Apakah Kamu salah satu dari jutaan orang di dunia yang didiagnosis menderita depresi? Atau Kamu belum didiagnosis depresi namun mengalami gejalanya. Salah satu gejala utama depresi adalah rasa sedih yang berkepanjangan hingga tidak ingin melakukan apapun. Padahal Kamu tidak harus menjadi depresi jika tahu lima cara  hidup bahagia.

 

Depresi adalah gangguan mental yang paling sering ditemui. Depresi membutuhkan penanganan atau harus diterapi, tidak bisa dibiarkan sembuh dengan sendirinya. Kamu bisa terhindar dari depresi jika bisa mengelola masalah. Tentunya tidak mudah. Hidup pasti tidak bisa lepas dari masalah.

 

 

Baca juga: Benci Melihat Orang Lain Bahagia? Jangan-jangan Narsistik!

 

Lima Cara Hidup Bahagia 

Berikut ini adalah lima cara hidup bahagia. Kelimanya sudah diteliti dan terbukti membantu seseorang mendapatkan dorongan mood yang sangat dibutuhkan untuk bahagia.

1. Genetik

Kita tentu tidak bisa memilih orang tua kita. Padahal gen orang tua adalah salah satu kunci atau faktor yang menentukan kebahagiaan seseorang. Faktor genetik bahkan mengalahkan faktor lingkungan dalam mendatangkan kebahagiaan, menurut para ahli.

 

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science menunjukkan bahwa perbedaan DNA dapat menjelaskan mengapa beberapa orang cenderung lebih stabil secara emosi dan sosial

 

Meski begitu, warisan gen tidak otomatis menjadi tiket menuju hidup bahagia. Ada faktor eksternal yang juga ikut berperan. Tetapi setidaknya, faktor keturunan bisa membuat seseorang bertahan dan tetap bahagia meskipun didera masalah besar.

 

Para peneliti di Kanada tahun 2006 berhasil melumpuhkan depresi pada tikus dengan merekayasa genetik hewan ini. Temuan ini menjadi harapan suatu saat nanti  kebahagiaan manusia dapat ditingkatkan dengan memanipulasi gen. 

 

Baca juga: Salah Asuh Menyebabkan Orang Dewasa Sulit Kendalikan Emosi



2. Banyak Memberi

Menurut penelitian yang dipublikasikan tahun 2008, dengan hanya menyumbang 5 dolar, sudah cukup membuat seseorang merasa lebih bahagia. Bagi yang sudah menikah, tindakan tanpa pamrih juga dapat membantu pernikahan menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan bersama dan pasangan.

 

Memberi atau membantu sesama adalah salah satu cara hidup bahagia yang sudah banyak dibuktikan dengan penelitian. Biasanya, setelah melakukan perbuatan baik, orang akan merasa hidup mereka lebih berarti dan memiliki tujuan. Inilah pendorong rasa bahagia.

 

Baca juga: Suka Memberi dan Beramal? Ternyata Ini Manfaatnya bagi Kesehatan!


3. Selalu Optimis

Saat Kamu sedih, pikirkan tempat yang indah yang akan membuat Kamu tersenyum. Manusia ternyata lebih tangguh daripada yang kita pikirkan. Manusia terbukti dapat bertahan dalam masa-masa sulit.

 

Buktinya ditunjukkan dalam penelitian 2005 yang mengamati perubahan suasana hati pada pasien dialisis. Meskipun harus menjalani cuci darah 2-3 kali seminggu, pasien yang berpikir positif akan selalu memiliki mood yang bagus. Sebaliknya pasien lainnya meskipun kondisinya sehat, akan menjadi stres saat diminta memikirkan jadwal dialisis mereka setiap minggu.


Ingat apa kata Winston Churchill, "Orang pesimis melihat melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, namun orang yang optimis akan melihat peluang dalam setiap kesulitan."



4. Olahraga

Olahraga sampai Kamu bermandikan keringat jika dilakukan secara konsisten, dan dijalani bersama dengan pengobatan dan konseling, dapat membantu orang melawan depresi. 

 

Dalam kondisi marah atau stres, kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol.  Hormon ini akan meningkatkan tekanan darah dan gula darah, melemahkan respons kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan organ. Jika berlahraga, tubuh mengeluarkan  endorfin yang akan membakar kortisol, mengembalikannya ke tingkat normal tubuh.

 

Endorfin yang dilepaskan otak setelah Kamu berlari, bersepeda atau latihan aerobik, juga berperan sebagai penghilang rasa sakit. Untuk mendapatkan manfaat olahraga secara maksimal, pastikan intensitas diatur sesuai tingkat stres yang Kamu alami. Tantang tubuh Kamu untuk terus beradaptasi dengan menambah durasi dan intensitas olahraga.

 

Baca juga: Ingin Tetap Sehat di Usia Senja, Ini Rahasianya!
 


5. Santai

Jika Kamu memiliki gen yang tepat, suka beramal dan tidak mementingkan diri sendiri, selalu optimis dan aktif berolahraga tetapi masih mengalami kesedihan, apa yang harus dilakukan? Jawabannya adalah: santai saja. Biarkan waktu yang akan menjawabnya. 

 

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2 juta orang di 80 negara yang dirilis pada bulan Januari lalu menemukan bahwa depresi adalah masalah paling umum di antara orang dewasa usia 40-an. Jadi Kamu tidak sendiri Gengs. Hal ini dikaitkan dengan gejolak psikologis kaum muda yang tengah mencari tujuan hidup, sehingga kerap dilanda stres.

 

Dibuktikan melalui penelitian pada orang Amerika bahwa masa terburuk serangan depresi menghantam wanita sekitar usia 40, dan pria sekitar usia 50. Tetapi dengan bertambahnya usia, manusia cenderung lebih bisa menyaring hal-hal negatif dan hanya fokus pada apa yang membuat mereka bahagia.

 

Penelitian lain di Amerika menemukan, orang-orang yang selesai berjuang melawan kanker, penyakit jantung, diabetes atau hambatan lain yang berhubungan dengan kesehatan, akan dapat menua dengan bahagia. Kelompok yang diteliti berusia antara 60 hingga 98 tahun. Sepertinya, rasa syukur menjadi kunci kebahagiaan mereka setelah diterpa badai. 

 

Jadi Geng, happiness, it seems, takes time. Untuk mencapai kebahagiaan tampaknya membutuhkan waktu. Jadi jangan putus asa dan lakukan lima cara hidup bahagia di atas!

 

Baca juga: Inilah Permasalahan Mental yang Sering Dialami Orang Lanjut Usia





 Referensi:

Sovereignsilver.com. Five keys to living a happy life. 

Huffpost.com. The key to living a happier life.