Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan berhubungan dengn kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. Nyeri fisiologis yang disebabkan kerusakan jaringan atau potensi kerusakan jaringan, merupakan hal yang normal. Dalam dunia kedokteran nyeri sudah dimasukkan sebagai gejala vital nomer 5 setelah pernapasan, denyut jantung, temperatur dan tekanan darah. Makanya jika Kamu datang ke IGD karena keluhan nyeri, dokter akan mulai mencari di mana sumber rasa nyeri Kamu.



Proses terjadinya nyeri sangat kompleks, karena melibatkan komponen biologis, psikologis dan sosial. Pada dasarnya tubuh manusia memiliki mekanisme mengendalikan rasa nyeri, terutama nyeri akut. Tetapi pada nyeri yang berkepanjangan atau nyeri kronis, kemampuan mengendalikan nyeri kadang menurun. Di sinilah peran salah satu obat antinyeri bekerja yaitu dengan meningkatkan ambang rasa nyeri.



Ada beberapa jenis nyeri yang Kamu harus tahu, sehingga bisa mencari pengobatan yang tepat. Inilah jenis-jenis nyeri, dikutip dari WebMD dan berbagai sumber:

 

Klasifikasi Nyeri Menurut Durasi

Nyeri dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi mendadak dan durasinya singkat. Penyebabnya biasanya cedera karena kecelakaan atau cedera olahraga, nyeri dada karena serangan jantung dan sebagainya.



Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lama, lebih dari 3 bulan. Penyebabnya biasanya karena penyakit-penyakit seperti kanker atau kerusakan jaringan saraf, misalnya neuropati diabetes. Nyeri kronis sangat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tetapi jangan salah, Gengs! Nyeri akut pun bisa berkembang menjadi nyeri kronis jika tidak ditangani dengan tepat. 

Baca juga: Penyebab Nyeri pada Pantat Saat Menstruasi

 

Mengatasi Nyeri Lutut- Guesehat

 

Nyeri Berdasarkan Lokasi atau Penyebabnya

Nyeri di persendian akibat radang sendi seperti osteoartritis atau rematik artritis adalah salah satu nyeri yang kerap ditemui. Nyeri di persendian termasuk di tulang belakang disebut nyeri muskuloskeletal. Termasuk di dalam kelompok ini adalah nyeri otot. 

Nyeri lain yang kerap dijumpai adalah nyeri di rongga perut. Penyebabnya adalah kerusakan di organ dalam perut. Jika bicara sakit perut ini, kebanyakan orang akan menduga-duga saja penyebabnya, mulai keracunan makanan, sindrom iritasi usus, hingga kanker. Untuk memastikan penyebab nyeri rongga perut, Kamu harus periksa ke dokter.


Adapun nyeri yang berkaitan dengan kerusakan saraf pusat biasanya muncul di kepala. Setiap orang dalam periode hidupnya pasti pernah mengalami sakit kepala. Penyebabnya mulai dari ketegangan saraf di kepala, migren, vertigo atau tumor di otak. Waspada jika nyeri kepala datang sangat intens dan berulang-ulang hingga mengganggu aktivitas.



Jika jenis saraf yang rusak adalah saraf tepi, seperti pada penderita diabetes, maka menyebabkan nyeri hebat akibat neuropati diabetes. Ada juga nyeri karena gangguan saraf di wajah, disebut trigeminal neuralgia. 

 

Baca juga: Trigeminal Neuralgia, Nyeri Wajah yang Menyiksa!
 

Berdasarkan Keparahan Nyeri

Nyeri dibagi menjadi nyeri ringan, sedang, dan berat. Bagaimana menentukannnya? Ada skala untuk mengukur nyeri, biasanya digambarkan dengan emoticon senyum sampai meringis. Kamu akan diminta menunjukkan dengan emoticon untuk menggambarkan seberapa berat nyeri Kamu. Lebih mudah menentukan derajat keparahan nyeri dengan angka 1 sampai 10. 1 untuk nyeri sangat ringan hingga 10 untuk nyeri paling hebat.

 

Cara Mengobati dan Mengatasi Nyeri

Rasa nyeri dirasakan berbeda oleh masing-masing orang. Kamu biasanya diminta menggambarkan rasa nyeri misalnya seperti terbakar, nyeri seperti ditusuk, berkedut, atau nyeri yang sangat tajam. Nyeri juga dirasakan berbeda oleh laki-laki dan perempuan karena respons nyeri antara laki-laki dan perempuan berbeda. Menurut penelitian, laki-laki lebih kuat terhadap nyeri akut karena cedera. 



Sedangkan nyeri kronis lebih banyak dialami perempuan, misalnya migren. Diduga ada pengaruh hormonal dalam migren. Sampai saat ini masih dilakukan penelitian tentang nyeri terkait gender.

Kerusakan jaringan yang menyebabkan nyeri dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan antinyeri sampai jaringan pulih. Biasanya yang sedikit sulit diterapi adalah nyeri kronis misalnya neuropati diabetes dan nyeri kanker. Dibutuhkan manajemen nyeri jangka panjang untuk nyeri kronik agar tidak semakin menurunkan kualitas hidup pasien. 

Baca juga: Pijat saat Keseleo, Apakah Boleh?

 

Bijak Gunakan Antinyeri

Banyaknya pilihan obat penahan nyeri (painkiller) yang beredar di pasaran membuat peluang penyalahgunaan meningkat. Padahal antinyeri adalah obat yang harus digunakan dengan hati-hati untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.



Beberapa penyalahgunaan obat antinyeri yang banyak ditemui di masayarakat adalah overuse (penggunaan berlebihan dan tidak terkontrol), underuse (penggunaan antinyeri yang tidak kuat sehingga tidak mengurangi gejala) dan misuse (pemilihan obat yang salah sehingga nyeri tidak semakin membaik dan berpotensi menyebabkan efek samping).

Geng Sehat jangan sembarangan menggunakan obat pereda sakit, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penanganan nyeri yang tepat. (AY)