Kehamilan umumnya berlangsung hingga 40 minggu, meskipun lama kehamilan setiap wanita bisa berbeda-beda. Lalu, apa yang disebut kehamilan cukup bulan? Kehamilan cukup bulan adalah kehamilan yang umumnya berlangsung antara tiga minggu sebelum HPL hingga tiga minggu setelah HPL (37-42 minggu).

 

Namun, ahli juga meyakini bahwa bayi yang lahir di waktu-waktu yang berbeda di antara waktu 37-42 minggu tersebut bisa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Nah, supaya Mums lebih paham dengan kehamilan cukup bulan, baca penjelasan di bawah ini, ya!

 

Baca juga: Penyebab Kembung Setelah Melahirkan dan Cara Mengatasinya
 

Apa Itu Kehamilan Cukup Bulan?

Istilah kehamilan cukup bulan juga menetapkan batas-batas jangka waktu kehamilan lainnya. Kehamilan early-term adalah kehamilan berusia 37 minggu hingga 38 minggu plus enam hari. 

 

Kehamilan full term atau cukup bulan adalah usia kehamilan 39 minggu hingga 40 minggu lebih enam hari. Sementara itu, kehamilan late-term adalah kehamilan yang berlangsung hingga hingga 41 minggu - hingga lewat enam hari. Sementara kehamilan post-term adalah kehamilan yang masih berlangsung hingga usia 42 minggu atau lebih. 

 

Biasanya wanita yang mengandung lebih dari satu anak (kehamilan kembar) atau wanita yang menjalani kehamilan berisiko tinggi direkomendasikan agar melahirkan sebelum cukup bulan. Namun tetap, pada umumnya disarankan agar setiap wanita membiarkan kehamilan berkembang secara alami. 

 

Baca juga: Aurel Hermansyah Jalani Proses Caesar, Benarkah Berisiko Tidak Bisa Punya Banyak Anak?
 

Kenapa kehamilan Cukup Bulan Penting?

Kalau Mums berencana mau melahirkan dengan prosedur caesar, menunggu hingga usia kehamilan 39 minggu sangat baik untuk memastikan perkembangan bayi di dalam perut maksimal. Menurut March of Dimes, menunggu melahirkan hingga 39 minggu dapat membantu memastikan perkembangan otak, paru-paru, dan hati bayi sempurna.

 

Menunggu hingga usia kehamilan 39 minggu juga menurunkan risiko gangguan penglihatan dan pendengaran pada bayi. Hal ini juga dapat memberikan bayi cukup waktu untuk mencapai berat badan yang ideal, serta memastikan kemampuan bayi untuk mengisap, menelan, dan terjaga cukup lama setelah ia lahir. 

 

Terkadang dokter melakukan induksi dini, misalnya pada kondisi kehamilan kembar, atau jika ada alasan kesehatan tertentu yang memengaruhi keselamatan bayi dalam kandungan maupun Mums sendiri. 

 

Merencankaan induksi dengan alasan-alasan seperti itu boleh dilakukan. Namun, jika Mums mau merencanakan jadwal induksi untuk mencegah berat badan bayi meningkat atau karena Mums mau si Kecil lahir di waktu tertentu, tidak disarankan karena bisa menyebabkan konsekuensi serius.

 

Terkadang, HPL juga bisa salah. Mums bisa saja melahirkan lebih awal atau lebih lama dari HPL. Namun, selama tidak ada masalah serius, Mums sebaiknya mendengarkan dan membiarkan tubuh menentukan secara alami kapan si Kecil lahir. Alangkah lebih baik jika waktunya mendekati usia kehamilan 39 atau 40 minggu. Dengan begitu, Mums menurunkan banyak risiko yang terjadi jika bayi lahir prematur. 

 

Kalau Mums khawatir dengan kemampuan Mums untuk melahirkan di usia kehamilan cukup bulan, atau jika Mums khawatirkan akan melahirkan terlalu dini, coba konsultasikan dengan dokter. Biasanya dokter akan memeriksa kesehatan Mums secara keseluruhan, dan mendeteksi adanya risiko terkait kehamilan. 

 

Dokter akan memeriksa riwayat medis Mums, serta kondisi kehamilan Mums dari awal hingga saat ini. Dokter akan memberikan rekomendasi yang terbaik untuk Mums dan si Kecil. Jadi, Mums tidak perlu khawatir berlebihan, ya!



Baca juga: Atta Halilintar Histeris, Begini Sebaiknya Suami saat Dampingi Istri Bersalin

 

Sumber:

Very Well Family. How Long Is a Full-Term Pregnancy?. Juni 2014.
National Child & Maternal Health Education Program. Know Your Terms: Full-Term Pregnancy. National Institute of Health website.