Banyak sekali orang dewasa yang sudah terkena obesitas di usia muda, bahkan sejak anak-anak. Di kelompok usia 18 tahun ke atas, tercatat dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2022, terdapat sekitar 28,7% orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas.

 

Obesitas terjadi ketika lemak di tubuh sangat menumpuk atau berlebih akibat kalori yang masuk lebih banyak dari yang seharusnya dibakar. Jika obesitas tidak dapat dihindarkan, maka akan banyak penyakit yang berisiko menyerang tubuh manusia seperti jantung, hipertensi, dan juga diabetes. Semua penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian terbanyak yang terjadi di Indonesia maupun di dunia.

 

Penyebab terjadinya obesitas pada seseorang adalah karena mengabaikan pola makan dengan terlalu banyak makanan tinggi kalori. Oleh karena itu, penting mengetahui kandungan gizi di dalam makanan untuk mencegah dampak buruk akibat makanan yang kita konsumsi.

 

Selain jenis makanan, terdapat faktor lain penyebab obesitas, yaitu intensitas waktu makan. Semakin sering makan dan tidak memperhatikan kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh, maka kalori yang masuk akan tertimbun di dalam tubuh dan menjadi lemak. Jika lemak sudah tertimbun banyak di dalam tubuh seseorang, maka lemak di dalam tubuh harus dikurangi dengan cara dibakar atau yang biasa disebut mengurangi berat badan (diet).

 

Baca juga: Obesitas Pintu Masuk untuk Diabetes

 

Tips Terhindar dari Obesitas dengan Intermitten Fasting

Beberapa orang meyakini bahwa puasa jenis intermittent fasting adalah cara mengatur pola makan (diet) yang sangat ampuh untuk membakar kalori serta lemak di dalam tubuh. Intermittent fasting adalah suatu metode mengurangi berat badan dengan cara berpuasa memasukkan kalori selama beberapa waktu, dengan begitu pola makan dapat diatur dengan baik.

 

Terdapat beberapa aturan dalam intermittent fasting yang berupa jendela makan,di antaranya adalah:

 

1. Jendela Makan 8 Jam (16:8)

Dalam sehari Kamu harus berpuasa selama 16 jam dan boleh memasukkan kalori ke dalam tubuh selama 8 jam. Contohnya, Kamu memutuskan makan hanya pada rentang waktu antara jam 1 siang hingga jam 9 malam saja dan selebihnya tidak makan apapun, hanya air mineral.

 

2. Jendela Makan 6 Jam (18:6)

Jika tubuh Kamu sudah terbiasa dengan jendela makan yang pertama, maka boleh mencoba memasuki jendela makan yang kedua, yaitu berpuasa selama 18 jam dan 6 jam lainnya boleh mengonsumsi makanan berkalori.

 

Contohnya, Kamu mengonsumsi makanan dan minuman berkalori jam 1 siang hingga jam 7 malam, selebihnya berpuasa dan tidak diperbolehkan memasukkan kalori ke dalam tubuh kecuali  air mineral.

 

3. Jendela Makan 4 Jam (20:4)

Jika dirasa tubuh sudah beradaptasi dengan jendela makan kedua, kamu dapat mencoba jendela makan selanjutnya, yaitu berpuasa selama 20 jam dan hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman berkalori selama 4 jam. Contohnya, makan dan minum dari jam 1 siang hingga jam 5 petang, selebihnya harus berpuasa untuk memasukkan kalori kecuali mengonsumsi air mineral.

 

4. Jendela Makan Sekali dalam sehari (One Meal a Day)

Setelah terbiasa menjalani jedela makan ketiga, kamu diperbolehkan memasuki jendela makan keempat, yaitu berpuasa selama 24 jam. Namun bukan berarti kamu  tidak diperbolehkan makan seharian, namun  hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman berkalori hanya sekali dalam sehari.

 

Contoh, jika kamu memilih jam 1 sebagai jam makan, untuk jam berikutnya  tidak diperbolehkan memasukkan kalori ke dalam tubuh atau berpuasa kalori selain air mineral hingga jam 1 siang besok hari.

 

Baca juga: Diet Enggak Berhasil? Bisa Jadi Tidak Cocok dengan Profil Genetikmu!

 

Jenis Makanan untuk Intermitten Fasting

Dengan jendela makan yang sudah disebutkan di atas, tubuh akan membakar kalori dan lemak dan pola makan akan menjadi lebih teratur dari biasanya. Selain mengatur pola makan, kamu juga harus memperhatikan apa yang dimakan saat menjalani intermittent fasting.

 

Makanan apa saja sebenarnya boleh dikonsumsi selama jam makan, namun akan lebih optimal hasilnya jika kamu mengatur juga jenis makanan yang akan masuk ke dalam tubuh. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah makanan sehat dengan kandungan gizi lengkap.

 

Pertama, karbohidrat harus ada, terutama karbohidrat kompleks yang mengandung banyak serat namun rendah glukosa (gula). Contohnya umbi-umbian, gandum atau oat, sayuran, dan juga nasi merah. Hindari karbohidrat dengan kadar gula tinggi seperti nasi putih atau roti. Makanan dengan kadar gula tinggi akan menyebabkan insulin di dalam tubuh meningkat. Salah satu tandanya, kamu mudah mengantuk dan malas beraktivitas fisik. 

 

Kedua, protein. Tubuh akan selalu membutuhkan protein untuk memelihara massa otot di dalam tubuh. Semakin tua usia maka masa otot tubuh akan semakin berkurang. Selain massa otot, protein juga akan membantu tubuh menjadi tidak mudah merasa lapar. Makanan yang mengandung protein sangat baik dikonsumsi saat menjalani intermitten  fasting misalnya daging ayam tanpa lemak, putih telur, tempe, tahu, ikan dan daging sapi tanpa lemak. 

 

Ketiga, lemak. Peran lemak adalah sebagai sumber energi untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Jika kamu terlalu mengurangi lemak di dalam makanan, kamu akan mudah merasa lelah ketika beraktivitas. Meskipun begitu, Kamu juga harus mencari lemak yang baik untuk dikonsumsi seperti lemak pada daging sapi, olive oil, alpukat, yoghurt, ikan, dan juga kacang-kacangan.

 

Jangan Lupakan Olahraga

Ketika waktu makan sudah teratur dan juga pola makan sudah menjadi lebih baik, agar hasil diet lebih oprimal dan bentuk tubuh menjadi lebih bagus, jangan lupa berolahraga. Di sela diet, kamu harus menyempatkan waktu untuk berolahraga, meskipun intensitas olahraganya rendah.

 

Semua jenis olahraga baik, namun ada beberapa olahraga yang lebih  ampuh dalam membakar lemak, seperti angkat beban, workout, atau kardio. Contohnya, lompat tali, bersepeda, dan juga lari. Olahraga kardio sangat baik untuk kesehatan jantung.

 

Dengan menjalani pola hidup yang teratur, pola makan yang baik, mengonsumi makanan yang bergizi, serta berolahraga, maka kamu dapat terhindar dari obesitas sekaligus memperbaiki postur tubuh dan memelihara massa otot.

 

Baca juga: Mencegah Obesitas, Perhatikan Porsi dan Jenis Makanan