Gangguan disfungsi seksual merupakan masalah yang menghambat siklus respon aktivitas seksual berjalan normal. Secara garis besar, ilmu psikologi membagi disfungsi seksual menjadi 4 kategori:

  1. Gangguan nafsu seksual (dorongan seks rendah)
  2. Gangguan gairah seksual
  3. Gangguan orgasme
  4. Gangguan nyeri seksual

Ada dua jenis gangguan nyeri seksual, yaitu dispareunia dan vaginismus. Meskipun vaginismus sering disamakan dengan dispareunia, nyatanya gangguan ini jauh berbeda. Dispareunia adalah istilah medis untuk kontak hubungan seksual yang menyakitkan. Penyebabnya bisa dipicu oleh kista, penyakit radang panggul, atau atrofi vagina. Sementara, vaginismus merupakan kejang dan kerapatan yang terjadi pada otot vagina bagian luar hingga penetrasi seksual pun tidak menungkinkan. Yuk, cermati informasi lengkap seputar penyebab dan penanganan vaginismus lebih lanjut!

Baca juga: Jarang Melakukan Hubungan Seks? Ini 14 Dampaknya bagi Kesehatan!

Apa itu Vaginismus?

Vaginismus adalah kondisi merapatnya vagina yang menyebabkan ketidaknyamanan, rasa terbakar, nyeri, masalah penetrasi, dan ketidakmampuan menyelesaikan hubungan intim. Umumnya, vaginismus terjadi akibat kerapatan vagina dan pengetatan panggul, terutama pada area otot pubococcygeus (PC).

Dilansir dari vaginismus.com, penting untuk dipahami, bahwa vaginismus tidak bisa dipicu secara sengaja oleh wanita. Disfungsi ini terjadi terjadi tanpa kendali. Wanita, pada umumnya bahkan tidak tahu jika ia memiliki ganggual seksual vaginismus. Banyak wanita yang merasa sangat malu akan disfungsi ini. Mereka tidak dapat melakukan hubungan intim dengan normal. Namun, di sisi lain mereka hanya bisa menyimpan rahasia ini sendirian. Bagi mereka, sungguh tidak nyaman untuk berbagi informasi tentang hal pribadi semacam ini pada orang lain.

Vaginismus juga dikenal sebagai efek samping akibat menjalani pernikahan tanpa hubungan seks secara teratur. Rasa sakit akibat penolakan atau ketiadaan hubungan intim dalam pernikahan dapat memengaruhi wanita, tidak hanya secara psikologis namun juga secara seksual. Bahkan, wanita yang sudah bertahun-tahun memiliki aktivitas seks yang nyaman, bisa saja mengalami gangguan vaginismus bila ia menemukan ketidaknyamanan saat melakukan hubungan seksual yang berbeda dari biasanya. 

Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Vaginismus?

Vaginismus dapat dialami oleh wanita dari berbagai usia, baik yang telah memiliki pengalaman seksual ataupun belum. Beberapa wanita mengalami vaginismus justru pada masa menopause. Saat kadar estrogen turun, pelumasan dan elastisitas vagina pun relatif menurun. Kondisi ini membuat hubungan intim terasa menyakitkan, atau terkadang sulit untuk direalisasikan. Akhirnya, hal ini memicu gangguan vaginismus.

Macam-macam Gangguan Vaginismus

Tidak semua wanita mengalami vaginismus dengan kondisi dan tingkat keparahan yang sama. Berikut merupakan beberapa contoh masalah yang diakibatkan oleh vaginismus:

  • Beberapa wanita tidak dapat memasukkan tampon, penis, ataupun tidak dapat melakukan pemeriksaan organ intim sama sekali.
  • Beberapa wanita mampu memasukkan tampon, dan menyelesaikan pemeriksaan ginekologi, namun tidak mampu melakukan penetrasi.
  • Beberapa wanita penderita vaginismus dapat memasukkan sebagian penis, meskipun prosesnya sangat menyakitkan.
  • Beberapa wanita dapat sepenuhnya memasukkan penis. Tetapi, ketidaknyamanan dan sesak yang dirasakan, sangat mengganggu gairah serta perkembangan proses hubungan intim yang tengah berlangsung. Tak jarang, sesi orgasme pun mesti disertai rasa sakit.
  • Beberapa wanita mampu mentolerir selama bertahun-tahun hubungan seksual yang tidak nyaman akibat vaginismus. Dengan cara sedikit demi sedikit mengacuhkan rasa sakit yang pada akhirnya malah mengganggu pengalaman seksual.

Gejala Umum

  • Sensasi panas seperti terbakar, dan rasa sesak yang sangat nyeri saat berhubungan seks.
  • Penetrasi yang sulit, terasa ketat, nyaris tidak mungkin, serta sangat tidak nyaman.
  • Pada kasus yang parah, lubang vagina sepenuhnya menutup saat dilakukan penetrasi.
  • Rasa sakit seksual yang sedang berlangsung tidak diketahui, tanpa sebab yang jelas
  • Kesulitan memasukkan tampon atau menjalani pemeriksaan pelvis / ginekologis
  • Terjadi kaku otot pada anggota tubuh seperti kaki, punggung bawah, dan lain-lain, sehingga hubungan seksual yang sedang berlangsung pun berisiko terhenti akibat kekakuan otot ini.
  • Cenderung menghindari seks akibat rasa sakit dan sering gagal melakukan hubungan intim.

Jenis-jenis Vaginismus

Bila seorang wanita sama sekali tidak pernah bisa memiliki hubungan seksual akibat rasa sakit dan kesulitan penetrasi, maka wanita tersebut digolongkan sebagai vaginisme primer. Bila seorang wanita sebelumnya pernah menikmati seks tanpa masalah, namun kemudian mengalami vaginismus akibat trauma atau masalah medis yang memengaruhi kondisi vagina, maka wanita tersebut diklasifikasikan sebagai vaginisme sekunder. Klasifikasi ini memberi perbedaan kecil yang menentukan cara pengobatan vaginismus.

Penyebab Vaginismus

Vaginismus memiliki berbagai penyebab. Seringkali, pencetus gangguan seksual vaginismus, disebabkan oleh faktor fisik maupun kondisi psikologis. Akar masalah inilah yang akhirnya mengakibatkan tubuh mengantisipasi rasa nyeri. Kondisi ini bisa terkait dengan pelecehan seksual masa lalu, atau trauma, hubungan seksual yang menyakitkan, ataupun faktor emosional. Pada beberapa kasus, bahkan tidak ada penyebab langsung yang bisa ditemukan sebagai alasan terjadinya vaginismus.

Faktor Psikologis yang Dapat Mencetus Vaginismus

  • Ketakutan berlebih. Memiliki antisipasi tidak normal terhadap rasa sakit saat hubungan intim. Merasa takut tidak dapat disembuhkan secara fisik setelah mengalami trauma pelvis. Takut mengalami kerusakan jaringan pada organ intim. Takut hamil. Adanya kekhawatiran terhadap cedera panggul yang bisa saja terulang kembali, dan sebagainya.
  • Kecemasan atau stres. Kecemasan umum, tekanan kinerja, pernah mengalami pengalaman seksual yang tidak menyenangkan, pemikiran negatif terhadap seks, rasa bersalah, trauma emosional, atau adanya emosi seksual yang tidak sehat.
  • Memiliki masalah traumatis dengan pasangan. Pernah mengalami pelecehan seksual atau menjadi korban emosi yang tidak terkendali. Adanya ketakutan akan komitmen, ketidakpercayaan, dan kecemasan yang begitu rentan.
  • Kejadian traumatis. Adanya penyalahgunaan emosional atau seksual. Pernah menjadi saksi kekerasan atau pelecehan. Memiliki kenangan dalam kondisi penuh tekanan.
  • Pengalaman masa kecil. Terlalu kaku mengasuh anak, ajaran agama yang tidak seimbang, terpapar citra seksual yang mengejutkan, dan pendidikan seks yang tidak memadai.
  • Terkadang tidak ada penyebab, baik secara fisik maupun non-fisik, yang dapat diidentifikasi sebagai pencetus disfungsi vaginismus.

Faktor Fisik Pemicu Terjadinya Vaginismus

  • Kondisi medis. Infeksi saluran kemih, infeksi ragi, penyakit menular seksual, endometriosis, tumor genital, kista, kanker, nyeri di area vulva (vulvodynia/vestibulodynia), ruam kulit yang gatal di sekitar vagina (lichen planus), penyakit radang panggul, penyakit kelainan kulit berwarna putih di area kelamin dan anus( lichen sclerosus), eksim, psoriasis, prolaps vagina, dan lain-lain.
  • Melahirkan. Nyeri pascapersalinan, komplikasi persalinan normal, efek samping operasi Caesar,  keguguran, dan lain-lain.
  • Perubahan terkait usia. Perubahan hormonal akibat menopause, volume cairan vagina yang tidak memadai, serta peradangan pada dinding vagina akibat penurunan hormone estrogen (atrofi vagina).
  • Ketidaknyamanan sementara. Nyeri atau ketidaknyamanan sementara akibat tidak memadainya foreplay.
  • Trauma pelvis. Operasi dan pemeriksaan panggul yang  menyisakan trauma pelvis.
  • Penyalahgunaan seksual, seperti serangan fisik, pemerkosaan, dan pelecehan seksual.
  • Pengobatan. Efek samping obat-obatan tertentu yang menyebabkan nyeri pelvis. 
Baca juga: Inilah Ketakutan-ketakutan Pria dan Wanita saat Berhubungan Seks

Perawatan Vaginismus

Vaginismus merupakan kelainan yang sangat bisa diobati. Pengobatan vaginismus yang sukses, tidak memerlukan obat-obatan terlarang, operasi, hipnosis, atau teknik invasif kompleks lainnya. Pendekatan perawatan yang efektif biasanya menggabungkan metode edukasi, konseling, latihan kontrol panggul, latihan dilatasi, teknik eliminasi rasa sakit, langkah transisi, dan sebagainya. Umumnya, latihan pengobatan vaginismus dirancang untuk membantu wanita mengidentifikasi, mengekspresikan, dan mengatasi komponen emosional yang berkontribusi. Selain melakukan pemeriksaan fisik, biasanya dokter juga akan menanyakan riwayat medis, aktivitas seks, dan riwayat pernikahan dari pasien vaginismus.

 

Bentuk-bentuk Pengobatan Vaginismus

Terapi seks dan Konseling

Edukasi yang diberikan biasanya melibatkan pembelajaran tentang anatomi organ intim  dan apa yang terjadi selama hubungan seks berlangsung. Pasien akan mendapatkan informasi tentang otot-otot yang terlibat dalam vaginismus juga. Informasi ini dapat membantu pasien memahami bagaimana bagian-bagian tubuh bekerja dan bagaimana tubuh wanita merespons. Sesi konseling mungkin melibatkan Kamu sendiri ataupun juga pasanganmu. Berkonsultasi dengan konselor spesialis disfungsi seksual akan sangat membantu. Teknik relaksasi dan hipnosis yang diberikan pada sesi ini, juga bisa meningkatkan rasa rileks dan membantu pasien merasa lebih nyaman saat berhubungan seksual.

Dilator Vagina                                                                            

Dokter atau konselor mungkin menyarankan untuk belajar menggunakan dilator vagina di bawah pengawasan seorang profesional. Dilator yang berbentuk kerucut ini akan ditempatkan pada vagina pasien vaginismus. Dilator akan semakin besar. Ini membantu otot vagina meregang dan menjadi fleksibel. Untuk meningkatkan keintiman, mintalah pasangan membantu Kamu memasukkan dilator. Setelah menyelesaikan pengobatan dengan satu set dilator, Kamu dan pasangan bisa mencoba melakukan hubungan intim lagi.

Senam Kegel

Senam Kegel merupakan latihan yang telah sering direkomendasikan ahli medis. Manfaatnya berguna untuk kualitas seks pada malam pertama, kemudahan persalinan normal, termasuk juga untuk mengobati vaginismus.  Hal ini dikarenakan gerakan dalam senam Kegel, mengkondisikan wanita untuk berulang kali mengencangkan sekaligus melonggarkan otot dasar panggul dan syaraf-syaraf organ intim. Diharapkan setelah sering mempraktekkan gerakan latihan Kegel ini, wanita semakin bisa mengendalikan otot vagina, rektum, dan kandung kemih. Langkah-langkah senam Kegel cukup mudah. Ikuti instruksi berikut ini:

  • Kosongkan kandung kemih.
  • Kontraksikan otot dasar panggul, lalu tahan hingga 10 detik.
  • Setelah mencapai hitungan ke-10, rilekskan otot panggul. Pertahankan posisi ini selama 10 detik.
  • Ulangi dua gerakan ini secara bergantian sebanyak 10 kali. Lakukan senam Kegel secara rutin tiga kali sehari.
  • Untuk berhasil memperkuat otot dasar panggul, jangan melibatkan otot perut, pantat, atau paha saat melakukan latihan ini.

Disfungsi seksual bisa mengurangi romantisme dalam sebuah pernikahan. Meskipun demikian, Kamu harus bersikap proaktif untuk mendapatkan perawatan. Wanita yang hidup dengan gangguan vaginismus, sama sekali tidak perlu merasa malu. Bicarakanlah perasaan dan ketakutanmu tentang hubungan intim pada pasangan agar ia dapat membuatmu merasa lebih baik. Dokter atau terapis pasti akan memberikan opsi yang paling tepat untuk mengatasi vaginismus. Tetap semangat, ya. Banyak sekali orang yang bisa  pulih dari vaginismus. Mereka terus menjalani kehidupan seksual yang bahagia. Aktiflah menggali cerita pengalaman perempuan-perempuan yang berhasil pulih dari vaginismus. Lalu, jadikan informasi tersebut sebagai motivasi agar kehidupan seksual yang nyaman juga bisa Kamu raih bersama pasangan. (TA/AS)

Baca juga: Jaga Kesehatan Vagina Setelah Berhubungan Seks