Neuropati adalah gangguan pada sistem saraf tepi yang bisa terjadi akut ataupun kronis. Saraf tepi atau perifer menghubungkan sistem saraf pusat dengan semua bagian penting tubuh. Penyebab tersering neuropati adalah diabetes. Apa dampak neuropati pada diabetes?

 

Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menjelaskan, selain diabetes, neuropati bisa disebabkan karena infeksi, saraf terjepit di leher, kekurangan nutrisi, dan lain-lain.

 

Masalah neuropati menunjukkan peningkatan tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi hampir di semua negara. Angka kejadian neuropati khususunya karena diabetes sangat bervariasi antara 9,6-88,7% di semua negara secara global.

 

Data dari American Diabetes Association menunjukkan, tahun 2013 kasus neuropati diabetik adalah 6,9%, namun di tahun 2018 meningkat menjadi 8,5%. Sayangnya hanya 30% yang terdiagnosis dan 70% lainnya tidak terdiagnosis.

 

“Karena tidak terdiganosis, banyak yang datang ke dokter pada tahapan yang sudah lanjut. Lima puluh lima persen pasien neuropati datang dalam keadaan yang berat. Ini akan menyulitkan penyembuhan,” jelas dr. Manfaluthy dalam press conference memperingati Neuropathy Awareness Week 2022, yang diadakan P&G Health, Senin (20/6).

 

Baca juga: Kerusakan Saraf Membuat Penderita Diabetes tak Merasakan Gejala Serangan Jantung
 

Bagaimana Neuropati Terdiagnosis?

Survei yang dilakukan pada 60 dokter menunjukkan, umumnya neuropati diabetik didiagnosis dari gejalanya, jarang menggunakan pemeriksaan yang lengkap.

 

Gejala umum neuropati adalah seperti kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi terbakar di tangan dan kaki. Jika dibiarkan, gangguan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.

 

Dampak Neuropati pada Penderita Diabetes

Pada orang dengan diabetes, selain rasa tidak nyaman akibat gejala umum neuropati, luka di kaki atau tangan juga sulit sembuh. Menurut dr. Manfaluthy, luka diabetes sulit sembuh jika penderitanya sudah mengalami kerusakan saraf tepi karena alasan berikut:

 

- Saraf sudah rusak sehingga saat luka tidak dirasakan. Berawal dari luka kecil, lama-lama luka semakin membesar.

- Diabetes yang tidak terkontrol akan menyebabkan gangguan peredaran darah di kaki dan tangan sehingga bila ada luka, maka luka tidak mendapat pasokan darah yang cukup yang penting untuk proses penyembuhan.

- Kadar gula yang tidak terkontrol juga akan menjadi media yang baik untuk tumbuhnya bakteri yang memperparah luka karena infeksi.

 

Baca juga: Jangan Abaikan Kesemutan Tanda Kadar Gula Tinggi
 

Asupan Vitamin B Penting untuk Mencegah Neuropati

Penyebab gangguan saraf tepi selain karena penyakit tertentu, kondisi fisik, usia lanjut, juga dapat disebabkan kurangnya asupan nutrisi, terutama vitamin B. “Vitamin B berperan penting karena mampu meregenerasi sel saraf sehingga asupan vitamin B harus tercukupi untuk menjaga kesehatan saraf tepi,” jelas dr. Manfaluthy.

 

Deteksi dini sangatlah penting agar pengobatan lebih awal dapat dilakukan, termasuk pemberian vitamin neurotropik. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah dampak neuropati yang lebih berat, karena kerusakan saraf dapat bersifat irreversible jika lebih dari 50% serabut saraf telah rusak..

 

Neuropathy Awareness Week diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang neuropati. P&G Health secara khusus mengadakan kampanye ‘Feel Life' dalam rangka memperingati Neuropathy Awareness Week 2022.

 

Kampanye ini dilakukan selama Mei-Juni 2022 dengan rangkaian program antara lain simposium medis tenaga profesional kesehatan bersama IDI, Perdossi, dan PAPDI dengan target lebih dari 4.000 dokter, edukasi masyarakat dan kampanye media sosial tentang neuropati melalui akun resmi Neurobion @NeurobionID, dan roadshow Neuropati Check Point (NCP) di 5 titik di Jakarta yang meliputi pemeriksaan kesehatan saraf gratis dan konsultasi dengan praktisi kesehatan.

 

Baca juga: Vitamin dan Supleman Ini Bermanfaat Mengatasi Gejala Neuropati Diabetes