Saat terdiagnosis diabetes, wajar jika ada persaaan marah, sedih dan dan mempertanyakan “mengapa saya?”  Perasaan-perasaan seperti ini adalah bagian dari proses sampai Diabestfriend akhirnya menerima diabetes dalam hidup. Meskipun bersifat sementara, namun kemarahan dan kesedihan ini harus dikendalikan karena dapat menjadi depresi dan merugian Diabestfriend dan juga orang terdekat.

 

Pada akhirnya Diabestfriend akan sampai pada titik tertentu, yaitu menerima diagnosis diabetes dan mengambil tindakan. Dengan terus menyangkalnya, Diabestfriend berisiko akan mengabaikan perawatan diabetes dan penyakit  ini semakin merusak tubuh Diabestfriend.

 

Depresi pada Penderita Diabetes: Lebih dari Sekadar Suasana Hati yang Buruk

Sedih berkepanjangan, menyangkal, dan marah, jika dibiarkan terus menerus dapat mengarah pada gangguan mental bahkan depresi penderita diabetes. Depresi adalah kondisi  kesehatan yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam sehingga membuat penderitanya kehilangan minat terhadap aktivitas lainnya dan juga berdampak pada hubungan sosial dan performa kerja.

 

Gejala depresi bisa ringan hingga berat, dan meliputi:

  • Merasa sedih atau kosong
  • Kehilangan minat pada aktivitas favorit
  • Makan berlebihan atau tidak ingin makan sama sekali
  • Tidak bisa tidur atau terlalu banyak tidur
  • Mengalami kesulitan berkonsentrasi atau mengambil keputusan
  • Merasa sangat lelah
  • Merasa putus asa, mudah tersinggung, cemas, atau bersalah
  • Mengalami pegal atau nyeri, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan
  • Memiliki pikiran untukbunuh diriatau kematian

 

 

Data menunjukkan, penderita diabetes 2 hingga 3 kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan orang tanpa diabetes. Hanya 25% hingga 50% penderita diabetes yang mengalami depresi dapat didiagnosis dan diobati. Jika menemukan gejala-gejala di atas segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan dan  mendapatkan pengobatan. 

 

Berita baiknya, pengobatan dan perawatan yang baik hasilnya bisa mengembalikan kesehatan mental pasien dengan sangat efektif. Semakin dini depresi diobati, semakin baik kualitas hidup penderita diabetes dan juga diabetesnya bisa dikendalikan.

 

Dampak Depresi pada Penderita Diabetes

Perasaan tertekan, bahkan tanpa harus menjadi depresi, pada penderita diabetes yang tidak ditangani, akan menyebabkan pasien melakukan kebiasaan tidak sehat. Misalnya, berhenti memeriksa gula darah, bahkan melewatkan janji dengan dokter. 

 

Hal ini terjadi pada banyak, bahkan mungkin sebagian besar, pengidap diabetes. Bahkan perasaan tertekan ini sering kali dialami setelah bertahun-tahun menderita diabetes. Menurut penelitian, dalam periode 18 bulan, 33% hingga 50% penderita diabetes mengalami tekanan diabetes.

 

Tekanan diabetes bisa terlihat seperti depresi atau kecemasan, namun tidak dapat diobati secara efektif dengan obat-obatan. Pendekatan yang disarankan dapat membantu:

  • Menemui ahli endokrinologi untuk perawatan diabetes. Dokter spesialis ini kemungkinan besar memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan diabetes dibandingkan dokter
  • Mintalah dokter untuk merujuk pasien ke konselor kesehatan mental yangmemiliki spesialisasi penyakit
  • Diskusi dengan orang yang teredukasi diabetes, atau masuk ke komunitas diabetes.
  • Fokus saja pada pengelolaan diabetes daripada berpikir hal-hal lainnya.