Gejala Meningitis pada Anak dan Dewasa

Sedikit mengejutkan jika ternyata anak-anak juga dapat menderita meningitis, bahkan saat usianya baru dilahirkan. Jika tidak ditangani segera, meningitis dapat menimbulkan komplikasi yang berujung pada kematian. Berikut adalah ciri-ciri bayi dan anak yang menderita meningitis.

  • Gelisah, tetapi akan lebih rewel jika disentuh.

  • Demam tinggi, dengan kaki dan tangan terasa dingin.

  • Menangis yang disertai jeritan secara terus menerus.

  • Terlihat bingung, lemas, dan kurang responsif terhadap reaksi di lingkungan.

  • Anak akan mudah mengantuk dan sedikit sulit ketika dibangunkan.

  • Timbul ruam kemerahan pada kulit.

  • Hilang nafsu makan yang ditandai muntah saat diberi makan.

  • Akibat demam yang tinggi, bayi akan mengalami kejang-kejang.

Baca juga: Penyakit Kawasaki, Demam dengan Ruam Merah pada Si Kecil

 

Tidak jauh berbeda dengan anak, berikut adalah ciri-ciri gejala meningitis yang terjadi pada dewasa.

  • Mual dan muntah.

  • Sakit kepala berat.

  • Kaku pada tengkuk leher.

  • Demam tinggi hingga lebih dari 38 derajat celcius, tetapi tangan dan kaki terasa dingin.

  • Pernapasan lebih cepat.

  • Sensitif pada cahaya.

  • Timbul ruam kemerahan pada tubuh.

  • Akibat demam tinggi, akan mengakibatkan kejang-kejang.

Baca juga: Sakit Kepala dan Migrain: Sama atau Beda?

 

5 Jenis Meningitis dan Cara Pencegahannya

Ternyata tidak hanya berasal dari virus, tetapi penyakit ini juga dapat berasal dari organisme lainnya. Jadi, karena sumbernya berbeda, maka proses penanganannya pun berbeda. Berikut adalah 5 jenis meningitis yang perlu Kamu ketahui agar tidak salah langkah dalam mengobatinya!

  • Meningitis Bakterialis. Penderitanya kebanyakan berusia di bawah satu tahun. Sesuai dengan namanya, jenis penyakit ini berasal dari bakteri dan dapat menular dengan cepat melalui kontak jarak dekat. Apabila tidak cepat ditangani, meningitis bakterialis dapat menyebabkan kerusakan parah pada otak, kehilangan fungsi indera pendengaran, hingga menimbulkan infeksi pada darah.

  • Meningitis Virus. Jenis ini seperti yang telah dibahas sebelumnya yaitu berasal dari virus dan dapat menular melalui udara seperti batuk, bersin, dan lingkungan yang tidak sehat. Sekilas, meningitis virus memiliki gejala serupa penyakit flu. Anak-anak balita atau yang berusia di bawah lima tahun serta orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, memiliki risiko lebih besar untuk menderita meningitis virus ini.

  • Meningitis Jamur. Penyakit ini berasal dari pertumbuhan jamur yang terjadi si sekitar sumsum tulang belakang manusia. Apabila seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah atgau terganggu, maka akan berisiko lebih besar terjangkit jamur. Biasanya, orang dengan ciri tersebut adalah penderita HIV dan kanker. Gejalanya yaitu seseorang akan sensitif terhadap cahaya dan sedikit merasa kebingungan yang tidak disadari.

  • Meningitis Parasit. Jenis meningitis ini lebih banyak berasal dari parasit atau amuba yang masuk melalui hidung. Parasit ini bernama Naegleria fowleri dan akan lebih mudah ditemukan pada daerah seperti danau, sungai air tawar bersuhu hangat, kolam renang yang tidak terawat, dan pemanas air dan tanah.

  • Meningitis Non-infeksi. Jenis meningitis yang satu ini sifatnya lebih aman, karena tidak dapat menular. Meskipun memiliki gejala serupa pada meningitis pada umumnya.

Dari sekian banyak jenis meningitis, untungnya penyakit ini hanya dapat dicegah melalui satu cara yaitu vaksinasi. Vaksin ini pun digolongkan kembali menjadi 2 jenis yaitu vaksin meningokokus polyskaarida dan vaksin meningokokus konjugat. Perbedaannya hanya pada penggolongan usia akibat dosis yang terkandung yaitu vaksin meningokokus polyskaarida yang diberikan untuk anak berusia di bawah 5 tahun dan dapat bertahan sampai 3 tahun, serta untuk usia dewasa dapat bertahan hingga 5 tahun. Sedangkan, vaksin meningokokus konjugat hanya dapat diberikan pada anak dan dewasa usia 11-55 tahun khususnya pada jamaah haji yang dosisnya sesuai anjuran dokter. Namun perlu diingat, jika vaksin konjugat tidak dapat diberikan sebagai imunisasi rutin mengingat dosisnya lebis besar.

Baca juga: Sebelum Wisata ke Luar Negeri, Wajib Suntik Vaksin-vaksin Ini!

 

Lalu, bagaimana dengan pengobatannya? Apabila Kamu memiliki gejala serupa dengan meningitis dan dipastikan positif terjangkit virus ini, maka satu-satunya hal yang perlu Kamu lakukan adalah pergi ke dokter untuk meminta bantuan pengobatan lebih lanjut. Biasanya, pasien meningitis akan diminta untuk melakukan rawat inap, yang fungsinya adalah untuk memperbanyak waktu istirahat. Di samping itu, pasien akan diberi obat pereda sakit, khususnya untuk sakit kepala. Namun, untuk kasus yang lebih parah atau sudah pada tahap komplikasi biasanya akan segera dilakukan tindakan perawatan dalam ruang ICU atau Unit Perawatan Insentif agar fungsi alat vital tubuh dapat dipantau dengan seksama. (BD/OCH)