Selama kehamilan, ketuban memiliki peran penting dalam melindungi dan mencukupi segala kebutuhan bayi dalam kandungan. Tak heran jika mendekati waktu persalinan, Mums mungkin akan semakin khawatir dengan kondisi ketuban ini, terutama jika ketuban mengalami pecah dini. Nah, kira-kira berapa lama sih bayi dapat bertahan setelah ketuban pecah? Yuk, cari tahu melalui penjelasan berikut ini!


Baca juga: Mums, Begini Ciri-ciri Air Ketuban Merembes
 

Fungsi Ketuban Selama Kehamilan

Cairan ketuban berada dalam rahim Mums dan mengelilingi bayi layaknya sebuah kantong. Cairan ketuban terdiri dari hormon, nutrisi, dan antibodi. Kantong ini terbentuk sekitar 12 hari setelah terjadinya pembuahan. Selama masa kehamilan, bayi akan minum cairan ini layaknya meminum air dan bahkan buang air kecil juga di dalamnya.

Cairan ketuban juga bertanggung jawab untuk menjaga bayi tetap hangat serta membantunya mengembangkan paru-paru, sistem pencernaan, dan sistem muskuloskeletal.

Memasuki minggu ke 23 kehamilan, bayi tidak sepenuhnya lagi bergantung pada cairan ketuban untuk bertahan hidup. Sebaliknya, bayi akan menerima nutrisi dan oksigen melalui plasenta. Jadi, di usia-usia ini, ketuban hanya berperan sebagai pelindung bayi saja. Namun, jika kantong ketuban ini pecah, bayi akan menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan risiko lain, seperti prolaps tali pusat.



Berapa Lama Bayi Dapat Bertahan Setelah Ketuban Pecah?

Umumnya, kantong ketuban ini akan pecah setelah Mums mengalami kontraksi atau selama persalinan. Namun, dalam beberapa kasus, sekitar 8 hingga 10% kehamilan, kantong ketuban ini dapat pecah sebelum Mums mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang disebut dengan ketuban pecah dini.

Lantas, berapa lama bayi dapat bertahan setelah ketuban pecah? Jawabannya, semua itu tergantung pada beberapa faktor.

Apabila ketuban pecah dengan kondisi bayi sudah cukup bulan, biasanya persalinan akan segera dilakukan, baik secara pervaginam maupun caesar. Namun, jika Mums tidak kunjung menunjukkan adanya tanda-tanda memulai persalinan, dokter mungkin akan merangsang kontraksi rahim atau induksi persalinan. Hal ini bertujuan agar persalinan bisa segera berlangsung. Pasalnya, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai persalinan setelah ketuban pecah, semakin besar risiko bayi dan juga Mums mengalami infeksi. Berdasar sebuah penelitian, bayi masih dapat bertahan sekitar 24-48 jam setelah ketuban pecah. Namun, hal ini tetap memerlukan pemantauan secara berkala dari dokter untuk memastikan kemungkinan ada atau tidaknya infeksi.

Sementara itu, jika ketuban pecah sebelum usia kandungan memasuki minggu ke 37 atau antara usia kehamilan 24-34 minggu, maka dokter biasanya akan menyarankan untuk menunggu persalinan selama beberapa minggu ke depan hingga bayi berkembang lebih matang. Selama masa penantian tersebut, Mums akan diberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi dan suntikan steroid kuat (kortikosteroid) untuk mempercepat pematangan paru-paru bayi. Jika ternyata bayi tidak bisa menunggu selama beberapa minggu, dan diperkirakan akan segera lahir, maka dokter akan memberikan Mums magnesium sulfat untuk melindungi sistem saraf bayi.

 

Baca juga: Ibu Hamil, Waspada dan Antisipasi Ketuban Pecah Dini!
 

Tanda-tanda Infeksi yang Harus Diwaspadai

Pecahnya ketuban yang tidak segera dilakukan persalinan dapat berpotensi menyebabkan infeksi pada bayi dan juga Mums. Untuk itu, kenali sejumlah tanda infeksi akibat pecahnya ketuban berikut ini. Segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Berikut beberapa tanda infeksi yang mungkin tampak pada ibu:

- Demam

- Detak jantung lebih cepat

- Keringat berlebihan

- Nyeri di sekitar rahim, terutama ketika ditekan

- Rasa sakit yang konstan

- Keputihan berbau tidak sedap



Pada bayi, berikut beberapa tanda infeksi yang mungkin muncul:

- Detak jantung lebih cepat atau justru melambat

- Gerakan berkurang



Ketuban yang pecah seharusnya menjadi tanda bahwa waktu persalinan sudah dekat. Oleh karena itu, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut. Jangan menunggu terlalu lama karena pecahnya ketuban dapat meningkatkan risiko komplikasi pada bayi dan juga Mums. (BAG)



Baca juga: Kenali Ciri-ciri Air Ketuban Pecah
 

 

Referensi

Healthline. How Long After Your Water Breaks Do You Have to Deliver?.

Mayo Clinic. Water breaking: Understand this sign of labor.