Sebagian besar penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi, salah satunya neuropati diabetes. Masalah ini berasal dari kerusakan saraf dan kemudian menimbulkan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit. Gejala ini akan semakin muncul jika durasi diabetes cukup lama dan kadar gula tidak terkontrol. 

 

Gejala neuropati diabetes bisa ringan, namun bisa sangat berat hingga mengganggu aktivitas dan pergerakan penderita diabetes. Maka mencegah agar tidak sampai terjadi komplikasi neuropati diabetes harus dilakukan sejak awal, sejak terdiagnosis diabetes.

 

Selain mengendalikan gula darah dengan mengatur pola makan, olahraga, dan minum obat teratur, ada pendekatan khusus yang sebaiknya dilakukan penderita diabetes untuk mencegah kerusakan saraf. Apa ya kira-kira pendekatan yang dimaksud?

 

Baca juga: Cara Mencegah Kerusakan Saraf Bagi Para Wanita

 

Terjadinya Neuropati Diabetes

Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, spesialis penyakit dalam dan Ketua Pesatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok, menjelaskan, pada penderita diabetes, kadar gula dalam tubuh yang tinggi dalam kurun waktu yang lama akan melemahkan dinding pembuluh darah yang memberikan nutrisi ke sel saraf, sehingga dapat merusak sel saraf.

 

"Hal itu yang menyebabkan penderita diabetes memiliki risiko tinggi terkena kerusakan saraf tepi atau neuropati perifer. Jika diabetes dan kerusakan saraf tidak segera ditangani sedini mungkin, maka akan mencapai tahap krusial, sehingga kelainan saraf tersebut makin sulit untuk dapat pulih seperti semula," jelasnya dalam acara Hari Diabetes Sedunia, yang diselenggarakan P&G Health dan Neurobion di Jakarta (18/11).

 

Data International Federation (IDF) Tahun 2017 menunjukkan bahwa 50 persen penderita diabetes berisiko terkena gejala neuropati. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 10 juta kasus diabetes dan data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2018 sebesar 10,9% yang menggunakan konsensus PERKENI 2015.

 

Menurut Prof. Mardi, neuropati merupakan concealed disease, yang bila tidak diobati akan terus berkembang dan dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup. Maka dari itu, keluarga berperan penting untuk membantu mencegah dan mendeteksi risiko gejala neuropati agar penderita dapat segera mendapatkan diagnosa akurat sedini mungkin.

 

Penderita diabetes yang merasakan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Karena jika tidak diatasi, rasa kebas dapat memungkinkan penderita tidak merasakan jika terluka atau terkena benda tajam.

 

"Jika sampai terjadi luka, penderita diabetes akan menurun kualitas hidupnya dan berpengaruh terhadap kondisi keluarga secara keseluruhan. Oleh karena itu, keluarga berperan sangat penting, terutama untuk memastikan penderita diabetes mengontrol gula darah dan mampu mengelola diri secara optimal," ujar Prof. Mardi.

 

Baca juga: Ini Penyebab Sakit pada Telapak Kaki! 
 

Cara Mencegah Neuropati Diabetes

Penderita diabetes perlu memahami komplikasi pada saraf dan harus mendapatkan edukasi pencegahan neuropati. Langkah awal mencegah neuropati diabetes adalah mengendalikan gula darah, bagi yang sudah terdiagnosis diabetes maupun yang berisiko diabetes. dr. Endang Sri Wahyuni, MKM, Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Napza dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, pihaknya rutin mengadakan cek gula darah untuk warga DKI melalu Posbindu.
 
 
“Program deteksi dini dan edukasi tentang penyakit tidak menular termasuk diabetes selalu menjadi prioritas. Tak hanya bagi penderita diabetes, kami juga ingin menjadikan keluarga sebagai kunci kualitas hidup penderita diabetes, agar mampu meningkatkan awareness mengenai risiko komplikasi pada penderita diabetes, salah satunya neuropati," kata dr Endang.
 

Mengendalikan gula darah bisa dilakukan dengan menjaga pola pamak rendah gula dan karbohidrat serta tinggi serat, berolahraga 3-5 kali seminggu, minum obat diabetes teatur dan cek kesehatan rutin termasuk tes HbA1c. 

 

Penderita diabetes juga bisa mengonsumsi vitamin neurotropik yang telah terbukti dapat mengurangi gejala neuropati pada penderita diabetes. Berdasarkan Studi Klinis 2018 bernama NENOIN, konsumsi vitamin neurotropik (kombinasi vitamin B1, B6 dan B12) dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga dalam 3 bulan periode konsumsi hingga 66% pada penderita diabetes.

 

Baca juga: Inilah Gejala Kamu Kekurangan Vitamin B12

 

 

Sumber:

Diskusi dan Edukasi tentang Neuropati Diabetes oleh P&G Health di Jakarta, 18 November 2019