Memiliki anak memberikan kebahagiaan tersendiri bagi pasangan yang sudah menikah dan mantap memutuskan untuk membangun keluarga. Tetapi nyatanya, tidak semua pasangan yang sudah menikah dapat memiliki buah hati dengan mudah. Terkadang, dibutuhkan usaha yang lebih, terutama ketika muncul berbagai faktor yang menyebabkan adanya potensi infertilitas atau ketidaksuburan. Infertilitas inilah yang menyebabkan proses pembuahan menjadi lebih sulit. Dengan bantuan teknologi, beberapa solusi pun kini tersedia untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati, beberapa diantaranya yaitu dengan metode bayi tabung dan inseminasi buatan.

 

Bayi Tabung

Metode yang umum dan lebih familiar, yaitu bayi tabung, atau in-vitro fertilization (IVF). Prosedur ini lebih rumit dan berdampak pada biaya yang lebih mahal dari prosedur lain. Tetapi, IVF memiliki persentase keberhasilan yang cenderung lebih tinggi juga, yaitu hingga 40%. Persentase tersebut tentunya dipengaruhi berbagai faktor seperti usia ibu, kualitas sel telur, gaya hidup, dan penyebab infertilitas.

 

Dalam bayi tabung, sel telur dibuahi langsung oleh sperma dan dilakukan di luar tubuh. Proses ini terdiri dari 5 langkah, yaitu:

  1. Menstimulasi pembentukan sel telur pada ovarium (indung telur). Biasanya, wanita hanya akan memproduksi 1 sel telur setiap bulannya, tetapi IVF membutuhkan banyak sel telur. Karena itu, pada tahap ini wanita diberikan obat fertilitas untuk merangsang pembentukan beberapa sel telur sekaligus. DIbutuhkan pemeriksaan ultrasound untuk memeriksa ovarium, dan tes darah untuk mengecek level hormon.
  2. Sel telur yang sudah terbentuk akan diambil dengan bantuan jarum dan tongkat ultrasound melalui vagina.
  3. Sample sperma disiapkan untuk membuahi sel telur.
  4. Proses inseminasi dilakukan, yaitu ketika sperma dicampur dengan sel telur di cawan petri untuk mendorong adanya pembuahan. Intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dapat dilakukan ketika kemungkinan pembuahan terlalu kecil. ICSI merupakan prosedur dimana sperma dimasukkan langsung ke sel telur. Ketika  pembelahan sel terjadi, sel telur yang dibuahi telah dianggap sebagai embrio.
  5. Dalam 3 hingga 5 hari setelah pembuahan, embrio akan dimasukkan kedalam rahim. Kehamilan akan terjadi ketika embrio yang ditanam di rahim telah menempel ke dinding rahim.

 

Risiko

  • Berpotensi menghasilkan kehamilan kembar.
  • Mayo Clinic melaporkan bahwa terdapat 2-5% risiko terjadinya kehamilan ektopik, yaitu kehamilan yang terjadi di luar rahim.
  • Resiko keguguran meningkat dengan usia ibu.
  • Prosedur IVF sedikit meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau dengan berat lahir rendah.

 

Inseminasi Buatan

Metode lain untuk membantu proses pembuahan yaitu inseminasi buatan atau intrauterine insemination (IUI). IUI merupakan prosedur di mana sperma diletakkan di dalam rahim wanita untuk mendorong terjadinya pembuahan. Tujuan utama dari IUI adalah untuk meningkatkan jumlah sperma yang mencapai tuba falopi, dan meningkatkan peluang terjadinya pembuahan sel telur. Beda dengan IVF dimana sel telur dibuahi langsung oleh sperma di luar tubuh, dalam IUI, sperma hanya dibantu dan dipermudah untuk mencapai sel telur. Setelahnya, sperma akan mencapai sel telur dengan sendirinya. Metode ini tidak membutuhkan biaya semahal IVF, dan memiliki peluang keberhasilan yang cenderung lebih rendah dibanding metode IVF, yaitu mencapai 20%.

 

Risiko

  • Sama seperti IVF, prosedur IUI berpotensi menghasilkan kehamilan bayi kembar.
  • Risiko rendah untuk mengalami infeksi yang disebabkan oleh prosedur sebagai dampak dari prosedur
  • Spotting yang dikarenakan proses meletakkan kateter pada rahim dapat menyebabkan pendarahan vagina.