Kehamilan yang sudah dinantikan lama, ternyata adalah kehamilan kosong. Bisakah kelainan kehamilan ini dipertahankan? Berikut penjelasannya.

 

Kehamilan Kosong, Kehamilan Tanpa Embrio

Pada kehamilan normal, sel telur mulai membelah dalam beberapa jam setelah dibuahi. Sekitar 10 hari kemudian, sel-sel ini membelah diri hingga menjadi embrio, lalu menanamkan dirinya di dalam rahim. Dari sana, plasenta mulai berkembang dan kadar hormon mulai melonjak. 

 

Namun, berbeda pada kehamilan kosong atau blighted ovum. Di kondisi ini sel-sel tidak pernah membelah hingga membentuk embrio, atau embrio berhenti tumbuh segera setelah ditanam di dalam rahim. Akhirnya, kantung dan plasenta tumbuh, tetapi bayi tidak. Inilah mengapa disebut juga sebagai kehamilan tanpa embrio, karena tidak ada embrio (bayi yang sedang berkembang). Meski begitu, karena blighted ovum masih menghasilkan hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotropin), sehingga akan tetap dikenali sebagai kehamilan jika Mums melakukan cek urine.

 

Blighted ovum umumnya merupakan hasil dari kelainan kromosom pada sel telur yang dibuahi akibat pembelahan sel yang tidak normal. Bisa pula karena faktor kualitas telur atau sperma yang buruk, sehingga kehamilan tidak dapat bertahan sejak awal. Ketika tubuh mengenali ini, segera menghentikan kehamilan melalui keguguran.

 

Tidak ada bukti bahwa kehamilan kosong disebabkan oleh apa pun yang dilakukan atau tidak dilakukan Mums. Selain itu, sebagian besar kasus blighted ovum adalah peristiwa yang terjadi sekali saja dan tidak mungkin terjadi pada kehamilan berikutnya. Dengan kata lain, Mums sangat bisa hamil kembali setelah kurang lebih melewati 2 kali siklus haid pasca kehamilan kosong. Di sisi lain, jika Mums mengalami lebih dari satu kehamilan kosong, dokter akan melakukan tes untuk memastikan tidak ada penyebab yang mendasari, seperti ketidakseimbangan hormon atau mutasi genetik.

 

Baca juga: Sudah Terbukti: Merokok Ganggu Kesuburan Pria!

 

Bagaimana Mengenali Kehamilan Kosong?

Ada alasan kuat mengapa begitu tahu hamil, Mums disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter dan menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG). Karena dari USG, dokter akan bisa menentukan usia kehamilan secara akurat, sekaligus mengecek apakah pertumbuhan janin baik. Di usia 6 minggu, normalnya embrio akan terlihat melalui pemeriksaan USG. Namun pada blighted ovum, kantung kehamilan akan kosong.

 

Sementara itu, kehamilan kosong seringkali tidak menunjukkan gejala karena termasuk sebagai keguguran tanpa gejala (missed misscarriage). Namun pada beberapa orang, kehamilan kosong bisa saja mengalami gejala khas keguguran, seperti:

 

  • Keluar vlek atau perdarahan.
  • Kram perut.
  • Keluar gumpalan darah atau jaringan keabu-abuan dari vagina.

 

Ketika hal ini terjadi, Mums sebaiknya tidak menunda lagi untuk pergi ke Instalasi Gawat Darurat agar mendapatkan penanganan medis yang tepat.

 

Baca juga: Ketahui Beda Kista, Miom, dan Endometriosis, Agar Tidak Keliru Lagi!

 

 

 

Bisakah Kehamilan Kosong Dipertahankan?

Hati mana yang tak hancur mendapati kenyataan bahwa bakal calon buah hati tidak berkembang. Dan, wajar saja jika Mums ingin atau berpikiran untuk mempertahankannya dengan harapan kondisi embrio membaik dan tumbuh. Sayangnya, hal tersebut tidak mungkin terjadi, Mums.

 

Menginjak usia kehamilan 6 minggu dan tidak ada embrio yang berkembang, tubuh umumnya akan mulai melakukan proses “bersih-bersih” di 7-12 minggu kehamilan. Tubuh telah menyadari bahwa kehamilan tidak berkembang dengan baik, lalu mulai mengeluarkan darah dan jaringan dari rahim.

 

Terlebih lagi, ada risiko serius jika jaringan dari kehamilan tetap berada di dalam rahim setelah keguguran atau aborsi. Karena, dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, seperti Bacteroides, C. trachomatis, E. Coli, Enterobacteriaceae, Streptokokus grup B, dan Prevotella. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini dapat bersifat progresif, artinya dimulai di dalam rahim, lalu jika tidak diobati dapat berkembang ke aliran darah dan menginfeksi seluruh sistem, yang menyebabkan syok septik (septic shock).

 

Jika sudah telanjur mengalami syok septik, tekanan darah akan turun sangat rendah dan menghambat suplai darah ke seluruh tubuh. Hal ini pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan organ dan mengancam nyawa.

 

Ada beberapa langkah perawatan pembersihan rahim yang dianjurkan dokter ketika kehamilan kosong terjadi, yaitu:

  • Kuretase: Prosedur pembedahan untuk mengangkat isi rahim menggunakan alat medis dan pengisap untuk mengeluarkan jaringan kehamilan dari rahim. Tindakan ini dilakukan dengan sedasi atau anestesi umum.
  • Keguguran alami: Jika kondisi memungkinkan, dokter akan menyarankan untuk membiarkan tubuh melepaskan jaringan kehamilan secara alami. Mums akan merasakan kram, sakit perut dan perdarahan saat proses ini berlangsung.
  • Keguguran yang diinduksi obat: Dokter akan meresepkan obat misoprostol untuk memicu kontraksi dan meluruhkan dinding rahim. Mums akan mengalami kram, sakit perut, dan perdarahan dalam waktu 30 menit hingga sepuluh jam setelah minum obat. 

 

Bagaimanapun, keguguran bukanlah sebuah kejadian yang mudah untuk dihadapi. Jika kehamilan kosong terjadi, berilah waktu pada tubuh dan mental Mums untuk pulih terlebih dulu, lalu mencoba untuk hamil kembali. Percayalah, semua akan indah pada waktunya. Tetap semangat ya, Mums! (IS)


Baca juga: Mengenal Prosedur Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung

 

Referensi:

VeryWell. Blighted Ovum

Cleveland Clinic. Blighted Ovum

Pregnancy Birth Baby. Blighted Ovum

VeryWell. Sepsis After Misscarriage