Terkait dengan obat pasti Geng Sehat mempunyai beragam pertanyaan. Contohnya kok obat generik lebih murah ya? Kok obat yang ini hanya diminum di malam hari sih? Nah, artikel kali ini akan menjawab beberapa pertanyaan Kamu nih Gengs.

 

Ada obat yang dianjurkan untuk dikonsumsi setelah makan ada juga yang sebelum makan. Lalu penggunaan obat juga harus berdasarkan dosis yang dianjurkan. Tapi ada saja pasien yang melebihkan dosis dengan takaran kira-kira karena menurutnya obat tersebut kurang ampuh.

 

Pada dasarnya, setiap obat mempunyai takaran, waktu kerja, dan spesifik kerja yang berbeda-beda. Masing-masing obat mempunyai bahan aktif tersendiri, cara kerja serta efek samping yang ditimbulkan pun akan berbeda.

 

Baca juga : 6 Obat yang Wajib dibawa Saat Traveling?

 

Perbedaan Dosis Obat

Setiap obat mempunyai aturan dosis tersendiri. Efek penyembuhan yang timbul pada obat bisa berbeda-beda karena sifatnya yang individual. Jika jenis obat A dengan takaran C ampuh ke pasien E, maka hal yang sama belum tentu berlaku kepada pasien D. Hal itu bisa dikarenakan kondisi tubuh setiap orang tidaklah sama.

 

Dosis yang sama tidak akan diberikan pada pasien anak kecil dan orang dewasa. Atau antara orang dewasa dengan orang yang sudah lanjut usia. Lalu, jika kondisi pasien sudah cukup berat, bisa jadi dosis obat akan dinaikkan menjadi lebih tinggi daripada pasien lainnya.

 

Takaran obat pun berbeda-beda. Pada rentang konsentrasi tertentu obat dapat memberikan efek dan khasiat ke dalam tubuh. Dalam konsentrasi tertentu, obat yang dikonsumsi akan terlarut di dalam darah. Kecepatan konsentrasi obat pun berbeda-beda. Jika kecepatan penurunan konsentrasi obat dalam darah berlangsung dengan cepat, maka obat harus diminum lebih sering. Oleh karena itu ada obat yang diminum tiga kali, ada yang cukup satu kali dalam satu hari.

 

Perbedaan dosis obat antara laki-laki dan perempuan terjadi untuk obat pereda nyeri. Sebuah penelitian menunjukkan kalau wanita membutuhkan obat nyeri lebih banyak dibanding laki-laki. Namun, hal itu masih belum bisa dipastikan. Ada pula obat (tidak semua) membutuhkan ukuran tubuh untuk menentukan takaran dosis yang tepat. Contohnya adalah obat-obatan kemoterapi.

 

Jadi dosis yang diberikan bisa berbeda di antara pasien karena faktor tubuh pasien, yakni bisa usia, jenis kelamin, atau ukuran tubuh. Serta dari faktor obat itu sendiri, bagaimana kecepatan konsentrasi akan terlarut dan kadar yang tepat agar bisa memberikan efek.

 

Geng Sehat perlu hati-hati dalam pengonsumsian obat ya. Kalau Kamu merasa obat yang telah dianjurkan tidak cukup efektif, maka Kamu tidak boleh menambah dosis hanya dengan perkiraan Kamu, lho. Coba konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter dan apoteker.

 

Selain itu, jangan mengonsumsi obat tertentu dalam jangka waktu yang panjang karena bisa menyebabkan timbulnya efek toleransi. Contohnya adalah jenis obat penenang. Akibatnya, tubuh bisa toleran dengan dosis sebelumnya dan membutuhkan dosis yang lebih tinggi. Hal ini bisa membuat tubuh akan ketergantungan.

 

Baca juga: Aman Saat Tebus Obat, Kamu Bisa Berkonsultasi dengan Apoteker

 

Obat Diminum Sebelum atau Sesudah Makan?

Untuk menentukan apa obat cocok diminum sebelum atau setelah makan tergantung kepada obat itu sendiri. Bagaimana hubungan interaksi obat dengan makanan. Saat makan, tubuh akan memproses makanan dalam saluran pencernaan. Proses pencernaan makanan ini bisa menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan proses penghancuran dan penyerapan obat.

 

Ada obat yang proses penyerapannya akan terganggu akibat makanan, ada pula yang terbantu, dan ada juga yang tidak terpengaruh sama sekali. Tidak hanya proses pencernaan makanan, waktu konsumsi obat sebelum atau setelah makan juga dipengaruhi oleh efek samping dari obat itu sendiri.

 

Ada jenis obat yang dapat mengiritasi lambung sehingga obat tersebut harus diminum setelah makan. Contohnya adalah aspirin. Untuk obat yang diminum sebelum makan biasanya obat tersebut akan terhambat kerjanya jika terdapat makanan dalam jalan pencernaan.

 

Pada jenis obat yang bekerja untuk lambung biasanya akan lebih efektif jika lambung sedang dalam keadaan kosong. Tidak hanya itu, ada juga obat yang bisa pecah terlalu cepat karena adanya makanan. Obat tersebut belum sempat diserap oleh aliran darah sehingga menjadi tidak berkhasiat.

 

Selain waktu sebelum atau setelah makan, perlu Geng Sehat ketahui juga aturan jeda waktu yang tepat saat minum obat. Jika aturan yang tertulis adalah obat dikonsumsi setelah makan, maka obat harus diminum 30 menit setelah Kamu makan.

 

Sekarang, Kamu sudah tahu kan kenapa terdapat dosis dan waktu konsumsi yang berbeda pada obat dan pasien tertentu. Cara kerja obat menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh. Ada obat yang mampu memberi efek meski dalam ukuran yang sedikit. Ada pula obat yang bisa terhambat kerjanya jika terdapat makanan dalam tubuh. Perlu Kamu ketahui kalau obat dan makanan berada dalam jalur pencernaan yang sama. Jadi, patuhi anjuran minum obat yang diberikan oleh dokter dan apoteker ya.

 

Baca juga : 6 Cara Hindari Obat Palsu