyerang paru dan dapat menyebar ke organ lain di dalam tubuh, seperti kelenjar getah bening ataupun otak. Nah, kalau sel kanker sudah menyebar ke organ lain, disebut sebagai metastasis.

 

Kanker paru umumnya dikelompokkan menjadi 2 jenis utama, yaitu kanker paru sel kecil dan kanker paru nonsel kecil. Kanker paru sel kecil merupakan kondisi ketika sel-sel kanker terlihat kecil di bawah mikroskop dan dapat tumbuh atau berkembang dengan cepat, Sedangkan kanker paru nonsel kecil merupakan kondisi ketika sel kanker lebih besar dari kanker paru sel kecil dan tidak berkembang secepat kanker paru sel kecil.

 

Baca juga: Inilah Bagaimana Cara Rokok Menyebabkan Kanker Paru-paru

 

Apa Saja Gejala Jika Seseorang Mengidap Kanker Paru?

Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan. Ada yang tidak menyadari gejalanya dan baru datang ke dokter setelah tingkat keparahannya cukup tinggi. Nah, gejala-gejala yang perlu Kamu waspadai, yaitu:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman pada dada.
  • Batuk yang tidak hilang atau semakin memburuk.
  • Suara serak.
  • Sulit menelan.
  • Merasa sangat lelah atau mudah lelah.
  • Adanya peradangan atau sumbatan di paru-paru.

 

Kanker paru juga dapat menyebabkan komplikasi, seperti sesak napas atau batuk darah. Meski tidak ada gejala khas yang menunjukkan seseorang mengidap kanker paru, ada baiknya untuk segera ke dokter dan tidak mengabaikan gejala di atas, apalagi jika Kamu tergolong orang-orang dengan faktor risiko.


 

Bagaimana Pengobatan untuk Kanker Paru?

Sebelum mengetahui pengobatan yang tepat untuk kanker paru, Kamu mungkin bertanya-tanya tentang penyebab dari kanker paru ini. Menurut dr. Wily Pandu Ariawan, Sp.P., penyebab dari kanker memang masih belum diketahui. Namun, ada hal-hal yang bisa menjadi pemicu seseorang terkena kanker paru. “Inilah mengapa kami (sebagai dokter) menyebutnya sebagai faktor risiko,” ungkap dr. Wily.

 

Lalu, apa faktor risiko dari kanker paru? Kanker paru dapat terjadi pada siapa pun. Namun, beberapa hal bisa meningkatkan risiko kanker paru. Adapun faktor risiko dari kanker paru, meliputi:

  • Pernah merokok, perokok aktif, maupun pasif.
  • Lingkungan kerja yang sering melakukan kontak dengan asbes, kromium, nikel, arsenik, atau pun tar.
  • Terkena paparan radon di lingkungan kerja atau rumah.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Memiliki anggota keluarga dengan kanker paru.

 

Selain itu, ditambahkan dr. Wily saat berbicara dalam acara "Kenali Gejala Kanker Paru dan Cara Pengobatannya" bersama Guesehat, Ferron, dan Komunitas CISC, Sabtu (1/12) di Jakarta. Survivor kanker sebenarnya memiliki peran penting di masyarakat, yaitu dengan menjadi agen perubahan yang menyebarluaskan pengetahuan atau informasi pada orang-orang dengan faktor risiko kanker paru, untuk segera melakukan skrining atau deteksi dini.

 

Baca juga: Vape Juga Berbahaya bagi Paru-paru!

 

Meski tidak dapat disembuhkan, kanker paru masih bisa diobati. “Saya percaya kalau kita sakit pasti ada obatnya. Oleh karena itu, saat terdiagnosis, pasien tidak boleh menyerah. Yang penting, pasien kanker harus semangat dan bekerja sama dengan dokter. Selain itu, keluarga juga harus mendukung. Hal ini penting,” ujar dr. Wily yang juga berpraktik di RS Kanker Dharmais Jakarta.

 

Kanker paru dapat diobati dengan beberapa cara, tergantung pada jenis kanker atau penyebaran sel kankernya. Orang-orang dengan kanker paru dapat diobati dengan:

  • Pembedahan atau operasi. Saat menjalani pengobatan ini, dokter akan mengangkat jaringan kanker melalui pembedahan atau operasi.
  • Kemoterapi. Obat-obatan khusus digunakan untuk membunuh atau mengecilkan sel kanker.
  • Terapi target. Obat-obatan digunakan untuk menghalau atau memblokir pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
  • Imunoterapi. Imunoterapi merupakan pengobatan kanker yang bertujuan mencegah interaksi antara sel T milik sistem imun dan tumor. Saat tumor dan sel T berinteraksi, sebuah protein di tumor yang disebut Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1) melumpuhkan sel T, sehingga sel-sel imun tidak dapat mengenali dan membunuh sel-sel kanker. Nah, melalui imunoterapi, interaksi tersebut bisa dihambat, sehingga sel T bisa mendeteksi dan mengenali sel kanker.

 

Baca juga: Berbeda dengan Kanker Lain, Begini Cara Menentukan Stadium Kanker Paru

 

Tidak hanya penjelasan tentang kanker paru, acara "Kenali Gejala Kanker Paru dan Cara Pengobatannya" bersama Guesehat, Ferron, dan Komunitas CISC ditutup dengan workshop melukis yang diikuti oleh para survivor kanker. Para peserta tampak antusias dan bersemangat mengeskpresikan kebahagiaan mereka melalui lukisan meski mengidap kanker paru. (TI/AS)