Penderita hipertensi perlu mewaspadai perubahan tekanan darah di malam hari, baik kenaikan ataupun penurunan. Pasalnya, menurut penelitian terbaru, hal tersebut bisa menjadi pertanda kenaikan risiko penyakit jantung dan stroke. Pederita diabetes yang memiliki hipertensi juga perlu mengetahui hal ini.

 

Penelitian tentang perubahan tekanan darah di malam hari ini berasal dari Jepang. Setiap penderita hipertensi perlu mewaspadai kondisi ini. Berikut penjelasan lebih jelas tentang penelitian tersebut!

 

Baca juga: 7 Herbal yang Mungkin Memiliki Efek Menurunkan Darah Tinggi
 

Perubahan Tekanan Darah di Malam Hari 

Menurut penelitian ini, jika tekanan darah sistolik (angka yang di atas) meningkat hingga 20 mm/Hg atau lebih di malam hari, maka risiko terkena penyakit jantung dan stroke meningkat hingga 18% dan risiko gagal jantung meningkat hingga 25%.

 

Kalau seseorang selalu memiliki tekanan darah tinggi di malam hari, namun tekanan darahnya normal di siang hari, maka risikonya terkena gagal jantung meningkat hingga lebih dari dua kali lipat. 

 

Sementara itu, orang yang mengalami penurunan tekanan darah hingga lebih dari 20% di malam hari, memiliki peningkatan risiko stroke hingga lebih dari 20%. Menurut Dr. Kazuomi Kario, ilmuwan yang memimpin penelitian dan juga kepala pengobatan kardiovaskular di Jichi Medical University di Tochigi, Jepang, tekanan darah di malam hari semakin diakui sebagai faktor penentu risiko penyakit jantung.

 

Menurut ahli dari American Heart Association (AHA), tekanan darah umumnya lebih tinggi di pagi hari dan lebih rendah di siang hingga malam hari. Dibandingkan dengan siang hari, tekanan darah umumnya 10%-20% lebih rendah di saat seseorang tidur malam.

 

Namun pada umumnya, dokter menggunakan alat ukur tekanan darah medis yang di pagi hingga siang hari untuk mendiagnosis tekanan darah tinggi, serta menentukan apakah obat hipertensi yang dikonsumsi pasien bekerja atau tidak. 

 

Baca juga: Penderita Hipertensi dan Diabetes, Jangan Tidur Kurang dari 6 Jam!

 

Pemeriksaan di pagi hingga siang hari ini tidak termasuk jika adanya tekanan darah tinggi di malam hari. Menurut ahli, melihat tekanan darah di malam hari akan semakin memperjelas kondisi pasien. 

 

Jadi, ahli menyimpulkan bahwa penelitian ini merupakan pertanda bahwa dibutuhkan pemantauan tekanan darah ambulatori untuk memahami lebih jauh tentang kondisi tekanan darah tinggi seseorang. 

 

Pemantauan tekanan darah ambulatori adalah pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan dengan mendata tekanan darah pasien selama 24 jam, baik saat dalam keadaan sadar maupun tidur. 

 

Pasien akan dipasangkan manset tekanan darah, kemudian pulang dengan membawa monitor portable yang secara otomatis bekerja secara berkala. Pada penelitian yang dilakukan di Jepang ini, alat pemantauan tekanan darah ambulatori juga digunakan.

 

Penelitian ini melibatkan 6.300 orang dewasa ini, dengan rata-rata usia 69 tahun. Selama penelitian berlangsung, ilmuwan mendata 20 kali tekanan darah pasien di siang hari, dan 7 kali di malam hari.

 

Lalu, apakah semua penderita hipertensi perlu melakukan pengecekan dan pemantauan tekanan darah di malam hari? Menurut ahli, jawabannya adalah iya. Pasalnya, komplikasi yang paling umum dari hipertensi adalah penyakit jantung dan stroke.

 

Jadi, selain mengendalikan gula darah, orang diabetes juga perlu mengendalikan faktor risiko penyakit jantung lainnya yakni hipertensi, dan juga kolesterol tinggi. Lakukan pengobatan yang disarankan dokter dan ikuti semua saran dokter. UH)

 

Baca juga: Memiliki Diabetes dan Hipertensi Sekaligus, Ini yang Harus Dilakukan!

 

Sumber:

USNews. Beware of Blood Pressure Changes at Night. November 2020.
AHA Journal. Daytime and Nighttime Blood Pressure as Predictors of Death and Cause-Specific Cardiovascular Events in Hypertension. November 2007.