Generasi sekarang tidak bisa lepas dari telepon genggam atau smartphone. Termasuk Kamu tentunya Geng Sehat. Data dari Internet of Things (IoT) Indonesia, menyebutkan 98,2% milenial menggunakan smarthone rata-rata 7 jam sehari.

 

Fita Indah Maulani, Sekjen Asosiasi IoT Indonesia, memaparkan, penggunaan internet melalui ponsel, tablet atau layar komputer akan semakin masif seiring perluasan jaringan internet hingga ke daerah pelosok. “Tidak hanya pada anak muda tetapi bahkan usia dewasa lanjut pun akan sangat tergantung pada penggunaan smartphone,” jelas Fita dalam acara diskusi media “Love Your Nerve with Neurobion” di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2019.

 

Padahal terlalu lama beraktivitas dengan ponsel bukannya tidak berisiko. Salah satunya kerusakan saraf tepi terutama di tangan, lengan, dan leher. Kamu sering merasakan pegal, kesemutan bahkan kebas di salah satu tangan yang aktif memegang smartphone? Jangan-jangan Kamu terkena neuropati. Salah satu penyebab kerusakan saraf tepi adalah bermain ponsel.

 

Dr. Manfaluthy Hakim spesialis saraf, Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi dari Perdossi Pusat menjelaskan lebih jauh apa itu neuropati dan cara mencegahnya!

 

Baca juga: Neuropati Diebetes, Diawali Kesemutan di Tangan dan Kaki

 

Ponsel, Salah Satu Penyebab Kerusakan Saraf Tepi 

Riset global menunjukkan 80% pengguna ponsel mengecek handphone-nya secepat kilat setelah bangun tidur. Tidak sampai 5 menit setelah bangun tidur, rata-rata orang akan menuju telepon genggamnya dulu, alih-alih beraktivitas yang lebih sehat. 

 

Dalam sehari, menurut Fita, rata-rata orang akan mengecek ponselnya 47 kali meskipun tidak ada panggilan masuk. Dari kebiasaan ini saja sudah nampak bahwa handphone saat ini sudah menjadi kebutuhan utama manusia di muka bumi.

 

Di Indonesia, menurut data APJII ada 143,26 juta atau 54,7% dari total populasi yang menggunakan internet. 50,08% nya mengakses internet menggunakan ponsel, dan hanya 25,72% menggunakan laptop atau komputer.

 

Kecanduan gawai sampai menghadirkan nomophobia yaitu ketakutan irasional atau tidak dapat menggunakan ponsel, dan ini menjadi masalah serus. 



“Tanpa disadari adalah, kebiasaan ini berisiko menyebabkan kerusakan saraf tepi atau neuropati. Aktivitas dengan gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai terlalu lama. Bagian tubuh pengguna gawai yang berisiko terkena neuropati adalah jari tangan karena dapat menyerang saraf tangan dan menyebabkan kesemutan atau kebas hingga rasa nyeri yang menetap,” jelas dr. Luthy.

 

Mengapa ponsel menjadi salah satu penyebab kerusakan saraf tepi? Ketika bermain gawai, tambah dr. Luthy, jari-jari tangan, jempol, lengan dan siku umumnya selalu pada posisi tertentu, dalam waktu yang lama. Hal ini memiliki potensi kerusakan saraf di tangan.



Saraf tepi yang mengalami kerusakan tidak hanya saraf motorik yang bertanggung jawab pada gerakan, namun juga saraf sensorik yang menentukan perabaan. Tidak heran jika kedua saraf ini rusak akan menyebabkan gejala tangan kebas (tidak merasakan apapun), nyeri, dan sebagainya.

 

Baca juga: Lakukan 6 Cara Berikut agar Tidak Kecanduan Smartphone!

 

Neuropati Akibat Jeratan

Dr. Manfaluthy menambahkan, penggunaan ponsel biasanya diakitkan dengan neuropati akibat jeratan. Hal ini untuk membedakan dengan penyebab kerusakan saraf tepi lainnya , misalnya neuropati karena diabetes.

 

Tangan adalah organ yang memiliki persarafan sangat banyak, menjulur dari pangkal lengan, pergelangan tangan hingga ujung jari. Salah satu jenis saraf di pergelangan tangan yang rentan cedera akibat gerakan ritmik atau berulang adalah carpal tunnel, menyebabkan carpal tunnel sindrom (CTS).



Bermain gawai terus menerus selama berjam-jam dalam sehari adalah contoh melakukan gerakan berulang-ulang dan statis. “Meskipun berat handphone hanya 100 gram tetapi jika terlalu lama digunakan akan menjadi beban di tangan dan menjadi penyebab kerusakan saraf tepi,” jelas dr. Luthy.

 

Baca juga: Sering Bermain Gadget? Hati-hati Terkena Sindrom Text-Neck
 

Apa Saja Gejala Neuropati?

Penelitian yang pernah dilakukan Neurobion menunjukkan, 1 dari 2 orang berusia di atas 30 tahun mengalami neuropati. Sebagian besar (50%) berada di kita besar. Untuk usia di bawah 30 tahun, 1 dari 4 orang sudah merasakan kebas dan kesemutan.

 

Gejala neuropati di tahap awal adalah kesemutan, nyeri yang hilang timbul namun jika dibiarkan akan menetap, baal atau kebas, dan pada tahap lanjut otot mengecil, dan bisa terjadi kelumpuhan. “Ketika saraf sudah rusak lebih dari 50%, sudah tidak dapat lagi dikembalikan seperti semula. Oleh karena itu neuropati perlu dicegah dengan cara deteksi dini, banyak melakukan olahraga dan minum vitamin neurotropik,” jelas dr. Luthy.

 

Baca juga: Hati-hati, Bahaya Kesemutan Pada Tangan!

 

Vitamin Neurotropik, Vitamin untuk Kesehatan Saraf Tepi


Jika Kamu belum mengenal vitamin B atau vitamin B kompleks, maka itulah yang disebut vitamin neurotropik. Minum vitamin neurotropik secara rutin terbukti dapat mencegah dan mengurangi gejala neuropati.

 

Studi klinis tahun 2018 yang diberi nama NENOIN membuktikan bahwa konsumsi kombinasi vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas. kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga 62,9% dalam 3 bulan periode konsumsi.

 

Anie Rachmayani, Consumer Health Associate Director of Marketing, PT P&G PHCI Indonesia, mengatakan, Neurobion melalui kampanye terintegrasi Total Solution, ingin mengajak masyarakat merawat sarafnya. Caranya dengan edukasi gejala, dampak, dan pencegahan neuropati. 

 

“Masyarakat bisa memeriksakan dini di ‘Neuropathy Check Point” jika merasakan gejala ringan dan segera konsultasikan ke dokter saraf jika gejala mulai mengganggu,” pungkasnya.

 

Karena ponsel adalah salah satu penyebab kerusakan saraf tepi, yang jika dibiarkan akan berlanjut menjadi berat dan menyebabkan kecacatan dan kelumpuhan, mulai sekarang sayangi saraf Kamu dengan mulai mengurangi penggunaan ponsel. Internet memang bermanfaat, tetapi jika berlebihan atau mengarah pada kecanduan, maka dampaknya bisa sangat merugikan. (AY)



Baca juga: Cegah Kerusakan Saraf Tepi dengan Vitamin Neurotopik