Merokok memang berbahaya bagi tubuh, terutama pada ibu hamil. Sudah banyak diketahui, ibu hamil yang merokok akan memberikan dampak negatif pada janin yang dikandungnya. Berbagai risiko komplikasi berbahaya, seperti bayi lahir dengan berat rendah, bayi meninggal dalam kandungan, hingga bayi yang lahir prematur meningkat pada bayi dengan ibu perokok. Nikotin yang masuk ke dalam tubuh akan mengurangi asupan oksigen untuk bayi dengan mempersempit pembuluh darah. Sel darah yang berperan untuk membawa oksigen juga akan membawa molekul karbon monoksida.

 

Tidak sampai di situ, ternyata ada risiko lain yang mungkin belum banyak diketahui, yaitu meningkatnya risiko stradismus pada bayi. Stradismus merupakan kondisi kedua mata tidak bisa melihat ke arah yang sama saat fokus melihat suatu benda. Istilah ini biasa dikenal juga dengan cross-eyes atau mata juling. Mata juling memiliki 30 kondisi berbeda. Beberapa di antaranya dikaitkan pada masalah otot, dan sebagian lainnya dikaitkan dengan kerusakan saraf. Jika dibiarkan tanpa perawatan, mata juling bisa berakhir pada kebutaan permanen.

 

Bagaimana merokok saat hamil mengakibatkan mata juling? 

Berbagai zat kimia berbahaya dalam rokok bisa masuk ke dalam tubuh Mums dan diteruskan ke janin melalui plasenta. Hal ini berpotensi mengganggu pertumbuhan janin. Selain rokok, zat dalam tembakau, alkohol, serta kafein juga bisa memengaruhi otak janin. Pada penelitian yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology dilaporkan bahwa ibu hamil yang merokok antara 5-9 batang rokok per hari memiliki 38% risiko lebih tinggi untuk janinnya mengalami mata juling, dibandingkan dengan ibu non-perokok. Sedangkan jika merokok lebih dari 10 batang per hari, risiko akan meningkat hingga 90%.

 

Dampak Lain Merokok saat Hamil

Selain itu, berbagai hal ini juga perlu diwaspadai apabila ibu yang sedang hamil merokok:

  • Dua bungkus rokok per hari bisa mengurangi hingga 0,5 kg atau lebih berat bayi, berpotensi menjadikan bayi underweight atau lahir dengan berat rendah.
  • Bayi dengan berat rendah cenderung memiliki organ tubuh yang tidak berkembang dengan baik, meliputi jantung dan paru-paru.
  • Perkembangan paru-paru yang belum sempurna bisa menyebabkan gangguan pernapasan pada bayi, dan rentan menderita asma.
  • Bayi dengan ibu perokok memiliki 2 hingga 3 kali risiko mengalami sudden infant death syndrome (SIDS). SIDS merupakan kondisi dimana bayi berusia dibawah setahun meninggal secara tiba-tiba saat tertidur.
  • Ibu yang hamil saat trimester pertama kehamilan berpotensi melahirkan bayi dengan kecacatan pada jantung.
  • Anak dari ibu yang merokok saat hamil cenderung memiliki gangguan belajar, masalah perilaku, dan IQ yang relatif lebih rendah.

 

Jadi, Mums sudah tahu kan mengapa kebiasaan merokok sebaiknya dihindari saat hamil? Jangankan menjadi perokok aktif, Mums juga sebaiknya menghindari asap rokok atau menjadi perokok pasif. Selamat menjalani kehamilan bebas asap rokok ya, Mums!