Bayi memasuki dunia dengan dua cara, yaitu melalui persalinan pervaginam serta bedah caesar. Pada kondisi seperti apa ya persalinan caesar dibutuhkan? Berikut infonya untuk Mums!

 

Serba-serbi Persalinan Caesar

Persalinan caesar (C-section) adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan di perut dan rahim. Operasi caesar dapat diklasifikasikan sebagai tindakan elektif (direncanakan) jika ada tanda-tanda persalinan pervaginam berisiko dan tindakan darurat jika ada masalah selama proses persalinan.

 

Berdasarkan urgensinya, dokter memiliki pedoman untuk mengidentifikasi seberapa cepat operasi caesar darurat harus dilakukan. Hal ini untuk memastikan agar bayi dilahirkan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan ibu hamil. Berdasarkan sayatan yang dibuat pada rahim, persalinan caesar juga terbagi menjadi dua, yaitu:

 

  • Sayatan segmen bawah atau horizontal

Jenis sayatan ini digunakan pada 95% bedah caesar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti luka sembuh lebih baik dan kurang terlihat. Selain itu, karena dilakukan di bagian bawah rahim, sayatan akan lebih tipis, sehingga perdarahan dapat diminimalkan.

 

  • Sayatan vertikal atau sayatan klasik

Jenis sayatan ini biasanya hanya digunakan untuk keadaan darurat yang ekstrem atau dalam situasi tertentu, seperti ketika letak plasenta sangat rendah, posisi bayi melintang, atau tubuh bayi sangat kecil. Sayatan jenis ini cenderung dapat meningkatkan kemungkinan masalah pada kehamilan dan kelahiran selanjutnya. 

 

Cobalah tanyakan kepada dokter kandungan yang menangani proses persalinan Mums tentang jenis sayatan apa yang dipilih. Ini tentu akan menjadi informasi yang berguna untuk menentukan kelahiran selanjutnya.

 

Baca juga: Apa Itu Kehamilan Cukup Bulan? Ini Penjelasannya!

 

 

Kenapa Harus Caesar?

Jika bisa memilih, persalinan normal umumnya akan dipilih oleh para ibu karena memiliki beberapa keuntungan, terutama proses penyembuhannya yang cepat. Namun, terkadang operasi caesar justru lebih aman untuk Mums atau si Kecil daripada persalinan pervaginam dalam kondisi berikut:

 

1. Pembukaan tidak maju

Persalinan yang macet adalah salah satu alasan paling umum untuk melakukan operasi caesar. Persalinan yang terhenti bisa terjadi jika leher rahim (serviks) Mums tidak cukup terbuka meskipun sudah terjadi kontraksi kuat selama beberapa jam.

 

2. Gawat janin 

Bayi dalam kondisi kekurangan oksigen atau asupan nutrisi di dalam kandungan, yang biasa disebut fetal distress. Tiga tandanya adalah berkurangnya gerakan janin, denyut jantung menurun, dan air ketuban kehijauan.

 

3. Presentasi bayi kurang baik

Operasi caesar menjadi cara paling aman untuk melahirkan bayi jika kaki atau bokongnya masuk ke jalan lahir terlebih dahulu (sungsang), menyamping, atau bahu terlebih dahulu (melintang).

 

Baca juga: Aurel Hermansyah Jalani Proses Caesar, Benarkah Berisiko Tidak Bisa Punya Banyak Anak?

 

4. Hamil kembar 

Operasi caesar mungkin diperlukan jika Mums mengandung anak kembar, terutama jika presentasi bayi yang berada di jalan lahir berada dalam posisi abnormal.

 

5. Ada masalah dengan plasenta

Jika plasenta menutupi pembukaan serviks (plasenta previa), operasi caesar direkomendasikan untuk dilakukan. Pasalnya, jika plasenta menutupi seluruh atau sebagian serviks, persalinan pervaginam dapat menyebabkan perdarahan hebat dan bisa mengancam nyawa Mums maupun bayi.

 

6. Prolaps tali pusat 

Ketika tali pusat keluar dari jalan lahir atau serviks terlebih dahulu sebelum bayi, maka akan sangat berbahaya jika tidak ditangani secara cepat. Beberapa komplikasi akibat kondisi ini bisa mengakibatkan kerusakan otak bayi, detak jantung melemah, hingga bayi lahir mati (stillbirth).

 

7. Memiliki riwayat persalinan cesar

Pulih dari operasi cesar memang akan memakan waktu lebih lama daripada persalinan normal, bahkan jika proses persalinan Mums mudah. Pasalnya, ada kemungkinan bekas luka terbuka sedikit (dehisensi), yang dapat meningkatkan kemungkinan ruptur uteri (robekan pada dinding rahim) dan berakibat serius bagi Mums dan si Kecil.

 

Itulah kenapa, jika Mums memiliki riwayat bersalin caesar pada kehamilan pertama, pada beberapa kasus kondisi ini akan memengaruhi persalinan selanjutnya. Maka dari itu, sangat penting untuk memastikan bekas luka benar-benar sembuh jika berencana untuk hamil kembali atau ingin mencoba melahirkan normal pasca bersalin caesar/vaginal birth after cesarean (VBAC).

 

Setiap pilihan bersalin pastinya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, satu yang pasti, apa pun persalinan yang dijalani tidak mengubah dan mengurangi nilai Mums sebagai seorang ibu. Mums tetaplah ibu yang baik dan sempurna untuk si Kecil. Mums akan tetap menjadi pemenang karena telah mengalahkan rasa takut dan memilih jalan terbaik untuk melahirkan si Kecil ke dunia. (AS)

 

Baca juga: Yuk, Ketahui Jenis Sayatan pada Persalinan Caesar

 

Referensi

Live Science. C Section

Mayo Clinic. C Section

Better Health. Caesarean

Parents. C Section