Ketika hamil, akan terjadi banyak perubahan pada tubuh Mums, salah satunya kadar kolesterol. Ternyata, kadar kolesterol menjadi tinggi saat hamil lho, Mums! Kok, bisa? Bukannya berbahaya, ya? Cek penjelasannya bersama Teman Bumil, yuk.

 

Semakin bertambah usia, Mums mungkin familier dengan kata kolesterol. Kolesterol kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan, padahal ini ada fungsinya bagi tubuh, lho. Kolesterol darah sendiri merupakan zat lilin seperti lemak yang diproduksi oleh lever atau hati. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan beberapa hal, di antaranya membuat hormon dan mencerna makanan berlemak.

 

Nah, ketika hamil dan menyusui, kadar kolesterol dalam tubuh akan secara alami meningkat. Pasalnya, kolesterol tinggi saat hamil akan membantu membuat hormon steroid, seperti estrogen dan progesteron. Keduanya merupakan hormon esensial dalam proses kehamilan. Jadi, jangan buru-buru bermusuhan dengan kolesterol tinggi saat hamil ya, Mums!

 

Kolesterol Tinggi saat Hamil

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kolesterol tinggi saat hamil ada gunanya. Kondisi kebanyakan kadar kolesterol di dalam darah dalam istilah medis disebut dengan hypercholesterolemia.

 

Menurut dr. Julie Scott, dokter kandungan dan Medical Director of Labor and Delivery di University of Colorado Hospital, ibu hamil, plasenta, dan janin memiliki enzim khusus yang dapat mengubah kolesterol menjadi hormon-hormon penting bagi kehamilan. Tubuh janin akan menggunakan kolesterol dalam tubuh Mums untuk menjaga kesehatan anggota tubuh dan membantu perkembangan otak. Apabila kadar kolesterol selama hamil rendah, ini malah membuat si Kecil berisiko lahir prematur dan memiliki berat lahir rendah.  

 

Dokter Scott menerangkan, kadar kolesterol pada ibu hamil cenderung meningkat sekitar 25-50%. Kadar kolesterol normal biasanya berkisar antara 120-190 mg/dL. Namun, ketika hamil, kadar koleksterol Mums bisa lebih dari 200 mg/dL. Ini mulai terjadi pada trimester kedua, mencapai angka tertinggi pada trimester ketiga, lalu biasanya kembali normal di minggu keempat setelah melahirkan. Beruntungnya, dr. Scott menambahkan, kolesterol yang meningkat umumnya adalah kolesterol baik (HDL).

 

Kolesterol Tinggi saat Hamil Tetap Perlu Dipantau

Pada dasarnya, ujar dr. Scott, dokter kandungan tidak akan melakukan apa-apa bila kadar kolesterol tinggi saat hamil selama sang Ibu tidak memiliki risiko masalah kardiovaskular. Meski begitu, kadar kolesterol tetap perlu dipantau selama Mums menjalani kehamilan dan setelah melahirkan untuk menghindarkan Mums dari hipertensi atau atherosclerosis (penumpukan kolesterol dan lemak) di dinding arteri, yang dapat mengakibatkan masalah serius, seperti serangan jantung atau stroke.

 

Untuk mengecek kadar kolesterol saat hamil, dokter akan melakukan tes darah. Jika ternyata terlalu tinggi atau lebih dari 240 mg/dL, maka dokter kandungan akan memantau kadar kolesterol selama hamil hingga setelah melahirkan, serta menyarankan Mums untuk melakukan diet sehat rendah lemak jenuh dan tinggi serat, yaitu perbanyak sayur dan buah, serta melakukan olahraga secara rutin sesuai anjuran dokter kandungan Mums.

 

Untuk penggunaan obat penurun kolesterol selama hamil, ada beberapa studi yang mengungkapkan obat ini berhubungan dengan kelainan perkembangan fisiologis bayi. Jadi, sebaiknya konsultasikan kepada dokter sebelum Mums memutuskan untuk mengonsumsi obat-obatan tersebut.

 

Nah, sudah tahu kan Mums apa guna kolesterol di dalam tubuh dalam proses kehamilan dan mengapa kolesterol tinggi saat hamil? Jangan langsung khawatir dan rutinlah ke dokter kandungan untuk memantau perkembangan kehamilan di setiap trimesternya. Jangan lupa pula untuk menerapkan pola hidup sehat agar semuanya berjalan lancar hingga persalinan tiba. (AS)

 

Referensi

The BUMP: High Cholesterol During Pregnancy 

CDC: About Cholesterol

Parents: Is High Cholesterol During Pregnancy Normal?