Bulan Januari merupakan bulan kesadaran terhadap kesehatan serviks atau leher rahim. Salah satu bentuk kesadaran akan pentingnya kesehatan serviks pada kaum wanita adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan pap smear.

 

Pap smear adalah suatu prosedur untuk memeriksa kemungkinan adanya perubahan sel normal menjadi sel abnormal atau bahkan sel kanker pada serviks. Sayangnya, tidak semua wanita memahami pentingnya pemeriksaan pap smear dan mau menjalaninya. Padahal, pemeriksaan pap smear sangat berguna untuk melakukan deteksi dini terhadap kasus kanker serviks.

 

Jika ditemukan pada stadium awal, tingkat keberhasilan pengobatan dan angka harapan hidup penderitanya relatif tinggi. Supaya Geng Sehat lebih mengerti atau bisa meyakinkan orang terdekat untuk menjalani pemeriksaan pap smear, yuk simak 5 fakta berikut!

 

  1. Meski agak kurang nyaman tetapi tidak menimbulkan nyeri berlebihan

Buat Geng Sehat yang belum familier dengan prosedur pap smear, pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil contoh jaringan pada leher rahim untuk diperiksa di laboratorium. Pertama-tama, tenaga kesehatan yang menangani Kamu akan membuka liang vagina dengan alat yang disebut dengan spekulum atau cocor bebek. Kemudian, contoh jaringan akan diambil menggunakan spatula.

 

Banyak wanita yang merasa takut untuk menjalani prosedur ini karena khawatir akan timbul nyeri. Faktanya, pada kondisi normal, rileks, dan dengan teknik yang benar, prosedur akan berlangsung relatif singkat dan tidak menimbulkan rasa nyeri yang berlebihan.

 

Baca juga: Apakah Kamu Sudah Pap Smear?

 

 

Walaupun begitu, ada catatan khusus bagi mereka yang menderita gangguan vaginismus. Vaginismus adalah kelainan kontraksi otot vagina yang tidak dapat dikendalikan, sehingga membuat penderitanya merasakan nyeri hebat pada saat mengalami penetrasi, baik dengan penis, tampon, alat USG transvaginal, maupun cocor bebek.

 

Bagi penderita vaginismus yang harus menjalani pap smear, prosedur ini harus dilakukan dengan pembiusan sebelumnya (under anesthetic). Akan tetapi, pada kondisi normal, prosedur ini seharusnya hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman yang akan segera hilang setelah prosedur selesai dilakukan.

 

  1. Gejala kanker serviks pada stadium awal sangat sulit dikenali

Tidak jarang penderita kanker serviks baru datang memeriksakan dirinya ke dokter pada saat sudah mengalami berbagai gejala yang dirasa mengganggu. Dan dari hasil pemeriksaan, sel kanker ternyata sudah berada dalam stadium lanjut.

 

Pengobatan untuk kanker stadium lanjut relatif lebih sulit dan angka keberhasilannya pun lebih rendah. Sayangnya, pada masa awal perubahan sel normal menjadi sel abnormal, sering kali tidak timbul gejala khas yang bisa dirasakan oleh penderitanya. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan secara berkala untuk melihat kondisi sel serviks, salah satunya melakukan prosedur pap smear.

 

Baca juga: 10 Fakta Seputar Serviks atau Leher Rahim

 

  1. Vaksin HPV bukan alternatif pengganti pap smear

Sebagian kasus kanker serviks disebabkan oleh riwayat infeksi human papilloma virus (HPV). Saat ini, memang sudah beredar vaksin untuk membangun kekebalan tubuh terhadap virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.

 

Akan tetapi, seseorang yang sudah menerima vaksin HPV bukan berarti tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan pap smear. Vaksin HPV dan pap smear sama-sama memegang peranan penting dalam usaha pencegahan dan deteksi dini terhadap kanker serviks. Karenanya, dua-duanya perlu dilakukan.

 

 

  1. Banyak program pemeriksaan pap smear gratis dan ditanggung oleh BPJS Kesehatan

Masalah biaya yang relatif cukup mahal juga sering dijadikan alasan wanita enggan melakukan pemeriksaan pap smear. Kendati demikian, saat ini banyak diselenggarakan program pap smear gratis. Geng Sehat bisa mendapatkan informasinya dari berbagai media, termasuk media sosial.

 

Selain itu, jika Geng Sehat terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, maka bisa mendapat kesempatan untuk mendeteksi kanker serviks secara dini di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lembaga yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Pastikan keanggotaan BPJS Kesehatan Geng Sehat dalam status aktif dan tidak memiliki tunggakan iuran.

 

Baca juga: Penyakit Kutil Kelamin Apakah Bisa Jadi Kanker Serviks?

 

  1. Sudah aktif secara seksual perlu melakukan pap smear

Rute utama terjadinya penularan virus HPV adalah melalui kontak seksual. Perilaku seksual yang sehat pun tetap memiliki risiko terpapar virus HPV. Oleh karena itu, prosedur pap smear diperlukan oleh semua wanita yang telah aktif secara seksual agar dapat memastikan serviksnya dalam kondisi sehat dan normal.

 

Perlu diingat bahwa salah satu syarat untuk melakukan pemeriksaan ini adalah tidak berhubungan seksual selama minimal 48 jam sebelum pemeriksaan dilakukan serta tidak membersihkan vagina dengan cairan pembersih khusus vagina.

 

Jadi Gengs, dengan mengetahui kelima fakta di atas, jangan ragu lagi untuk menjalani pemeriksaan pap smear, ya! Bagikan juga informasi ini ke orang-orang terdekat supaya semakin banyak wanita yang menjalani pemeriksaan rutin untuk deteksi dini gangguan pada serviks.

 

Baca juga: Selain Kanker Serviks, HPV Menyebabkan 5 Jenis Kanker Lain

 

Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual - GueSehat.com