Kadar gula darah rendah atau bisa juga disebut hipoglikemia, merupakan kondisi di mana angka kadar gula darah sangat rendah hingga mencapai 70 miligram per desiliter (mg/dL) atau kurang. Gejala hipoglikemia di antaranya lelah dan mengeluarkan keringat berlebihan, sangat lemah, bahkan hilang kesadaran. 

 

Kondisi hipoglikemia sering dialami penderita diabetes tipe 1, yang sangat bergantung pada suntikan insulin karena pankreas memproduksi insulin terlalu sedikit atau sama sekali tidak memproduksinya. Namun, orang dengan diabetes tipe 2 juga bisa mengalaminya, biasanya terkait dengan asupan makanan yang tidak teratur. 

 

Hipoglikemia dikaitkan dengan penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi kerap datang berbarengan dengan diabetes. Berikut lebih jelasnya bagaimana kadar gula darah rendah menyebabkan tekanan darah tinggi!

 

Baca juga: Kadar Gula Darah yang Direkomendasikan, Cek Grafik Berikut!
 

Hipoglikemia Menyebabkan Hipertensi

Tubuh kita mendapatkan energi dari gula yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi. Insulin berfungsi menarik gula yang sudah diubah menjadi glukosa dari pembuluh darah dan memasukkannya ke dalam sel-sel, untuk digunakan sebagai energi.

 

Ketika kadar gula darah sangat rendah, tubuh mencoba menjaga agar organ-organ penting tetap bekerja, antara lain dengan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. 

 

Baca juga: 5 Karbohidrat yang Cepat Menaikkan Gula Darah, Nasi Putih di Posisi Berapa?
 

Efek Jangka Panjang Hipoglikemia pada Jantung dan Pembuluh Darah

Kondisi hipoglikemia yang berulang bisa menyebabkan perubahan permanen pada tekanan darah dan meningkatkan risiko hipertensi pada penderita diabetes. Kadar gula darah rendah juga bisa menyebabkan perubahan kognitif (intelektual) jangka panjang, ritme jantung tidak teratur (aritmia jantung), dan serangan jantung. 

 

Tekanan darah tinggi sendiri merupakan faktor risiko untuk serangan stroke. Tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko terkena gangguan otak, penyakit jantung, dan ginjal. Kerusakan organ dan disfungsi kognitif juga bisa terjadi. Oleh sebab itu, kalau hipertensi tidak dikontrol, bisa menyebabkan penyakit berbahaya, seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan demensia. 

 

Hipertensi juga menyebabkan dinding arteri mengalami tekanan, sehingga membuat jantung harus bekerja lebih keras memompa darah. Hal ini bisa merusak otot jantung. 

 

Satu penelitian kecil pada 22 penderita diabetes tipe 1 menemukan hubungan antara kadar gula darah rendah dengan tekanan darah tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa hipoglikemia lama kelamaan bisa menyebabkan hipertensi.

 

Baca juga: Makan Gorengan Memicu Diabetes, Kurangi Mulai Sekarang!
 

Cara Menghindari Hipoglikemia

Berikut beberapa tips untuk mencegah kadar gula darah rendah:

  • Memiliki jadwal makan rutin dan teratur.
  • Makanan yang dikonsumsi memiliki gizi seimbang.
  • Selalu membawa camilan sehat saat bepergian.
  • Cek kadar gula darah rutin.
  • Buat catatan makanan untuk membantu mengidentifikasi makanan-makanan apa yang memicu kadar gula darah tidak stabil. 

Terkadang, kadar gula darah rendah tidak dapat dicegah. Oleh sebab itu, sebaiknya selalu bawa tablet glukosa atau makanan yang mengandung karbohidrat kerja cepat, misalnya buah pisang.

 

Aturan 15-15 bisa membantu Diabestfriends meningkatkan kadar gula darah. Aturan 15-15 berarti makan karbohidrat kerja cepat sebanyak 15 gram, kemudian cek kadar gula darah setelah 15 menit.

 

Kalau kadar gula darah tidak juga berubah dalam kurun waktu 15 menit, ulangi langkah tersebut, sampai kadar gula darah berada di angka yang ditargetkan. 

 


Sumber:

Very Well Health. Can Low Blood Sugar Cause High Blood Pressure?. April 2022.
Centers for Disease Control and Prevention. Low Blood Sugar (Hypoglycemia).
American Diabetes Association. Hypoglycemia (Low Blood Sugar).
Frier BM, Schernthaner G, Heller SR. Hypoglycemia and cardiovascular risks. Diabetes Care. 2011;34 Suppl 2(Suppl 2):S132-7. doi:10.2337/dc11-s220
Freeman J. Management of hypoglycemia in older adults with type 2 diabetes. Postgrad Med. 2019;131(4):241-250. doi:10.1080/00325481.2019.1578590