Sudah menjadi rahasia umum bahwa rokok meningkatkan berbagai risiko penyakit, seperti kanker paru-paru, asma, sakit jantung, hingga kerusakan DNA. Tapi ternyata, risiko ini bisa menjadi 2 kali lipat lebih berbahaya pada wanita dibanding pria. Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita lebih rentan terkena kanker paru-paru walaupun mereka tidak menghirup lebih dalam dan mulai merokok lebih telat dibanding pria. Mengapa bisa demikian?

 

Hormon Estrogen dan Jaringan Paru-paru

Kepala bagian paru-paru di Sloan-Kettering Cancer Center, New York, Profesor Diane Stove menjelaskan bahwa faktor utama meningkatnya risiko kanker paru-paru pada wanita akibat rokok, yaitu karena kadar hormon estrogen serta jaringan paru-paru yang berbeda dari pria. Wanita juga lebih rentan terhadap penyumbatan paru-paru kronis yang mematikan. Dalam penelitian yang melibatkan 1.000 perokok pria dan 700 perokok wanita di Jepang, ditemukan bahwa perokok wanita terdiagnosis kanker paru 2 tahun lebih awal dibandingkan perokok pria.

 

Faktor Lain

Tidak hanya karena hormon dan jaringan paru-paru yang berbeda, tubuh wanita juga memproses zat karsinogen (zat yang bisa menyebabkan kanker) secara berbeda dengan tubuh pria. Pada pria, zat karsinogen akan dieksresikan atau dikeluarkan dalam urine, tetapi hal ini tidak terjadi pada wanita. Bukannya dikeluarkan, zat karsinogen malah akan berubah menjadi bentuk karsinogen lain. Hal ini bisa menyebabkan mutasi pada gen yang menekan tumor.

 

Wanita juga memiliki 2 kali efek karsinogenik pada tubuhnya dibandingkan dengan pria. Banyak penelitian menemukan wanita perokok memiliki risiko lebih besar terkena kanker paru-paru. Asumsi utama dari hal ini karena hormon estrogen mendorong proses pembentukan sel kanker. Belum ada alasan pasti mengenai faktor lain yang turut berperan dalam peningkatan risiko ini.

 

Merokok saat Hamil

Satu lagi faktor kesehatan yang akan dialami oleh wanita perokok, yaitu ketika merokok pada masa kehamilan. Selain dampaknya pada tubuh, wanita yang merokok selama masa kehamilan juga meningkatkan berbagai risiko pada janin yang dikandungnya. Berbagai risiko tersebut meliputi:

  • Berkurangnya asupan oksigen untuk ibu dan janin.
  • Meningkatkan detak jantung janin.
  • Meningkatkan risiko keguguran, meninggalnya janin di dalam rahim, dan kelahiran prematur.
  • Meningkatkan risiko masalah paru-paru pada bayi.
  • Meningkatkan risiko kelahiran cacat.
  • Meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome/SIDS (meninggalnya bayi saat tidur).

 

Efek merokok memang tidak memandang gender dan usia, karena itu baik pria maupun wanita, sebaiknya berhenti dan jauhkan diri dari risiko berbagai penyakit yang disebabkan oleh rokok.