Dalam hitungan hari, kita sudah memasuki bulan puasa Ramadan. Wanita yang sedang haid tidak boleh berpuasa. Selain karena larangan agama, ternyata ada fakta medis di balik ketentuan ini. Salah satunya, memaksakan diri untuk menahan lapar dan haus saat menstruasi malah bisa memicu munculnya sejumlah gejala dan membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Apa saja alasan medis wanita haid tidak boleh berpuasa?

 

Puasa adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadan. Semua orang yang berada dalam keadaan sehat fisik dan mental wajib menjalaninya. Namun, ada beberapa ketentuan yang memperbolehkan seorang muslim melewatkan puasa, salah satunya sedang haid. Wanita haid yang tidak berpuasa bisa menggantinya dengan melakukan ibadah yang sama setelah Idul Fitri.

 

Baca juga: Mums, Ini 6 Hal yang Memperparah Nyeri saat Menstruasi
 

Alasan Medis Wanita Haid Tidak Boleh Berpuasa

Selain dilarang agama, ternyata ada fakta medis yang menjadi alasan wanita haid tidak boleh berpuasa, di antaranya:

 

1. Banyak Darah Keluar

Darah haid biasanya cukup banyak, berasal dari peluruhan dinding rahim yang sebelumnya menebal karena persiapan implantasi sel telur yang sudah dibuahi. Perdarahan ini cenderung deras ketika hari pertama haid dan berangsur menurun pada hari berikutnya hingga selesai. Banyak keluarnya darah ini membuat wanita yang sedang haid rentan mengalami lemas dan lesu.

 

2. Nyeri Perut

Gejala khas saat haid adalah nyeri atau kram perut. Rasa sakit ini berasal dari peluruhan dinding rahim. Sebagian wanita hanya mengalami nyeri perut beberapa jam awal saat haid, tapi sebagian lain mungkin merasakannya sepanjang hari. Pada kasus yang parah, nyeri haid tidak tertahankan dapat menurunkan kesadaran (pingsan). Rasa nyeri yang tak tertahankan dan berulang sebaiknya dibicarakan dengan dokter.

 

Baca juga: Nyeri Perut saat Hamil, Berbahayakah?

 

3. Migrain

Selain nyeri perut, wanita yang sedang haid juga rentan mengalami migrain. Saat hal ini terjadi, kemungkinan besar wanita haid tidak nyaman untuk berpuasa.

 

4. Sensitif Terhadap Rasa Nyeri

Saat haid, wanita mengalami penurunan hormon estrogen. Kondisi ini membuatnya lebih sensitif terhadap rasa sakit, sehingga ia mudah lelah, nyeri punggung, dan gangguan kesehatan lain. Sering kali, kondisi ini diatasi dengan konsumsi obat pereda nyeri.

 

Baca juga: 

 

Bagaimana jika Wanita Haid Memaksakan Diri Berpuasa?

Sudah disebutkan bahwa saat haid banyak darah dikeluarkan dari dalam tubuh. Akibatnya, tubuh kehilangan banyak zat besi sehingga menimbulkan gejala lemas. Apabila seorang wanita memaksakan diri berpuasa dengan kondisi ini, berikut dampak yang perlu diwaspadai:

  • Tubuh semakin lemas dan disertai pusing, akibat suplai oksigen yang rendah.
  • Nyeri dada yang menyebabkan detak jantung lebih cepat dan napas pendek. Kondisi ini terjadi akibat rendahnya suplai oksigen pada jantung yang tidak bisa dibawa oleh sel darah, akibat rendahnya zat besi dalam tubuh. Pada kondisi yang parah, gejala ini dapat menyebabkan pembengkakan jantung hingga gagal jantung.
  • Kulit pucat serta tangan dan kaki dingin. Gejala ini menandakan bahwa kadar zat besi dalam tubuh sangat rendah, sehingga mulai mengganggu peredaran darah pada anggota gerak (tangan dan kaki).
  • Ingin konsumsi makanan tidak sehat. Pasalnya, kekurangan zat besi saat haid memicu keinginan konsumsi makanan tidak sehat. Misalnya, gorengan, makanan cepat saji, minuman manis, dan lainnya.
  • Bagi setiap wanita, mengalami siklus menstruasi setiap bulannya adalah hal yang sangat wajar. Namun, siklus menstruasi yang dialami setiap wanita tentunya akan memiliki pola dan gejala yang berbeda. Normalnya, siklus menstruasi berjalan selama 4 minggu dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi selanjutnya. oleh karena itu, pastikan tubuh dalam keadaan fit di saat tetap melakukan puasa.

 

Baca juga: Apa Ya Perbedaan Flek Hamil dan Haid?