Geng Sehat mungkin sudah tidak asing dengan istilah serangan jantung. Kondisi ini diduga menjadi penyebab meninggalnya Ashraf Sinclair, suami penyanyi Bunga Citra Lestari pada Selasa, 18 Februari 2020.

 

Kematian aktor dan pengusaha Ashraf menimbulkan duka di keluarganya, karena begitu mendadak. Ya, serangan jantung memang mematikan! Namun jika ditangani dengan cepat sebenarnya serangan jantung bisa disembuhkan. Berbeda dengan henti jantung mendadak atau cardiac arrest, yang membuat penderitanya sulit tertolong.

 

Apa sih perbedaan serangan jantung dan henti jantung?

 
Baca juga: Ashraf Sinclair Meninggal Akibat Serangan Jantung, 

 

Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung

Saat ini penyakit jantung adalah pembunuh nomer satu di dunia. Jika Kamu melihat adegan di film saat seseorang mengalami serangan jantung, umumnya digambarkan korban memegang dada dan kesakitan sebelum ambruk ke lantai tak sadarkan diri.

 

Tetapi apakah serangan jantung selalu terlihat seperti ini? Dan jika tidak, lalu seperti apa? Baik serangan jantung maupun henti jantung adalah keadaan darurat medis pada jantung yang membutuhkan pertolongan segera. Meskipun begitu, keduanya adalah dua kondisi yang berbeda.

 

Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi ketika terjadi penyumbatan pembuluh darah arteri yang menuju ke jantung. Penyumbatan ini mengurangi aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung. Tanpa perawatan, otot jantung perlahan mulai mati dan ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung.

 

Bahkan lebih sering, serangan jantung langsung membunuh penderitanya. Jantung kita biasanya tidak berhenti berdetak saat serangan jantung, kecuali jika serangan jantung juga menyebabkan henti jantung.

 

Istilah teknis untuk serangan jantung adalah trombosis koroner (ada bekuan darah dalam arteri koroner yang menyebabkan sumbatan) atau infark miokard (yang berarti kerusakan pada otot jantung).

 

Henti Jantung

Lantas apa itu henti jantung? Henti jantung adalah kerusakan pada listrik jantung akibat gangguan irama jantung. Kerusakan listrik jantung menyebabkan ia berhenti memompa darah ke seluruh tubuh.

 

Ketika darah berhenti beredar, maka otak, paru-paru dan organ-organ vital lainnya kekurangan oksigen sehingga penderitanya akan langsung kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas. Tanpa perawatan darurat secepatnya, orang yang mengalami henti jantung akan mati dalam beberapa menit.

 

Baca juga: Gejala Serangan Jantung Ringan Mirip Masuk Angin!

 

Bisakah Gejalanya Dikenali?

Henti jantung mendadak biasanya terjadi tanpa peringatan apapun. Saat seseorang mengalami henti jantung mendadak, mereka akan tiba-tiba menjadi tidak sadar dan tidak menunjukkan tanda-tanda bernafas atau denyut nadi.

 

Mengidentifikasi apakah seseorang mengalami henti jantung lebih sulit. Beberapa organisasi kedokteran di bidang jantung mengatakan bahwa rata-rata penderita membutuhkan rata-rata enam jam untuk sampai mendapatkan penanganan di rumah sakit. Bisa jadi ini sudah sangat terlambat.

 

Profesor David Hare, ahli jantung senior di Austin Health dan koordinator Cardiovascular Research Domain di University of Melbourne, mengatakan orang sering tidak yakin mereka mengalami serangan jantung. Ini berarti semakin menunda waktu untuk mendapatkan perawatan medis.

 

Kabar baiknya, sekitar 85 persen orang mengalami gejala yang khas, selama serangan jantung. Namun menurut Prof. Hare, sebagian kecil orang tidak mengalami rasa sakit. Gejala serangan jantung bervariasi dari orang ke orang tetapi secara umum dapat berupa:

- rasa sakit atau tidak nyaman seperti tertindih benda berat di tengah dada

- rasa sakit atau tidak nyaman di rahang, punggung, leher, bahu atau lengan

- lemah

- berkeringat dingin

- mual

- pusing

- sesak nafas.

 

Baca juga: Serangan Jantung Harus Segera Ditangani!

 

Pertolongan Pertama Saat Serangan Jantung dan Henti Jantung

Segera memanggil ambulans jika Kamu atau orang lain, mengalami serangan jantung. Duduk atau berbaring sambil menunggu bantuan tiba. Jangan mencoba pergi sendiri ke rumah sakit.

 

Jika Kamu menemukan orang yang diduga mengalami serangan jantung, Kamu harus segera bertindak. Peluang orang untuk selamat dari serangan jantung berkurang 10 persen setiap menit yang terbuang tanpa perawatan. Jika penderita tidak mendapatkan perawatan dalam 10 menit, kemungkinan mereka tidak akan mungkin bertahan.

 

Cara menolong orang dengan serangan jantung adalah resusitasi. Pertama, periksa respons korban, apakah mereka merespons ketika Kamu menepuk bahunya? Apakah mereka merespons ketika Kamu bertanya apakah mereka baik-baik saja?

 

Setelah itu periksa denyut nadi. Jika seseorang pingsan, denyut nadi awalnya mungkin tampak sangat lemah tetapi akan menguat dalam waktu sekitar 15-30 detik saat berbaring.

 

Mulai CPR segera jika Kamu bisa, atau minta orang yang punya kemampuan CPR untuk melakukannya. Lakukan terus sampai bantuan tiba. CPR ini dapat meningkatkan peluang seseorang untuk bertahan hidup.

 

Baca juga: Waktu adalah Segalanya ketika Terjadi Serangan Jantung

 

 

Sumber:

Abc.net.au. Heart attack and cardiac arrest: what's the difference?

Clevelandclinic.com. New Cleveland Clinic Survey: Only Half Of Americans Say They Know CPR