Geng Sehat, kita kerap mengalami stres berat saat melihat pertandingan olahraga, apalagi saat kita menjadi pendukung berat salah satu kubu. Misalnya nih, pertandingan Piala Thomas yang sangat seru, apalagi tim Indonesia hanya terpaut skor sangat tipis. Stres? Enggak tahan? Mending enggak nonton?

 

Reaksi tersebut normal. Bahkan, ada yang mengatakan lebih baik tidak nonton daripada serangan jantung. Waduh, seseram itukah gara-gara pertandingan olahraga sampai berakibat fatal? Bagaimana faktanya?

 

Baca juga: Pria yang Sering Stres Di Masa Muda, Berisiko Hipertensi Saat Tua!

 

Banjir Adrenalin dan Dampaknya pada Jantung

Saat kita sangat stres, tegang, atau sangat bergairah, tubuh akan melepaskan banyak sekali hormon. Salah satunya adrenalin. Adrenalin, juga disebut epinefrin, adalah hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan beberapa sel saraf.

 

Kelenjar adrenal sendiri terletak di bagian atas ginjal. Kelenjar ini memproduksi banyak hormon, termasuk aldosteron, kortisol, adrenalin, dan noradrenalin. Kelenjar adrenal dikendalikan oleh kelenjar lain yang disebut kelenjar pituitari.

 

Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua bagian: kelenjar luar (adrenal cortex) dan kelenjar dalam (medula adrenal). Kelenjar bagian dalam menghasilkan adrenalin.

 

Adrenalin juga dikenal sebagai "hormon lawan atau kawan." Adrenalin dilepaskan sebagai respons terhadap situasi yang membuat stres, menggairahkan, berbahaya, atau mengancam. Adrenalin membantu tubuh kita bereaksi lebih cepat. Hal ini membuat jantung berdetak lebih cepat, meningkatkan aliran darah ke otak dan otot, dan merangsang tubuh untuk membuat gula untuk digunakan sebagai bahan bakar.

 

Ketika adrenalin dilepaskan secara tiba-tiba dalam jumlah banyak akibat ketegangan yang hebat, maka kondisinya sering disebut banjir adrenalin atau adrenaline rush.

 

Beberapa aktivitas yang memicu adrenalin misalnya kondisi, aktivitas, dan situasi yang ekstrem. Contohnya, nonton film horor, olahraga terjun payung, loncat tebing, menyelam di dekat hiu, arung jeram, dan sebagainya.

 

Baca juga: Serangan Jantung atau Henti Jantung? Keduanya Mematikan!

 

Bisa Memicu Serangan Jantung?

Istilah serangan jantung akibat ketegangan tinggi sebenarnya kurang tepat. Hanya memang, ketegangan dan stres berat memang bisa mengakibatkan gagal jantung. Dalam jurnal Circulation, sempat dirilis sebuat penelitian terkait gagal jantung pada orang yang mengalami stres berat, yang sebenarnya adalah suatu mekanisme melindungi jantung dari tingkat adrenalin yang sangat tinggi.

 

Sindrom gagal jantung ini disebut kardiomiopati Takotsubo atau sering disebut "sindrom patah hati" karena terjadi pada orang yang menderita stres emosional yang parah, misalnya pada kondisi berkabung (sedih yang sangat dalam).

 

Sekitar 1-2% orang yang awalnya dicurigai mengalami serangan jantung akhirnya diketahui memiliki sindrom yang semakin dikenal ini.

 

Kardiomiopati Takotsubo paling sering dialami wanita yang lebih tua, dengan gejala yang menyerupai serangan jantung. Namun, hasil tes jantung menunjukkan tidak ada penyumbatan di arteri koroner, kondisi yang paling umum menyebabkan serangan jantung.

 

Salah satu penyebabnya adalah kelebihan adrenalin. Dalam penelitian baru ini, pasien mengalami stimulasi jantung yang berlebihan, akibat tingkat adrenalin yang sangat tinggi dan justru membahayakan jantung.

 

"Stimulasi adrenalin pada jantung penting untuk membantu kita mendapatkan lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh dalam situasi stres, tetapi dapat merusak jika berlangsung terlalu lama," kata Profesor Sian Harding, dari National Heart and Lung Institute (NHLI) di Imperial College London, yang memimpin penelitian.

 

Nah, Geng Sehat, jadi stres dan ketegangan singkat sebenarnya ada manfaatnya bagi tubuh. Namun, jika berlangsung lama harus waspada. Dengan kata lain, menonton pertandingan yang menegangkan pun akan memicu adrenalin, namun jika terus-terusan pun akan tidak baik. Mengenali kemampuan diri sendiri mengelola stres akan sangat penting, dalam memilih aktivitas atau situasi yang memacu adrenalin.

 

Baca juga: Gejala Serangan Jantung Ringan Mirip Masuk Angin!

 

Referensi:

Sciencesaily.com. 'Broken heart syndrome' protects the heart from adrenaline overload

Healthline.com. Adrenaline rush.