Pasangan selebritas muda Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah tengah berbahagia dengan kehadiran putri pertamanya, yang dijuluki "Baby A". Baby A dikabarkan lahir pada tanggal cantik, 22 Februari 2022, melalui operasi caesar di sebuah rumah sakit di daerah Jakarta Pusat.

 

Baca juga: Manakah yang Lebih Baik, Persalinan Normal atau Caesar?
 

Proses Persalinan Aurel Sempat Menjadi Perbincangan

Sebelumnya, kabar proses persalinan Aurel sempat menjadi perbincangan publik. Hal ini terkait dengan tersebarnya video percakapan Aurel dengan ayah mertua melalui telepon beberapa waktu sebelumnya.

 

Dalam video yang diunggah di channel YouTube Gen Halilitar tersebut, Halilintar Anofial Asmid mengharapkan agar Aurel dapat melahirkan secara normal. "Jangan sampai operasi, jangan sampai caesar. Kalau caesar Atta enggak bisa punya anak banyak," ucap Anofial Asmid dalam video. Lebih lanjut, Anofial Asmid lantas memberikan saran agar Aurel tetap santai jelang melahirkan supaya proses persalinan normal yang diharapkan tersebut dapat berjalan lancar.

 

Video yang kini sudah tidak ditemukan lagi sontak menuai banyak kritikan dari masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa komentar besan Anang Hermansyah itu tidak memikirkan sang Menantu, Aurel Hermansyah, maupun kesehatan calon cucunya.

 

Menurut masyarakat, alih-alih mengharapkan proses persalinan normal agar Aurel dan Atta bisa memiliki banyak anak, baiknya Anofial mendoakan kesehatan Aurel dan juga calon cucunya yang akan segera lahir, apa pun prosedur persalinannya.

 

Baca juga: Menghindari Persalinan Caesar? Bisa, Kok!

 

 
 

Benarkah Jika Melahirkan Secara Caesar Berisiko Tidak Bisa Memiliki Banyak Anak?

Terlepas dari berita keluarga Halilintar, nampaknya kita perlu mengetahui apakah benar jika melahirkan dengan proses caesar berisiko tidak bisa memiliki banyak anak. Operasi caesar adalah prosedur pembedahan yang dilakukan ketika persalinan pervaginam tidak memungkinkan. Ini juga bisa terjadi apabila kesehatan ibu atau bayi dalam kondisi yang berbahaya. Selama prosedur ini, bayi akan dilahirkan melalui sayatan bedah yang dibuat di perut dan rahim ibu.

 

Ada beberapa kondisi medis yang membuat ibu perlu melahirkan secara caesar, seperti CPD (ukuran bayi terlalu besar untuk melalui panggul), plasenta previa, sungsang, solusio plasenta, gangguan janin, riwayat persalinan caesar sebelumnya, dan masih banyak kondisi-kondisi medis lain yang memengaruhi.

 

Sama halnya dengan proses operasi lainnya, operasi caesar tentu menimbulkan berbagai risiko pada ibu maupun bayi. Meski hal ini sudah sangat diminimalisir oleh pihak dokter, risiko seperti perdarahan selama operasi atau nyeri pada luka sayatan pasca operasi bisa saja terjadi.

 

Saat ini, memang belum ada batasan resmi berapa kali operasi caesar boleh dilakukan. Namun, terlalu sering melakukan prosedur ini (dari penelitian yang ada menyebutkan lebih dari 3 kali), akan meningkatkan sejumlah risiko kesehatan bagi ibu dan juga bayi, seperti terbentuknya adhesi atau jaringan parut pada rahim ibu dan organ sekitarnya. Secara lebih rinci, berikut beberapa risiko yang berisiko terjadi jika dilakukan persalinan caesar berulang.

 

1. Masalah dengan plasenta

Semakin banyak operasi caesar yang dilakukan, semakin besar risiko ibu mengalami masalah dengan plasenta, misalnya plasenta tertanam terlalu dalam ke dinding rahim (plasenta akreta) dan sebagian atau seluruh plasenta menutupi pembukaan serviks (plasenta previa). Kedua kondisi tersebut meningkatkan risiko kelahiran prematur, perdarahan berlebihan, bahkan berujung pada operasi pengangkatan rahim (histerektomi).

 

2. Komplikasi yang berhubungan dengan adhesi

Setiap operasi caesar akan menimbulkan bekas jahitan yang disebut dengan adhesi. Adhesi yang padat dapat membuat operasi caesar lebih sulit, meningkatkan risiko cedera kandung kemih atau usus, dan perdarahan yang berlebihan.

 

3. Komplikasi terkait insisi

Risiko masalah terkait sayatan, seperti hernia, meningkat seiring bertambahnya jumlah sayatan pada perut. Perbaikan bedah mungkin diperlukan.

 

Itulah beberapa risiko yang mungkin terjadi akibat proses persalinan caesar yang berulang. Akan tetapi, risiko ini bisa berbeda pada setiap wanita. Oleh karena itu, perlu konsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan jika Mums ingin memutuskan melakukan prosedur persalinan caesar. Hal terpenting dari semuanya adalah apa pun prosedur persalinan yang Mums tempuh, semuanya demi kebaikan si Kecil dan juga Mums. (AS)

 

Baca juga: Yuk, Ketahui Jenis Sayatan pada Persalinan Caesar

 

Referensi

Baby Centre. "How many caesareans can I safely have?".

Cleveland Clinic. "Cesarean Birth (C-Section)".

Mayo Clinic. "Repeat C-sections: Is there a limit?".

Parents. "How Many C-Sections Can You Have?".