Wanita biasanya memiliki kemampuan multitasking. Apalagi bagi wanita bekerja sekaligus ibu rumah tangga. Maka semua urusan menjadi tanggungjawab seorang wanita, dan kadang menguras fisik dan tenaga. Tanpa disadari wanita kadang mengalami gejala kerusakan saraf tepi. Maka penting untuk tahu cara mencegah kerusakan saraf, khususnya pada wanita.

 

Lelah dan otot pegal mungkin kerap dialami wanita. Gejala ini kerap dianggap biasa. Padahal jika disertai gejala lain seperti kesemutan, kebas, nyeri, hingga mati rasa bisa jadi merupakan gejala kerusakan saraf tepi atau neuropati. Bagaimana cara mencegah kerusakan saraf? 

 

Baca juga: Asik Bermain Gadget Picu Kerusakan Saraf

 

Apa itu Neuropati?

Risiko neuropati dapat terjadi pada siapapun termasuk wanita. Dengan beragam perannya di rumah dan tempat kerja, wanita rentan terkena risiko gejala neuropati melalui gerakan salah yang berulang dan berdurasi lama dalam aktivitas harian.

 

Ibu rumah tangga berisiko gejala neuropati dengan mengerjakan aktivitas rutin rumah tangga yang berulang seperti mencuci, memasak, menyapu, mengepel, dan sebagainya. Bila dilakukan dengan posisi yang tidak benar dapat menyebabkan trauma pada saraf.

 

Begitu pula pada wanita yang bekerja di kantor. Terlalu fokus bekerja dengan mengetik di laptop dan tidak mengubah posisi duduknya dalam waktu lama juga rentan terkena neuropati.

 

Ditambah lagi dengan penggunaan high heels terlalu lama yang dapat menyebabkan perubahan pada bagian telapak kaki dan akhirnya memicu gangguan saraf. Belum lagi bila penderita adalah pasien diabetes, yang merupakah salah satu penyebab utama dari neuropati.

 

Baca juga: Ada Teknologi Terbaru untuk Obati Saraf Kejepit

 

Gejala Kerusakan Saraf Tepi

Dr. Ade Tobing, SpKO, Spesialis Kedokteran Olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), menjelaskan, “Faktor gerakan berulang, getaran yang lama pada pergelangan tangan ke atas dan ke bawah, yang cukup signifikan berkontribusi terhadap risiko neuropati,” jelasnya saat memberikan edukasi tentang neuropati di sela-sela acara Women’s Health Expo 2019 (4/8). Acara ini didukung oleh Neurobion dari P&G Health.

 

Menurut dr. Ade, gerakan-gerakan terssebut akan menyebabkan tendon di pergelangan tangan mengalami peradangan dan akhirnya menekan saraf di daerah pergelangan tangan yang jika berlangsung lama dapat menyebabkan neuropati.

 

Gejala neuropati atau gejala kerusakan saraf tepi yang umum dirasakan adalah:

  • Mati rasa
  • Rasa baal atau kebas di tangan atau kaki
  • Nyeri jika digerakkan untuk aktivitas
  • Kesemutan yang tidak kunjung hilang

 

Baca juga: Neuropati Diebetes, Diawali Kesemutan di Tangan dan Kaki

 

Cara Mencegah Kerusakan Saraf

Karena itu, penting untuk mencegah neuropati. Caranya adalah dengan melatih saraf. “PDSKO sudah menngenalkan senam khusus untuk menjaga kesehatan saraf yang disebut Neuromove. Gerakan Neuromove dapat membantu melemaskan otot dan saraf akibat tekanan tersebut, serta membantu mengaktifkan sel-sel saraf sehingga dapat mencegah neuropati,” jelas dr. Ade. 

 

Neuromove adalah gerakan olahraga yang didesain secara khusus untuk mengaktifkan sel-sel saraf, seperti gerakan menyilang batang tubuh, koordinasi bola mata, tangan, keseimbangan, dan fokus pada gerakan stretching untuk peregangan yang dapat menghindari cedera.

 

Neuromove sangat praktis dan mudah dilakukan di mana saja, cukup 15-20 menit untuk keseluruhan gerakan atau 5-10 menit untuk gerakan inti yang dapat dilakukan di area kantor atau rumah yang terbatas.

 

Baca juga: Tangan Kesemutan Bisa Jadi Gejala Kerusakan Saraf

 

Konsumsi Vitamin Neuotropik

Selain aktif berolahraga dan melatih saraf dan otot, para wanita juga dianjurkan mengonsumsi vitamin yang menunjang kesehatan saraf. Vitamin ini dikenal sebagai vitamin neurotropik.

 

Vitamin neurotropik terdiri dari vitamin B1,B6 dan B12. Sebuah penelitian yang disebut NENOIN, dilakukan dengan memberikan vitamin neurotropik selama 3 bulan atau 90 hari pada penderita neuropati.

 

Ternyata pemberian selama 90 hari berturut-turut dapat menurunkan gejala neuropati sampai 62,9% terutama kesemutan, rasa kebas, dan nyeri.


Drg. Swasty Dwirayunita selaku Associate Medical Manager Consumer Health, P&G Health, mengungkapkan, “Kesadaran masyarakat untuk konsumsi vitamin neurotropik masih rendah, hanya berkisar 30,2%. Karena itulah dibutuhkan edukasi berkesinambungan agar masyarakat terus memiliki saraf yang sehat dan hidup produktif.”

 

Baca juga: Inilah Gejala Kamu Kekurangan Vitamin B12