Ada beberapa jenis obat pereda nyeri, dan bisa jadi semuanya ada di lemari obat Kamu. Meskipun semuanya memiliki label antinyeri, namun tidak semuanya tepat digunakan untuk meredakan rasa sakit lho, Gengs! Sebagian painkiller digunakan untuk menurunkan demam, sebagian lagi untuk mengatasi peradangan.

 

Parasetamol dan ibuprofen adalah dua jenis obat pereda nyeri yang paling sering digunakan secara bebas, tanpa resep dokter. Nah, kapan harus menggunakan parsetamol dan kapan minum ibuprofen? Prinsipnya, memilih jenis obat antinyeri yang Kamu butuhkan untuk mengobati rasa sakit, tergantung pada jenis rasa sakit yang Kamu rasakan. Berikut ini adalah panduan sederhana memilih antinyeri yang tepat.

 

Baca juga: Kenali Jenis Nyeri dan Cara Mengatasinya
 

Parasetamol

Saat Kamu sakit kepala, parasetamol adalah obat yang lebih baik dipilih di antara obat pereda nyeri lainnya. Parasetamol sering direkomendasikan sebagai salah satu pengobatan pertama untuk meredakan rasa sakit. Parasetamol termasuk pereda nyeri yang aman bagi kebanyakan orang, termasuk ibu hamil, anak-anak dan ibu menyusui, karena efek sampingnya jarang. 

 

Selain untuk meredakan sakit kepala, parasetamol juga efektif mengatasi rasa sakit yang terkait dengan peradangan, seperti sakit punggung, sakit gigi, keseleo, dan sebagian besar nyeri non-saraf lainnya. Parasetamol juga dapat membantu mengurangi demam yang disebabkan oleh pilek dan flu.

 

Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 tablet parasetamol 500 mg sekali minum, dengan maksimal hingga empat kali sehari. Meskipun aman, overdosis parasetamol dapat menyebabkan efek samping yang serius, jadi jangan tergoda untuk menambah dosis jika rasa nyeri Kamu semakin parah. Jika rasa sakitnya berlangsung lebih dari tiga hari, lebih baik temui dokter.

 

Cara Mengatasi Sakit Kepala - Guesehat

 

Baca juga: Yuk, Ketahui Manfaat Parasetamol!

 

 

Ibuprofen

Ibuprofen termasuk obat pereda nyeri dari golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Dalam kelas yang sama ada juga diklofenak, naproxen, dan lain-lain. Obat-obat ini bekerja lebih baik jika ada bukti yang jelas bahwa penyebab rasa sakit yang Kamu rasakan adalah peradangan atau inflamasi. Misalnya radang sendi atau cedera setelah olahraga.

 

Aplikasi sehari-hari penggunaan ibuprofen lebih luas, berikut di antaranya:

  • Mengatasi demam.
  • Kram perut saat menstruasi.
  • Mabuk.
  • Cedera otot hingga bengkak.
  • Nyeri sinusitis.
  • Sakit gigi.
  • Artritis (bisanya naproxen atau diklofenak).

 

Ada satu hal yang mesti diperhatikan ketika menggunakan obat-obatan dari golongan NSAID, yaitu tidak boleh digunakan berkepanjangan, kecuali dengan pertimbangan dokter. Penggunaan jangka panjang akan meningkatkan risiko sakit lambung, termasuk pendarahan, dan masalah ginjal dan jantung. Agar aman, jangan mengonsumsi lebih dari dosis yang disarankan, karena akan meningkatkan risiko efek samping yang serius.

 

Baca juga: Waspada, Radang Sendi Dapat Menghambat Aktivitas Sehari-hari!

 

 

Aspirin

Aspirin juga obat pereda nyeri dari golongan NSAID, jadi bisa menghasilkan efek samping yang sama dengan ibuprofen dan NSAID lainnya. Meskipun termasuk jenis obat antinyeri, aspirin kurang efektif sebagai obat penghilang rasa sakit, sehingga jarang diresepkan untuk rasa sakit.

 

Aspirin bisa diberikan pada penderita penyakit jantung sebagai obat pengencer darah. Dosis rendah aspirin efektif mencegah serangan jantung pada orang yang berisiko atau memiliki penyakit jantung. Aspirin tidak direkomemdasikan bahkan berbahaya untuk anak di bawah 16 tahun.

 

Baca juga: Inilah Bedanya Gejala Asam Lambung dan Serangan Jantung

 

Codeine dan anti nyeri dari golongan narkotika

Jangan salah, beberapa obat golongan narkotika juga bisa digunakan sebagai antinyeri, Gengs!. Namun tentu saja penggunaannya terbatas dan harus dengan resep dokter. Jenis narkotika paling ringan misalnya codeine. Untuk mengatasi rasa sakit, codeine tidak bekerja dengan baik jika digunakan sendiri, melainkan dikombinasikan dengan parasetamol.

 

Anti nyeri seperti morfin, bisanya diberikan pada pasien kanker yang merasakan nyeri hebat setiap saat. Obat-obatan golongan morfin seperti oxycodone, fentanyl dan buprenorphine adalah obat penghilang rasa sakit terkuat yang ada saat ini. Obat ini hanya diberikan setelah berkonsultasi dengan dokter atau spesialis nyeri. Dosis dan respon penggunanya pun akan dipantau secara ketat. Obat-obatan ini hanya boleh digunakan sebagai bagian dari pengelolaan nyeri jangka panjang.

 

Salah satu tujuan pemberian obat antinyeri adalah meningkatkan kualitas hidup pasien sehari-hari. Nyeri yang hebat bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Ingat bahwa semua obat penghilang rasa sakit memiliki potensi efek samping, jadi kamu harus mempertimbangkan kelebihan dan kerugiannya ketika akan menggunakannya! (AY)

 

Sumber:

NHS.UK, Which Painkiller to Use

The Insider, Painkillers