Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang jumlah penderitanya sangat tinggi, menyerang jutaan orang di dunia. Tetapi tidak semua penderita migren datang ke dokter, karena masih dapat mengatasinya. Penyakit dengan gejala "sakit kepala sebelah" ini hanya diobati dengan painkiller yang dibeli secara bebas. Hanya pada kasus-kasus migren yang sangat berat,  penderitanya terpaksa mencari pengobatan ke dokter karena gejalanya sudah menganggu aktivitas sehari-hari.

 

Apa itu migrain?

Migrain adalah gangguan di area otak yang menyebabkan munculnya gejala sakit kepala, disertai gajala di organ lain misalnya sakit perutmuntah, bahkan hingga menyebabkan gangguan pendengaran serta pengelihatan. Umumnya, nyeri yang dirasakan hanya terjadi pada salah satu sisi kepala, dan bisa memburuk jika dibawa bergerak. Nyeri bisa menetap dalam waktu yang cukup lama.

 

Rasa sakit ini bisa berlangsung antara beberapa jam saja, atau bisa berhari-hari bahkan dalam hitungan minggu. Penderita migrain kadang sangat sensitif dengan cahaya dengan sedikit gangguan penglihatan. Migrain dapat dimulai sejak usia remaja sekitar usia 20an dan lebih sering diderita wanita. Saat memasuki periode menopause, kasus migrain lebih sering dialami seorang wanita.

Baca juga: Sakit Kepala dan Migrain: Sama ataukah Berbeda?

 

Apa pemicu migren?

Migrain dapat diwariskan, karena kebanyakan orang yang memiliki riwayat migren di keluarga cenderung akan mengalami hal yang sama. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan migrain, salah satunya faktor stres, kurang tidur, diet yang tidak seimbang, dehidrasi, atau perubahan hormon. Pada beberapa orang, ada beberapa jenis makanan yang bisa memicu migrain.

 

Fase-fase Migrain

Serangan migrain ada beberapa fase. Penderita migrain yang baru saja terdiagnosis, dapat mempelajari fase-fase ini:

 

Fase Prodromal

Sakit kepala pada fase ini biasanya terjadi beberapa jam atau beberapa hari sebelum serangan migrain. Biasanya, orang yang mengalami fase prodromal akan menunjukkan gejala seperti:

  • Perubahaan mood, bisa merasa lebih bersemangat atau sebaliknya merasa depresi
  • Mudah marah
  • Terus merasa haus
  • Menginginkan makanan tertentu
  • Mengantuk dan sering menguap
  • Sering buang air kecil

 Fase Aura

Sekitar 1 dari 5 orang mengalami aura sebelum serangan migrain terjadi. Aura ini juga dapat terjadi bersamaan dengan serangan migrain. Gejala timbulnya aura di antaranya:

  • Gangguan pengelihatan: melihat adanya kilatan cahaya pada salah satu mata. Setelah beberapa menit, kilatan ini akan semakin besar dan kesulitan melihat objek kecil
  • Sensasi aneh pada kulit: menyebabkan timbulnya rasa geli atau rasa seperti tertusuk-tusuk atau mati rasa pada tubuh. Sensasi kulit ini sering terjadi pada wajah dan tangan, akan tetapi juga dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh.
  • Gangguan berbahasa: kesulitan mengekspresikan pikiran saat membaca atau menulis, kesulitan mengerti pembicaraan atau tulisan orang lain, bingung, dan sulit berkonsentrasi
 Baca juga: Hemiplegic Migraine, Jenis Migrain dengan Gejala seperti Stroke

 

  • Fase Serangan

Serangan adalah fase dimana migrain terjadi. Kamu akan mengalami sakit kepala dengan durasi bervariasi. Penderita biasanya disarankan untuk beristirahat ketika terserang migrain. Pada fase ini migrain diawali pada bagian atas mata, mengenai satu kepala atau satu titik kemudian bisa ke seluruh kepala, nyeri kepala biasanya berdenyut hebat, dan akan makin memburuk ketika melakukan aktivitas fisik yang berat.

 

  • Fase Postdromal

Setelah mengalami migrain berat, Kamu mungkin akan merasa tidak enak badan selama beberapa hari kedepan. Gejalanya dapat berupa kelelahan, lesu, bingung, dan nyeri kepala yang terjadi

Gejala migrain yang anda alami dapat berubah seiring dengan berlalunya waktu. Dapat terjadi perubahan frekuensi, keparahan, dan serangan migrain. Cobalah untuk menandakan di kalender ketika migrain muncul disertakan dengan pemicunya. Dengan begitu Kamu akan mengetahui apa saja yang bisa menyebabkan migrain dan Kamu dapat menghindarinya.

 

Bagaimana menangani migrain?

Pengobatan untuk migrain sebatas untuk menghilangkan gejala karena sampai saat ini belum ada obat untuk menghilangkan migrain sepenuhnya. Penderita juga dapat mengelola penyakitnya dengan mengingat apa saja yang dapat memicu datangnya migrain sehingga dapat mencegah serangan sakit kepala di kemudian hari. Menjalani gaya hidup sehat sangat dianjurkan bagi pemilik migrain, dan saat serangan datang cukup menggunakan obat-obatan yang dapat mengurangi nyeri.

 

Beberapa penelitian menunjukkan, menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu menurunkan rasa nyeri akibat migrain. Jadi sebainya penderita tidak hanya mengandalkan obat saja, karena keduanya harus dilakukan bersama. Untuk pemilihan obat, Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter.

 

Kapan harus menemui dokter?

Jika Kamu memiliki migrain dan terus mengalami sakit kepala dengan frekuensi waktu yang sama secara berulang (lebih dari 2 hari dalam satu minggu) atau Kamu sudah mencoba untuk melakukan gaya hidup sehat dan mengonsumsi obat-obatan namun tidak berpengaruh apapun pada sakit kepala dan frekuensi migrain, sebaiknya Kamu mengunjungi dokter, dan jika mengunjungi dokter juga tidak memberikan perubahan pada sakit kepalamu, sebaiknya kunjungi dokter spesialis sakit kepala.  

Baca juga: Lakukan 7 Cara Mencegah Migrain Berikut!

 

Dokter spesialis biasanya memiliki beberapa cara dan taktik untuk mengetahui tipe sakit kepala apa yang Kamu rasakan dan memiliki berbagai macam cara untuk menangani beragam sakit kepala.  (AD/AY)