2016-06-30_1631 Kejang pada anak merupakan salah satu gejala yang seringkali membuat ibu kuatir. Pada umumnya, jenis kejang ini terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun. Penyebab kejang antara lain terdiri dari infeksi otak, kelainan elektrolit, epilepsi, dan kejang demam. Baca lebih lanjut untuk belajar apa yang bisa Anda lakukan saat sang buah hati mengalami kejang! Seorang ibu tergopoh-gopoh masuk melalui pintu Instalasi Gawat Darurat. Wajahnya pucat menunjukkan kepanikan, hampir menangis. Si ibu datang sambil menggendong anak balitanya yang terlihat rewel, bekas air mata terlihat jelas di wajahnya.

“Dok tolong dok, anak saya tadi kejang!” Si anak langsung ditempatkan di tempat tidur IGD yang kosong, sambil ditimbang, serta diukur suhu, denyut nadi, dan laju napasnya. Suhu menunjukkan si anak dalam keadaan demam. “Ketika kejang sedang apa bu?” kutanya sambil memeriksa si anak. “Lagi bermain saja dok, terus tiba-tiba tangan dan kakinya kelojotan, mata mendelik ke atas,” jelas si ibu, masih ada rasa panik yang terpancar. “Berapa lama bu? Apakah ibu melakukan sesuatu saat si anak kejang?” “Sekitar 1 menit dok. Saya tadi kasih kopi....”

Pembicaraan di atas bukanlah hal yang asing di Instalasi Gawat Darurat.

Apakah kejang deman umum terjadi pada anak?

Kejang pada anak saat keadaan demam umumnya dikenal dengan nama kejang demam (Febrile Seizure). Pada umumnya, kejang demam terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 6 tahun. Biasanya si anak akan mengalami infeksi saluran pernapasan atas seperti batuk/pilek, maupun gejala pencernaan seperti diare dan muntah-muntah.

Apa penyebabnya?

Kejang demam disebabkan oleh adanya bagian otak yang mengatur suhu, yang belum berkembang secara sempurna maupun cukup. Infeksi-infeksi umum pada anak akan memicu terjadinya demam, dan demam ini akan menjadi rangsangan untuk terjadinya kejang.

Bagaimana ciri kejang yang terjadi pada anak yang mengalami kejang demam?

Kejang dapat berupa kejang umum dimana terdapat tangan dan kaki yang kaku, kelojotan, maupun hanya terbatas pada salah satu tangan atau kaki saja. Kejang dapat berlangsung anak kejang biasanya akan sadar dan rewel.

Apa yang harus dilakukan jika anak kejang?

Jangan panik! Hadapkan kepala anak ke satu sisi, kendurkan pakaian, dan jangan masukkan apapun ke dalam mulut anak untuk menghindari kemungkinan tersedak dan masuknya bahan tersebut ke paru-paru. Segera bawa ke pusat kesehatan terdekat.

Apa yang harus dihindari saat terjadi kejang demam?

Kejang demam dapat dihindari dengan mencegah terjadinya demam itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kompres dengan suhu air keran, dan diseka di kepala dan lipatan tubuh (leher dan ketiak), bukan hanya diletakkan saja. Selain itu dapat diberikan obat penurun panas yang dapat diulang tiap 4 jam sekali sesuai dosis.

Apa tatalaksana selanjutnya jika anak terus mengalami kejang demam?

Jika kejang pada anak masih berlanjut/berulang selama di IGD, anak akan diberikan obat anti kejang yang dimasukkan lewat lubang bokong. Jika masih berulang, mungkin diperlukan obat anti kejang melalui pembuluh darah. Anak yang mengalami kejang demam pertama kali akan dirawat untuk pengawasan kemungkinan terjadinya kejang berulang dan diberikan pengobatan untuk mengatasi infeksi penyebab demam, serta dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat kemungkinan adanya gangguan elektrolit. Untuk anak berusia kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 tahun dengan kejang, mungkin diperlukan pemeriksaan lebih lanjut berupa pemeriksaan cairan otak dan pemeriksaan aktivitas listrik otak (Elektroensefalografi). Namun hal ini dapat didiskusikan dengan dokter anak yang merawatnya. Kejang demam merupakan keadaan yang sering dijumpai pada anak. Apabila terjadi kejang pada anak, jangan panik, jaga jalan napas anak agar tetap baik, dan bawa ke pusat kesehatan terdekat. Untuk menghindarinya dapat mencegah terjadinya demam pada anak yang merupakan trigger dari kejang tersebut. Semoga membantu teman-teman di sini sehingga tahu tentang kejang demam pada anak dan cara untuk menanganinya!