Menemukan adanya benjolan di tubuh memang bisa bikin panik. Ya, benjolan memang menjadi salah satu gejala kanker, salah satunya kanker kelenjar getah bening atau limfoma. Apalagi bila disertai gejala lain seperti demam, dan berkeringat di malam hari. Tetapi jangan overthinking ya Gengs, gejala-gejala tersebut juga dimiliki oleh TBC, infeksi paru yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Lalu bagaimana membedakannya?

 

Apa itu Limfoma atau Kanker Kelenjar Getah Bening?

Limfoma adalah nama lain dari kelenjar getah bening. Setiap bagian tubuh kita yang dialiri pembuluh darah, juga memiliki kelenjar getah bening atau sistem limfatik. Fungsi kelenjar getah bening adalah sebagai pertahanan tubuh yang sangat penting.

Sel-sel limfatik terdiri dari limfosit B dan T dengan fungsi berbeda. Sel limfatik T berfungsi sebagai tentara yang sangat aktif, ia akan mengejar dan membunuh kuman penyebab penyakit yang masuk ke tubuh dan melumpuhkannya. Sedangkan sel limfosit B, sebagai sel pertahanan atau sel memori. Ia akan menyimpan memori semua kuman yang pernah masuk sehingga mudah menaklukannya saat di kuman datang lagi.

 

Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD KHOM, FINASIM, Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, menjelaskan, saat tubuh mengalami infeksi  biasanya nodul-nodul limfatik akan aktif dan sedikit membesar. Namun, pada sebagian kasus, pembesaran nodul kelenjar getah bening ini juga mengindikasikan suatu keganasan atau kanker.

 

Kanker kelenjar getah bening atau limfoma termasuk kanker non-padat atau kanker pada sel darah seperti leukemia. Kanker limfoma menyebar melalui sistem limfatik. Proses pembentukannya dari sel darah normal yang menjadi ganas,” jelas dr. Andhika dalam sesi edukasi media di Jakarta, 15 September 2023. Acara edukasi dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023 diadakan oleh Cancer Information Support Center (CISC) yang didukung oleh Takeda.

 

Ada dua jenis limfoma, yaitu Limfoma Hodgin dan Limfoma Non-hodgin. Limfoma Hodgin umumya diderita oleh anak-anak yang dengan terapi yang tepat memiliki peluang kesembuhan cukup tinggi.

 

Gejala Awal Kanker Limfoma Mirip TB

Gejala limfoma, lanjut dr. Andhika, mirip kanker pada umumnya. Umumnya pasien mengalami demam di atas 38 derajat Celsius, berkeringan di malam hari, mengalami turun berat badan >10% dalam 6 bulan berturut-turut, kulit gatal, dan kelelahan ekstrem tanpa sebab. Sedangkan gejala khasnya adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan/atau pangkal paha.

 

“Jangan pernah pernah mengabaikan benjolan tersebut. Kemungkinan diagnosisnya ada dua, TBC atau limfoma. Kedua penyakit ini endemik di Indonesia. Waspada jika dokter mendiagosis sebagai TBC, tetapi dua minggu atau sebulan setelah minum obat TB gejala tidak membaik, karena biasanya pasien TBC akan membaik setelah pengobatan rutin selama sebulan. Misalnya nafsu makan akan membaik, berat badan mulai naik, dan sebagainya. Kalau tidak juga membaik, maka patut dicurgai sebagai kanker kelenjar getah bening,” papar dr. Andhika.

 

Salah diagnosis ini pula yang dialami oleh Intan Khasanah, peyintas limfoma Hodgin stadium 4. Intan pertama kali didiagnosis limfoma tahun 2013 saat usia 17 tahun. “Gejala awal mirip TBC, sehingga saya sempat minum obat TBC selama 8 bulan. Awalnya ada benjolan di leher saja,” ungkapnya.

 

Intan sempat koma karena penyakit ini. Intan yang asal Riau pun memutuskan berobat ke Jakarta, dan barulah ia dinyatakan kanker limfoma. “Saat itu kanker sudah menyebar hingga stadium 4 dan gejalanya semakin berat, ada cairan di paru, mengalami kelelahan ekstrem,” lanjutnya.

 

Intan tidak patah semangat. Ia menjalani pengobatan sesuai petunjuk dokter, meskipun berat. Sempat mengalami remisi namun kankernya kembali datang di tahun 2016, dan kali ini di saraf tulang belakang. Ia pun sampai mengalami kelumpuhan dan harus menjalani operasi dan rehabilitasi menyakitkan sampai bisa kembali berjalan. Sejak 2019 Intan yang berhasil lulus dari Universitas Indonesia di tengah cobaan penyakitnya, dinyatakan remisi.

 

Menurut dr. Andhika, jangan patah semangat ketika terdiagnosis kanker kelenjar getah bening karena pengobatan limfoma terus berkembang, dari mulai kemoterapi, radioterapi hingga terapi terbaru berupa terapi target dan imuniterapi.

 

Head of Patient Value Access PT. Takeda Indonesia, Shinta Caroline, mengatakan bahwa Takeda Indonesia memiliki program dalam rangka meningkatkan akses pengobatan inovatif bagi pasien limfoma Hodgkin. Beberapa program di antaranya melalui program JKN serta Program Bantuan Pasien Takeda BISA. “Kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat akan berbagai penyakit. Oleh karena itu, kami juga telah memiliki nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama dengan kementerian kesehatan yang mencakup peningkatan kesadaran masyarakat akan upaya promotif dan preventif,” ujar Shinta.

 

Nah Geng Sehat, jangan patah semangat dan jangan ragu cek ke dokter untuk deteksi dini kanker kelenjar getah bening. Seperti tema Hari Kesadaran Limfoma Sedunia tahun 2023 ini, yaitu: We Can’t Wait – to Focus on Our Feelings.  “Kalau punya riwayat di keluarga, terutama kanker ginekologi, sebaiknya lakukan cek rutin ke dokter,” pungkas dr. Andhika.