Angioplasti adalah prosedur medis yang dilakukan untuk membuka penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri jantung. Prosedur angioplasti saat ini sudah menjadi pengobatan standar untuk penyumbatan atau penyempitan arteri jantung, menggantikan bedah bypass atau bedah konvensional lainnya.

 

Dokter juga biasanya menyebut angioplasti sebagai percutaneous coronary intervention atau PCI. Saat prosedur angioplasti, bahan semacam kawat panjang dimasukkan ke dalam pembuluh darah menuju lokasi penyumbatan. Akses untuk memasukkan selang atau kawat ini biasanya di pangkal paha atau pergelangan tangan.

 

Selang panjang ini akan menuju ke arteri yang tersumbat atau menyempit di sekitar jantung. Tidak dengan kawat ini sumbatan dibuka, melainkan ia membawa stent, semacam logam mirip per yang akan membuka sumbatan tersebut. Berikut penjelasan lengkap tentang prosedur angioplasty, termasuk jenis, risiko, dan pemulihannya!

 

Baca juga: Pekerjaan yang Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
 

Apa Itu Prosedur Angioplasti?

Istilah angioplasti berasal dari kata 'angio' yang artinya pembuluh darah, dan 'plasty' yang artinya membuka. Prosedur angioplasti adalah pengobatan konvensional untuk penyakit jantung koroner dan serangan jantung.

 

Keduanya disebabkan penyempitan pembuluh darah akibat ada penumpukan plak di dinding arteri. Semakin tebal plak, maka semakin tersumbat aliran darah di arteri, bahkan bisa tersumbat 100%. Serangan jantung disebabkan sumbatan menghalangi aliran darah ke jantung. Atau plak di dinding pembuluh darah pecah dan terbentuk gumpalan darah yang menghentikan aliran darah.

 

Dalam prosedur angioplasti standar, dokter membuat sayatan kecil pada pangkal paha atau pergelangan tangan, kemudian memasukkan semacam kawat atau kateter ke arteri. Ini dinamakan prosedur kateterisasi. Kateter iarahkan ke pembuluh darah yang tersumbat di sekitar jantung. Biasanya, di ujung kateter ada balon yang mengembang dan membuka sumbatan.

 

Dibandingkan dengan operasi jantung, prosedur angioplasti adalah prosedur minimal invasif yang tidak membutuhkan operasi terbuka yang cukup berisiko. Dokter biasanya merekomendasikan prosedur angioplasti untuk penderita angina atau nyeri dada, yang merupakan gejala serangan jantung. Tujuannya adalah meningkatkan aliran darah ke jantung dan meningkatkan suplai darah ke otot jantung saat atau setelah serangan jantung 

 

Ada dua jenis prosedur angioplasti, yaitu:

Balloon angioplasty, di mana digunakan balon untuk membuka arteri. 

Stent placement. Ini dilakukan setelah balok dikembangkan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangat stent atau cincin yang terbuat dari jala kawat di lokasi sumbatan. Diharapkan stent akan bertahan menahan plak agar tidak kembali terbentuk, meskipun pada faktanya beberapa pasien mengalami penyempitan kemblai meskipun sudah dipasang stent. Tetapi kejadiannya memakan waktu.  

 

Persiapan Prosedur Angioplasti

Prosedur angioplasti adalah prosedur minimal invasif, artinya bukan operasi besar dengan sayatan lebar. Meskipun begitu, pasien tetap harus mengikuti instruksi dokter sebelum melakukan prosedur angioplasti untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keberhasilan.

 

Biasanya pasien diminta menghentikan obat-obat pegencer darah, atau obat lain yang diduga bisa memengaruhi operasi. Selain itu, pasien diminta puasa selama beberapa jam sebelum prosedur angoplasti. Biasanya pasien juga perlu menjalani tes pemeriksaan ginjal terlebih dahulu sebelum prosedur angioplasti.

 

Baca juga: Studi: Serangan Jantung pada Wanita Muda Meningkat
 

Bagaimana Prosedur Angioplasti Dilakukan?

Sebelum memulai prosedur angioplasti, tenaga medis akan membersihkan bagian tubuh tempat dimasukkannya kateter (pangkal paha atau pergelangan tangan) sebelum diberikan anestesi lokal. 

 

Kemudian, dokter akan memasukkan kateter dan mengarahkannya ke arteri koroner. Ketika kateter sudah berada di posisi yang benar, dokter kan memasukkan cairan kontras ke dalam arteri, untuk membantu mengidentifikasi lokasi penyubatan di sekitar jantung.

 

Ketika lokasi penyumbatan sudah terdeteksi, dokter akan memasukkan kateter kedua yang membawa balon. Di lokasi penyempitan, balon dikembangkan, dan bisa dilanjutkan dengan memasang stent untuk menjaga agar arterinya tetap terbuka.

 

Tanpa komplikasi, prosedur angioplasti hanya memakan waktu sekitar 30 menit hingga beberapa jam. Pasien kemungkinan besar juga perlu menginap satu malam di rumah sakit. 

 

Risiko Prosedur Angioplasti

Secara keseluruhan, prosedur angioplasiy aman dengan risiko komplikasi rendah. Meskipun prosedur angioplasti memiliki risiko rendah, tetap saja risiko komplikasi ada, sama seperti prosedur medis lainnya, yaitu:

  • Pendarahan berkepanjangan akibat tindakan memasukkan kateter
  • Kerusakan pembuluh darah, ginjal, atau arteri
  • Reaksi alergi terhadap cairan kontras
  • Nyeri dada
  • Aritmia
  • Penyumbatan yang membuhkan penanganan bypass darurat
  • Penggumpalan darah
  • Stroke
  • Serangan jantung
  • Kerusakan atau robek pada arteri
  • Kematian

 

Semakin tua usia, semakin tinggi risiko komplikasi angioplasty. Selain itu, pasien yang memiliki penyakit-penyakit ini juga memiliki risiko komplikasi:

  • Penyakit jantung
  • Penyumbatan beberapa arteri
  • Penyakit ginjal kronik

 

Pemulihan Prosedur Angioplasti

Sesudah menjalani prosedur angioplasti, dokter akan mengeluarkan kateter dan perbannya. Nyeri, memar, dan sedikit pendarahan pada area dimana kateter dimasukkan adalah kondisi yang umum.

 

Biasanya, pasien akan menjalani pemulihan di rumah sakit selama beberapa jam atau satu malam sebelum pulang ke rumah. Pasien tidak boleh mengangkat barang selama sekitar satu minggu setelahnya. 

 

Pasien bisa kembali bekerja satu minggu setelah menjalani prosedur angioplasty, namun dokter biasanya akan menyarankan tingkat keaktifan, serta kapan bisa mulai bekerja. (UH)

 

Baca juga: Menurut Penelitian, Pernikahan Harmonis Meningkatkan Kesehatan Jantung

 

Sumber:

Medical News Today. What to know about angioplasty. November 2019.
American Heart Association. Cardiac Procedures and Surgeries. Maret 2017.