Pandemi coronavirus baru (COVID-19) masih berlangsung. Tanda akan berakhir belum terlihat. Selain berita tentang jumlah korban setiap hari, berita tentang tes masal Covid-19 juga mendapat banyak perhatian.

 

Sampai saat ini tes standar untuk memastikan seseorang positif terinfeksi Covid-19 adalah dengan PCR (tes berbasis sekuensi genetika virus). Tetapi tes ini membutuhkan waktu lama dan tidak bisa dilakukan dalam skala massal karena jumlah laboratoriun terbatas.

 

Untuk mengatasi keterbatasan tes PCR, maka dikembangan tes cepat, yakni tes yang mendeteksi antibodi sebagai tanda tubuh terinfeksi virus. Secara kecepatan, tes antibodi jauh lebih unggul dan bisa mendeteksi ribuan sampel darah sekaligus. Namun, bagaimana dengan akurasinya, dan perlukah kita menjalani tes antibodi Covid-19?

 

Baca juga: Perbedaan Rapid Test dengan Swab Tenggorokan

 

Antibodi Virus Korona

Antibodi adalah senyawa yang dilepaskan sistem imun saat ada virus masuk ke tubuh. Dengan kata lain antibodi menunjukkan kita sudah memiliki kekebalan terhadap virus tersebut. Pakar kedokteran, Kamran Kadkhoda, Ph.D., dalam sebuah artikel di Cleveland Clinic Journal of Medicine, menjelaskan, hambatan untuk memerangi virus corona yang menyebabkan COVID-19 adalah virus ini sangat baru, sehingga tidak banyak informasi tersedia.

 

Bahkan respon tubuh terhadap virus ini pun tidak sama untuk setiap orang. Tingkat antibodi yang dihasilkan tidak sama. "Beberapa orang tidak akan menghasilkan antibodi setelah infeksi, beberapa akan langsung kehilangan antibodi setelah infeksi, dan lainnya memiliki antibodi sangat rendah sehingga tidak terdeteksi," jelasnya.

 

Dengan respon tubuh yang berbeda, dilihat dari kadar antibodi yang tidak konsisten, beberapa ahli meragukan bahwa virus corona mampu memberikan kekebalan jangka panjang. 

 

Dr. Kadkhoda  membandingkan dengan pasien-pasien SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), sejenis virus korona yang beberapa tahun lalu menjadi pandemi di Asia. Pada pasien SARS, antibodi terdeteksi ketika masih sakit maupun setelah sembuh. Sedangkan pada pasien Covid-19, kadar antibodi hanya tinggi pada kasus yang parah dan kritis.

 

“Kehadiran antibodi semata-mata tidak selalu berarti orang telah kebal terhadap virus penyebab Covid-19.  Jika pun memberikan kekebalan, biasanya hanya jangka pandek.  Bisa jadi ketika ditemukan vaksin pun, kita mungkin harus divaksinasi setiap tahun seperti flu," jelas Dr. Kadkhoda. 

 

Baca juga: Apa itu Rapid Test COVID-19? Ini yang Perlu Kamu Tahu!
 

Apakah Kita Perlu Melakukan Tes Antibodi?

Dengan meningkatnya layanan tes antibodi, semakin banyak orang yang bertanya-tanya apakah mereka perlu melakukan tes untuk mendeteksi virus di tubuhnya namun tidak menunjukkan gejala. Tes antibodi sederhana, menurut pemikiran itu, akan memberikan informasi apakah mereka positif terinfeksi atau tidak, di masa lalu.

 

Meski memiiki keterbatasan, namun tes antibodi ini tetap ada manfaatnya. Karena tanpa informasi apapun ketika kita tertular virus, maka kita tidak akan melakukan langkah selanjutnya.

 

Kamu bisa melakukan tes antibodi di laboratorium yang menyediakannya. Akhir bulan lalu, Abbott Diagnostics sudah mengumumkan ketersediaan tes darah serologi berbasis laboratorium untuk mendeteksi antibodi IgG, yang berguna dalam mengidentifikasi apakah seseorang telah dan pernah terpapar virus corona (COVID-19).

 

Alat tes yang juga telah memperoleh Otorisasi Penggunaan Darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) ini memberikan opsi pengujian antibodi skala besar.

 

Tes antibodi dapat memberitahu apakah seseorang sebelumnya sudah pernah terinfeksi virus dan mungkin tengah berada pada proses pemulihan atau bahkan telah pulih dari infeksi tersebut, pada orang dengan atau tanpa gejala. 

 

Tes antibodi akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang virus, termasuk berapa lama antibodi berada di dalam tubuh, berapa banyak orang telah terinfeksi, dan bagaimana perubahan ini terjadi dari waktu ke waktu.

 

Baca juga: Belum Ditemukan Vaksin, Begini Cara Sel Imun Melawan Virus Corona!

 

 

Referensi:

Helath.clevelandclinic.org. What We Do and Don’t Know About Coronavirus Antibody Tests

Siaran Pers "Abbott Umumkan Ketersediaan Tes Antibodi COVID-19 Berbasis Lab yang Andal di Indonesia", diterima 29 Juni 2020