Pandemi Covid-19 membuka pandangan kita semua akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menjaga protokol kesehatan. Data BPS menunjukkan 1 dari 4 orang Indonesia tidak memiliki akses ke fasilitas cuci tangan dasar, dan hanya separuh fasilitas publik yang memiliki fasilitas CTPS yang berfungsi.

 

 

Hal tersebut dikatakan Menteri Kesehatan Indonesia Ir. Budi Gunadi Sadikin, dalam sambutan acara Indonesia MIRAH (Medical Innovation Research in Health) 2022, Sabtu, 12 November 2022.

 

Mencuci tangan dengan sabun, adalah salah satu upaya penting mencegah penyakit menular. Menurut Menkes, Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan PHBS sebagai bagian dari sanitasi total berbasis masyarakat serta GERMAS, sebagai salah satu prioritas dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030. Diperlukan kolaborasi berbagai pihak, lanjut Menkes, termasuk adanya riset yang inovatif untuk meningkatkan ketahanan kesehatan.

 

 

Baca juga: Mums, Ternyata Penting Mengajarkan Anak Cuci Tangan dengan Rutin!
 

Penelitian dan Riset terkait PHBS

Indonesia MIRAH merupakan inisiatif kolaboratif antara Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan iklim penelitian bagi praktisi dan akademisi kesehatan di Indonesia, sekaligus mendukung target transformasi kesehatan yang diusung pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

 

Digelar untuk kedua kalinya, program ini berhasil menjaring hampir dua kali lipat submisi riset dalam bentuk proposal penelitian dan karya tulis ilmiah di bidang kesehatan, yang disusun oleh para dokter, tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran dan akademisi di bidang kesehatan lainnya.

 

dr. Marhaen Hardjo M. Biomed., PhD, Direktur Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia menambahkan, tahun ini, jumlah peserta program Indonesia MIRAH meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu (2021: 79 peserta, 2022: 152 peserta).

 

Menariknya, proposal penelitian yang diajukan sangat beragam dan banyak di antaranya yang juga fokus pada pentingnya penerapan PHBS dalam upaya mencegah penularan berbagai penyakit berbahaya. Beberapa ide penelitian di antaranya terkait edukasi mencuci tangan pada anak melalui storytelling, pemanfaatan sabun mandi tanpa bilas berbahan lidah buaya dan kemangi untuk mencegah infeksi di pengungsian, hingga pengaruh latihan submaksimal terhadap memori kerja orang dewasa yang sehat..

 

Total penghargaan senilai Rp250.000.000 diberikan kepada 5 proposal dan 10 karya tulis ilmiah terpilih, dengan tema besar "Pembangunan Berkelanjutan pada Penanganan di Bidang Kesehatan Pasca Pandemi", dengan menekankan pada urgensi penerapan PHBS di tengah masyarakat.

 

 

Baca juga: Kebiasaan Hidup Bersih Harus Jadi New Normal Pasca-Pandemi

 

Ainul Yaqin, Direktur Personal Care Unilever Indonesia menyampaikan bahwa riset dan penelitian yang mendalam menjadi pondasi dari lahirnya berbagai inovasi, tak terkecuali di bidang kesehatan. Sejak 2004, Unilever melalui Lifebuoy, berhasil memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan serta membangun fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai bagian dari PHBS, dan telah berhasil menjangkau 100 juta masyarakat Indonesia.

 

 

Presiden Elect Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes, menjelaskan, perubahan perilaku masyarakat terkait PHBS menjadi kunci dalam mencegah penyebaran berbagai penyakit menular. “Inilah mengapa, riset dan inovasi terkait PHBS penting untuk terus diperbaharui sehingga masyarakat dapat terus terinformasi dan teredukasi terkait urgensi penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, guna mencegah penyebaran berbagai penyakit berbahaya,” jelasnya.

 

Pentingnya membangun minat riset dan penelitian khususnya di bidang kesehatan dipertegas oleh Prof. Dr. drh. NLP Indi Dharmayanti, M.Si, Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN. “Jumlah peneliti di Indonesia, khususnya terkait kesehatan masih tergolong rendah. Global Innovation Index menempatkan Indonesia di urutan ke 87 dari 132 negara.

 

"Padahal, kebutuhan akan riset dan inovasi di bidang kesehatan sangatlah dibutuhkan khususnya dalam membangun ketahanan sektor kesehatan pasca pandemi, mengingat berbagai kebijakan akan tepat diputuskan jika berlandaskan pada suatu penelitian,” jelasnya.

 

Baca juga: Mencuci Tangan dengan Sabun Cuci Piring, Boleh atau Tidak?