Diabetes melitus (DM), sering juga disebut diabetes atau penyakit kencing manis atau penyakit gula merupakan salah satu penyakit yang berlangsung bertahun-tahun yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia maupun di dunia. Bukan hanya karena jumlah penyandang diabetes yang terus meningkat dari tahun ke tahun, tetapi juga karena diabetes merupakan penyebab komplikasi, kecacatan, dan kematian yang utama.

 

Diabetes melitus banyak menyerang usia produktif dan mengakibatkan berbagai komplikasi yang berdampak pada penurunan kualitas hidup, peningkatan beban ekonomi, serta kematian dini.

 

Apa sajakah komplikasi dari diabetes?

Kita mengenal banyak komplikasi diabetes, tetapi kali ini akan dibahas dua jenis komplikasi yang paling ditakuti oleh pasien-pasien diabetes, yaitu penyakit jantung dan penyakit ginjal kronik. Pasien diabetes memiliki peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung dan penyakit ginjal kronik.

 

Pasien dengan diabetes juga cenderung memiliki penyakit jantung pada usia yang lebih muda dibandingkan pasien yang bukan diabetes. Dibandingkan dengan orang sehat, penyandang diabetes juga memiliki risiko dua hingga empat kali meninggal karena penyakit jantung.1 Penyakit jantung yang paling sering dijumpai adalah penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan perubahan aliran darah ke jantung serta menimbulkan serangan jantung.

 

Sedangkan penyakit ginjal kronik merupakan komplikasi yang juga sering dijumpai pada pasien diabetes. Bahkan saat ini diabetes merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronik, selain hipertensi. Penyakit ginjal kronik akibat diabetes disebut juga sebagai penyakit ginjal diabetes.2,3

 

Mengapa diabetes menyebabkan penyakit jantung dan ginjal?1,2

Pada prinsipnya, semua komplikasi yang terjadi pada diabetes diakibatkan tingginya kadar glukosa darah yang berlangsung bertahun-tahun yang dapat merusak pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah yang mengendalikan jantung dan pembuluh darah dapat menyebabkan penyakit jantung karena terjadi penyumbatan aliran darah ke jantung.

 

Tingginya kadar glukosa darah juga menyebabkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah di ginjal. Ketika pembuluh darah ginjal rusak, maka dapat ditemukan adanya protein di dalam urin dan lama-kelamaan akan menyebabkan kerja ginjal menjadi terganggu.

 

Makin berat kerusakan pembuluh darah ginjal, makin banyak protein yang keluar lewat urin. Bila tidak diobati, maka ginjal tidak dapat berfungsi lagi sehingga pasien memerlukan terapi pengganti ginjal yang disebut hemodialisis atau cuci darah, atau transplantasi ginjal.

 

Apa saja faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi penyakit jantung dan ginjal?1,2

Lamanya menderita diabetes, kadar glukosa darah yang terlalu tinggi, tekanan darah yang terlalu tinggi, merokok, diet yang tidak sesuai program, gaya hidup yang tidak aktif serta berat badan berlebih hingga obesitas merupakan beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi diabetes yaitu, penyakit jantung dan gagal ginjal kronik.

 

Kondisi lainnya yang turut berkontribusi dalam menimbulkan penyakit jantung adalah riwayat keluarga dengan penyakit jantung. Bila ada anggota keluarga yang mendapatkan serangan jantung pada usia muda yaitu kurang dari 50 tahun, maka risiko penyakit jantung akan meningkat 2 kali lipat.

 

Sedangkan makanan tinggi garam, riwayat keluarga dengan gagal ginjal dan kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi yang seringkali muncul pada pasien diabetes juga dapat memperberat dan mempercepat kerusakan pembuluh darah di ginjal.

 

Apa saja tanda-tanda bahaya serangan jantung dan ginjal?

Pada serangan jantung, tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah adanya nyeri atau rasa tertekan/tertindih di dada yang menetap, dapat menjalar ke lengan atau rahang. Selain itu, dapat juga terjadi keluhan lain seperti sesak napas, berkeringat, mual, dan cepat lelah yang merupakan gejala angina. Bila ada tanda-tanda seperti yang disebutkan di atas, segera cari pertolongan medis ke rumah sakit. Namun pasien juga mungkin tidak merasakan rasa nyeri dada, sehingga diagnosis serangan jantung yang mengancam nyawa dapat terlambat dikenali.1

 

Fungsi utama ginjal adalah menyaring dan membuang limbah, mengendalikan keseimbangan air, mengatur sel darah merah serta mengatur tekanan darah dan kadar garam serta produksi hormon yang diperlukan tubuh kita untuk tetap sehat. Ketika ginjal kita terganggu, maka ginjal tidak dapat menyaring darah seperti seharusnya sehingga menyebabkan kadar racun di dalam darah kita menjadi meningkat.

 

Kondisi tersebut dapat menimbulkan gejala seperti lemas, pucat, sesak napas, bengkak di tungkai, mual, muntah, bahkan kejang atau hilang kesadaran. Pada fase awal gangguan ginjal, pasien mungkin tidak merasakan gejala apapun. Gejala biasanya muncul pada gangguan ginjal yang berat yang disebut gagal ginjal.2,4

 

Bagaimana deteksi dini komplikasi tersebut?1,2

Awal terjadinya komplikasi diabetes seringkali tidak disadari oleh pasien dan komplikasi ini diketahui dari hasil beberapa pemeriksaan penunjang. Untuk pemeriksaan jantung dapat dilakukan pemeriksaan seperti elektrokardiografi (EKG) atau dikenal dengan istilah rekam jantung, uji treadmill, ekhokardiografi, dan kateterisasi jantung bila diperlukan.

 

Pada penyakit ginjal diabetes, satu-satunya cara untuk mengetahui adanya komplikasi adalah dengan melakukan pemeriksaan ginjal melalui pemeriksaan albumin urin dan pemeriksaan darah seperti kadar ureum, kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus (LFG).

 

Pemeriksaan untuk mendeteksi dini komplikasi ini harus dilakukan saat pertama kali terdiagnosis untuk pasien diabetes tipe 2, sedangkan untuk pasien diabetes tipe 1 pemeriksaan ini dilakukan 5 tahun sejak terdiagnosis. Selanjutnya, semua pasien diabetes harus melakukan pemeriksaan ini setidaknya 1 tahun sekali.

 

Jadi jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter, kapan sebaiknya pasien melakukan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut.

 

Bagaimana menjaga agar jantung dan ginjal penyandang diabetes tetap sehat?1,2,4

Kerusakan ginjal dan jantung akibat diabetes biasanya muncul perlahan dan bertahun-tahun. Oleh karena itu kita dapat melakukan beberapa cara untuk melindungi dan mencegah komplikasi tersebut.

 

1. Menjalankan pola hidup sehat

Patuh dengan rencana diet, makan rendah garam, berolah raga teratur, menormalkan berat badan, dan tidur yang cukup merupakan pola hidup sehat yang dapat membantu kita untuk tetap bugar. Pemakaian obat-obat yang dapat menyebabkan gangguan ginjal seperti antinyeri jangka panjang juga dihindari dan minum air putih yang cukup.

 

2. Mengendalikan glukosa darah

Cara terbaik mencegah komplikasi adalah dengan mengendalikan kadar glukosa darah, baik melalui pengaturan pola makan bersama-sama dengan melakukan aktivitas fisik rutin serta konsumsi obat anti diabetes. Saat sesorang terdiagnosis diabetes, maka ada target glukosa darah yang harus dicapai, yaitu glukosa darah sebelum makan 80-130 g/dL, glukosa darah 2 jam setelah makan

 

Glukosa darah puasa (GDP) dan glukosa darah 2 jam setelah makan/post prandial (GDPP) biasanya rutin diperiksakan setiap bulan saat akan kontrol ke dokter, sedangkan HbA1c umumnya diperiksa setiap 3-6 bulan.

 

HbA1c merupakan pemeriksaan darah yang dapat menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah seseorang dalam 3 bulan terakhir. Konsultasikan dengan dokter apabila kadar glukosa darah dan HbA1c belum mencapai target yang diinginkan.

 

3.Mengontrol tekanan darah

Selain kadar glukosa darah, tekanan darah juga harus dikendalikan. Tekanan darah yang tinggi dapan merusak pembuluh darah, memperberat kerja jantung, menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Target tekanan darah adalah <140/90 mmHg. Ada beberapa obat hipertensi yang memiliki kelebihan dalam memperlambat kerusakan ginjal, seperti golongan penyekat ACE dan ARB. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat-obat tersebut.

 

4. Menjaga kadar kolesterol darah

Kolesterol adalah jenis lemak yang diproduksi oleh hati dan dijumpai di dalam darah. Terdapat kolesterol baik yang disebut HDL dan kolesterol jahat seperti LDL dan trigliserida. Apabila kadar LDL dan trigilserida tinggi, diperlukan tatalaksana seperti diet rendah lemak, aktivitas fisik rutin dan obat penurun kolesterol.

 

5. Berhenti merokok

Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung melalui penyempitan pembuluh darah. Dengan berhenti merokok maka risiko serangan jantung, strok, gangguan ginjal, saraf, mata serta amputasi akan menurun. Selain itu kadar glukosa darah, tekanan darah, dan kolesterol juga lebih mudah terkendali. Berhenti merokok juga akan memperbaiki sirkulasi/aliran darah serta lebih mudah melakukan aktivitas fisik.

 

6. Mengendalikan stres

Mengelola diabetes tidak selalu mudah. Merasa stres, sedih, marah, bosan, sering dialami oleh pasien diabetes. Umumnya pasien sudah memahami apa yang harus dilakukan akan tetapi kesulitan untuk konsisten dalam menjalani rencana tersebut.

 

Stres jangka panjang dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan tekanan darah, tetapi anda juga dapat belajar bagaimana mengelola stres dengan baik. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi tingkat stres seperti mengatur pola napas, berkebun, berjalan-jalan, yoga, bercerita dengan orang-orang tercinta, melakukan hobi, mendengarkan musik, beribadah.

 

Adakah obat pilihan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada jantung dan ginjal?

Konsumsi obat dan konsultasi dokter secara teratur merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan diabetes. Obat-obat diharapkan dapat membuat seorang pasien mencapai kadar HbA1c, tekanan darah, dan kadar kolesterol.

 

Ada beberapa golongan obat diabetes yang memiliki kelebihan untuk melindungi pasien dari komplikasi penyakit jantung dan penyakit ginjal, selain memiliki kemampuan utama untuk mengendalikan glukosa darah.

 

Saat ini terdapat 2 jenis golongan obat baru dalam pengelolaan diabetes yang memiliki manfaat seperti yang disebutkan di atas. Dua golongan obat baru tersebut adalah dari golongan penghambat SGLT2 dan agonis reseptor GLP-1.

 

Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam maupun konsultan endokrin metabolik dan diabetes untuk penggunaan obat-obat tadi. Berbagai penelitian besar menunjukkan bahwa obat- obatan ini dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung, menurunkan angka kejadian rawat inap akibat gagal jantung dan menghambat penurunan fungsi ginjal yang serius akibat diabetes. Kekurangannya adalah obat-obat baru ini memiliki harga yang cukup mahal dan belum termasuk ke dalam obat yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

 

 

ID-4340/Mar-24

Referensi:

  1. Diabetes, Heart Disease, & Stroke. National Institute of Diabetes and Digesive and Kidney Diseases. Last reviewed April 2021. Access Feb 2022.

  2. Diabetic Kidney Disease. National Institute of Diabetes and Digesive and Kidney Diseases. Last reviewed February 2017. Access Feb 2022.

  3. Centers for disease control and prevention. Chronic kidney disease in the united states, 2019. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services. Cenetrs for Disease Control and Prevention; 2019

  4. Griffin RM, DiLonardo MJ. How to Protect Your Kidneys When You Have Diabetes. Web MD. Reviewed feb 11, 2015. Access Feb 2022