Kesadaran masyarakat akan kesehatan menjadikan ada kenaikan trend untuk melakukan medical check up secara rutin, terutama masyarakat kelas menengah. Hal tersebut dikatakan dokter spesialis patologi klinik, sekaligus Ketua Labortaorium Terpadu RS St Carolus, Dr Bettia M. Bermawi SpPK.

 

“Kesehatan adalah investasi di masa depan. Karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala atau medical check-up sebaiknya dilakukan minimal setahun sekali, namun tergantung kebutuhan karena pada orang dengan kondisi penyakit tertentu bisa enam bulan sekali,” jelas dr. Bettia dalam acara pengenalan layanan Total Laboratory Automation (TLA) di Prodia Tower, Jakarta (9/7).

 

Lantas, siapa saja yang sebaiknya melakukan medical check-up dan pemeriksaan apa saja yang dilakukan?

 

Baca juga: 6 Persiapan yang Perlu Dilakukan Sebelum Medical Check Up

 

Manfaat Medical Check Up

Dokter Bettia menjelaskan, medical check-up bisa dilakukan semua usia. Selama ini, ada anggapan bahwa pemeriksaan kesehatan rutin sebaiknya dilakukan orang dewasa yang memiliki faktor risiko penyakit.

 

Saat ini ada perubahan pola penyakit di masyarakat, di mana penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal dan sebagainya meningkat. Ada kecenderungan, penyakit ini mulai bergeser pada penduduk yang usianya lebih muda.

 

Itulah alasan mengapa pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan sedini mungkin untuk mengetahui faktor risiko beberapa penyakit kronis. Tidak dapat dimungkiri bahwa sebagian masyarakat enggan melakukan medical check-up karena beberapa mitos.

 

“Salah satunya adalah malah takut penyakitnya malah ketahuan. Padahal, semakin dini diketahui, justru seharusnya bersyukur karena penyakitnya bisa diintervensi lebih cepat sebelum terlambat,” jelas dr. Bettia.

 

Deteksi dini penyakit dan pemantauan kondisi kesehatan seseorang hanya bisa dilakukan melalui medical check-up. Hasilnya akan menjadi panduan bagi dokter untuk melakukan diagnosis dan pemantauan penyakit. 

 

Mitos kedua adalah takut darahnya akan habis. Tentu saja ini tidak benar ya Gengs! Meburut dr. Bettia, sekali tes kesehatan memang kadang dibutuhkan banyak sampel darah. Namun satu tabung sampel darah tidak lebih dari 1 sendok makan, atau hanya 2 cc.

 

Baca juga: 1 Kantung Darah Terinfeksi Virus, Berpotensi Menular ke 3 Orang Lainnya!



Jenis Pemeriksaan Kesehatan Sesuai Usia

Lantas pemeriksaan kesehatan apa saja yang paling minimal dilakukan dan sebaiknya dimulai di usia berapa? “Medical check up sebaiknya dilakukan di usia sedini mungkin. Tetapi faktanya memang saat ini orang biasanya pertama kali melakukannya saat tes akan masuk kerja. Padahal anak-anak pun bisa melakukannya,” jelas dr. Bettia.

1. Medical check up pada anak-anak

Pada anak-anak, pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan darah. Minimal adalah untuk mendeteksi anemia karena kekurangan zat besi. Kasus anemia karena kurang gizi ini, banyak ditemukan pada anak usia sekolah dasar. Untuk mendeteksi anemia hanya dibutuhkan tes darah sederhana, dan dinilai kadar hemoglobinnya.



Medical check up pada anak juga sebaiknya dilakukan pada anak yang kelebihan berat badan atau obesitas, dan anak yang terlambat pubertas. Ingat bahwa saat ini usia penderita penyakit jantung dan stroke semakin muda sehingga anak-anak yang obesitas bisa dicari apakah memiliki faktor risiko penyakit tersebut, dilihat dari kadar kolesterol dan lemaknya.



2. Medical check up pada wanita

Wanita muda bisa melakukan tes darah rutin secara berkala untuk memantau kadar gula darah dan kolesterol. Saat medical check up juga pasti akan dilakukan pengukuran tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi.

 

Secara spesifik, wanita yang sudah menikah atau berhubungan seksual harus menjalani tes untuk mendeteksi kanker serviks. Bagi wanita berusia di atas 40 tahun sudah harus menjalani mammografi untuk deteksi dini kanker payudara.



3. Medical check up pada Pria

Selain tes profil hematologi (darah) secara umum untuk memantau hemoglobin, leukosit, trombosit dan lain-lain, pria juga dianjurkan menjalani deteksi dini untuk risiko penyakit jantung, diabetes, dan gagal ginjal. Lebih spesifik, pria juga dianjurkan melakukan tes untuk kanker prostat, dan kanker paru, terutama bagi perokok.



Baca juga: 5 Alasan Melakukan Pap Smear, Nomor 2 Kamu Harus Tahu

 

Memilih Laboratorium Klinik yang Bisa Dipercaya

Agar hasilnya akurat, sebaiknya Geng Sehat memilih laboratorium yang terpercaya. Inilah kriteria lanoratorium klinik yang baik menurut dr. Bettia:

Aman. Laboratorium klinik harus memiliki ijin resmi dan memiliki sistem pengendalian mutu yang terus menerus dilakukan.

Terakreditasi. Akan lebih baik jika laboratorium tersbut sudah terakreditasi dan melakukan standar operasi yang benar.

Menggunakan teknologi tinggi sehingga dapat menunjang pemerikaaan yang dibutuhkan pasien.

 

Presiden Direktur Laboratorium Klinik Prodia, dr. Dewi Muliaty M.Si menjelaskan bahwa saat ini Prodia sudah menerapkan Total Laboratory Automation (TLA) bekerja sama dengan Abbott Diagnostic Division. Dengan sistem ini, dapat diproses lebih dari setengah juta sampel setiap tahunnya.

 

“TLA akan mempercapat waktu penyelesaian hasil pemeriksaan, meningkatkan kualitas pengerjaan dan tentu membuat pasien lebih nyaman karena hasilnya dapat diterima lebih cepat dan jauh lebih akurat,” jelasnya.

 

Nah Geng Sehat masih ragu melakukan medical check up? Jangan ragu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap tahun ya, sebagai hadiah untuk diri sendiri karena ada banyak manfaat medical check up.

 

Baca juga: Tempat Ini Menyediakan Layanan Tes HIV yang Nyaman