Nyeri dada sering dikaitkan sebagai indikasi awal serangan jantung. Padahal tak selalu demikian. Faktanya, nyeri asam lambung juga diawali oleh gejala yang nyaris serupa. Tentunya ini cukup membingungkan. Lalu bagaimana cara aman untuk membedakan nyeri dada akibat asam lambung dan serangan jantung? Simak penjelasan berikut, untuk mengetahui perbedaan gejala keduanya!

Baca juga: Penyakit Asam Lambung: Cerminan Pola Hidup Tidak Sehat

 

 

Gejala Serangan Jantung

Perlu diketahui, serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan di pembuluh arteri koroner. Pembuluh darah ini bertugas untuk memasok darah ke jantung. Penderita penyakit arteri koroner berisiko mengalami serangan jantung, yang dapat menyebabkan jantung berhenti. Meski tidak selalu sama, umumnya gejala serangan jantung diikuti tanda-tanda berikut:

  • Munculnya rasa sakit atau sensasi tekanan di dada atau lengan yang menyebar ke leher, rahang, atau punggung selama beberapa menit.
  • Mual, dorongan untuk muntah, serta terasa nyeri di diagfragma atau sekitar perut.
  • Sesak napas.
  • Keringat dingin.
  • Kepala terasa pusing.

 

Sebagai perbandingan, gejala serangan jantung yang paling umum adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman. Bedanya, wanita kerap mengalami beberapa gejala lain, seperti nyeri rahang atau sakit punggung, sesak napas, mual, dan muntah. Selain itu, serangan jantung biasanya diikuti gejala keluar keringat dingin, sesak napas, mual, muntah, merasa sangat lelah atau kurang energi, serta merasa pusing.

Baca juga: Penanganan Serangan Jantung Harus Cepat, Tepat, dan Cermat

 

Gejala Nyeri Asam Lambung

Nyeri asam lambung atau yang biasa dikenal sebagai penyakit maag, umumnya disebabkan oleh asam pencernaan yang bergerak ke dalam lambung saat membawa makanan. Berikut ciri-ciri yang harus Kamu ketahui untuk mendeteksinya:                                        

  • Nyeri lambung ditandai dengan naiknya makanan dari lambung yang disertai dengan rasa mual, kembung, serta sendawa. Namun pada sejumlah kasus, nyeri lambung juga bisa terjadi tanpa diawali rasa mual ataupun kontraksi otot perut. Kondisi ini disebut regurgitasi.
  • Biasanya terjadi setelah makan atau minum, saat berbaring, ataupun saat membungkuk.
  • Tak jarang, nyeri ini disertai sensasi terbakar di area perut dan sekitar dada.
  • Bila terjadi di malam hari, rasa nyeri bahkan bisa membuat terjaga.
  • Bila terjadi saat Kamu sedang berbaring, nyeri lambung ini dapat menimbulkan rasa asam di mulut.

 

Bagaimana Membedakan Keduanya?

Ada satu kondisi yang mirip antara gejala serangan jantung dan nyeri lambung, yaitu nyeri cenderung dialami setelah makan. Sementara perbedaan utama dari dua kondisi penyakit ini antara lain:

  • Nyeri lambung bisa dihilangkan dengan obat pencernaan, tetapi tidak untuk serangan jantung.
  • Nyeri lambung tidak menyebabkan gejala yang lebih spesifik, seperti sesak napas.
  • Serangan jantung tidak menyebabkan kembung atau bersendawa. Sebaliknya, nyeri lambung sering berawal dari rasa mual dan sendawa.
  • Masalah jantung lebih rentan dialami oleh orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau kadar kolesterol tinggi. Selain itu, merokok dan obesitas juga merupakan faktor tambahan yang dapat memicu gejala serangan jantung, tetapi tidak untuk nyeri asam lambung.

 

Sedini mungkin, terapkan gaya hidup sehat agar Kamu terhindar dari risiko kedua penyakit ini. Jangan lupa untuk memperhatikan perbedaan gelagat dari serangan jantung dan nyeri asam lambung secara cermat. Dengan demikian, Kamu juga bisa lebih waspada bila orang yang Kamu kenal dihadapkan dengan gejala-gejala yang telah disebutkan tadi. Segeralah dapatkan bantuan medis, agar nyeri lambung ataupun serangan jantung dapat diantipasi dengan cepat dan tepat. (TA/AS)

Baca juga: 6 Gejala Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai Wanita