Para peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health and Moffitt Cancer Center mengungkapkan bahwa, wanita yang memiliki gejala gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker ovarium.

 

Selain itu, wanita dengan PTSD juga lebih mungkin mengembangkan bentuk kanker yang agresif. Kesimpulan itu diambil setelah para peneliti melihat data dari 50.000 wanita yang berpartisipasi dalam Nurses Health Study II.

 

Di awal penelitian, responden diminta untuk mengindentifikasi pengalaman hidup yang membuat mereka stres setelah mengalami kejadian traumatik Kemudian, para peneliti melihat kelompok mana yang di akhir memiliki kanker ovarium. Hasilnya, risiko kanker lebih tinggi ditemukan pada pada kelompok wanita yang sulit melupakan pengalaman pahit atau traumatik. Mereka menjadi stres, walaupun peristiwa tersebut terjadi puluhan tahun lalu.

 

Baca juga: Polusi Udara Menurunkan Kesehatan Ovarium, Benarkah?

 

Kanker Ovarium Paling Mematikan

“Kanker ovarium memiliki faktor risiko yang relatif sedikit diketahui," ujar Shelley Tworoger, seorang pakar epidemiologi kanker di Moffitt. Peneliti lantas mencoba mencari tahu apakah stres pascatrauma berkaitan dengan risiko kanker ovarium.

 

Shelley berharap dokter bisa mempertimbangkan faktor riawayat PTSD ketika menentukan apakah seorang wanita berisiko tinggi terkena kanker ovarium di kemudian hari.

 

Kanker ovarium dianggap sebagai kanker ginekologi yang paling mematikan. kanker ini adalah penyebab kematian nomor lima di kalangan wanita di Amerika Serikat. Sebelumnya, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa hormon yang dihasilkan oleh stres  bisa mempercepat pertumbuhan tumor ovarium.

 

Peneliti dari Harvard, Andrea Roberts, mengatakan bahwa hormon stres secara langsung memengaruhi sel-sel kanker yang mungkin ada di dalam tubuh, sehingga tumbuh lebih cepat dan invasif. Mungkin juga, stres kronis yang dialami seorang wanita mengganggu kemampuan tubuhnya untuk membunuh sel kanker.

 

Baca juga: 6 Mitos tentang Kista Ovarium

 

Sulit Dideteksi pada Tahap Awal

Kanker ovarium dijuluki sebagai 'silent killer' karena sulit dideteksi pada tahap awal. Dengan mengetahui faktor risikonya sejak dini, diharapkan bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan.

 

Kanker ovarium muncul ketika sel-sel di ovarium tumbuh dan berkembang biak dengan tidak terkendali, menghasilkan benjolan jaringan yang disebut tumor. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang mengungkapkan penyebab pasti kanker ovarium pada wanita.

 

Temuan terbaru dan penting tentang penyebab kanker ovarium adalah kanker ini berawal dari sel-sel di ujung ekor tuba falopi, tidak harus di dalam ovarium itu sendiri. Walau begitu, beberapa faktor ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker ovarium.

 

1. Bertambahnya usia

Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia, dengan sebagian besar kasus terjadi setelah wanita mengalami menopause. Delapan dari 10 kasus, didiagnosis pada wanita yang berumur di atas 50 tahun.

 

2. Riwayat dan gen keluarga

Kamu lebih mungkin terkena kanker ovariuam apabila ada keluarga, terutama saudara perempuan atau ibu yang mengidap penyakit ini. Mungkin, karena Kamu mewarisi gen BRCA 1 atau BRCA 2 yang meningkatkan risiko kanker ovarium dan payudara. Hanya 1 dari 10 kanker ovarium yang diduga disebabkan oleh salah satu gen tersebut. Bicaralah dengan dokter jika Kamu memiliki riwayat keluarga yang terkena kanker ovarium. Dengan begitu, dokter akan melakukan tes.

 

3. Terapi penggantian hormon

Hormone replacement therapy (THR) atau terapi penggantian hormon dipercaya dapat meningkatkan risiko terkena kanker ovarium. Peningkatan risiko kanker ovarium diperkirakan berkurang setelah Kamu tidak menggunakan terapi ini.

 

4. Endometriosis

Menurut penelitian, wanita dengan endometriosis lebih mungkin menderita kanker ovarium. Pada endometriosis, sel-sel yang biasanya melapisi rahim, tumbuh di tempat lain seperti ovarium atau perut. 

 

 

Nah jika Kamu memiliki PTSD, ada baiknya lebih waspada dan cek kesehatan reproduksi secara rutin. Berdasarkan studi yang dipublikasikan pada September 2019 lalu di jurnal Cancer Research, gejala PTSD dapat berupa sensitif dengan suara meskipun tidak terlalu keras, mengihndari mengingat pengalaman traumatis di masa lalu, merasa terisolasi, dan sulit tidur. 

 

Baca juga: Hamil Hanya dengan Satu Ovarium, Mungkinkah?

 

 

Referensi:

Harvard Health Publishing. Women with post-traumatic stress disorder may be at higher risk for ovarian cancer

American Cancer Society. What Causes Ovarian Cancer?

NHS. Causes Ovarian Cancer

Tampa Bay Times. Study: Women with post-traumatic stress at higher risk for ovarian cancer

Reuters. PTSD linked to increased risk of ovarian cancer