Dalam masa tumbuh kembang anak, usia 3 tahun adalah usia dimana ia mulai bisa banyak berbicara tentang berbagai macam hal, meminta sesuatu, dan bersikap seperti apa yang ia inginkan sambil berteriak misalnya. Namun, pada usia ini juga seharusnya si Kecil sudah mulai beradaptasi dan memiliki teman, apalagi ketika si Kecil sudah memasuki pre-school atau PAUD.  

Kemampuan berosisalisasi sangatlah penting dalam masa tumbuh kembang anak. Dengan bersosialisasi, anak akan lebih mudah untuk mengembangkan karakternya. Tapi tidak semua anak memiliki kemampuan bersosialisasi yang sama. Ada berbagai macam penyebab mengapa tidak semua anak bisa dengan mudah bersosialisasi, diantaranya karena ia memiliki sifat pemalu, pendiam, mudah marah atau memiliki kebiasaan mengatur teman-temannya.

Mengetahui bahwa anaknya tidak bisa bersosialisasi dengan baik bukan hanya membuat anak merasa dikucilkan, tapi juga membuat orang tua sedih dan terpukul karena merasa bahwa anaknya ditolak oleh masyarakat. Oleh sebab itu, sebelum si Kecil tumbuh menjadi anak yang pendiam dan pemalu, sebaiknya Mums dan Dads mengajarkan si Kecil bagaimana caranya agar ia mau dan bisa bersosialisasi. Yuk, simak ulasannya!

Baca juga: Jangan Terlalu Cepat Menolong Anak

 

  • Pengembangan kemampuan bersosialisasi

Dilansir dari mayoclinic.org, anak-anak mulai menunjukkan ketertarikannya ketika bermain dengan teman sebayanya di usia 2 tahun. Balita yang lebih muda, cenderung bermain dengan teman-teman yang lebih ramai dimana ia bisa main sambil duduk bersebelahan dengan temannya tanpa harus banyak berinteraksi. Walaupun ia ingin berinteraksi dengan temannya, ia kekurangan kemampuan bersosialisasi.

Menciptakan kesempatan untuk membantu si Kecil untuk belajar bagaimana bermain dengan baik sesama teman sebayanya dan berinteraksi dengan orang dewasa. Cobalah untuk membantunya dengan banyak melakukan praktik dengan orang tua atau anak sebayanya.

 

  • Contoh berosisalisasi

Salah satu cara paling ampuh untuk mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi adalah dengan cara menjadi contoh bagi si Kecil. Gunakan segala aktivitas Mums atau Dads bersama teman atau komunitas sebagai kesempatan untuk menunjukkan pada si Kecil bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Tunjukkan padanya bahwa Mums bisa menyapa orang lain yang bahkan tidak Mums kenal. 

Menurut Julia Simens, seorang penulis buku "Emotional Resilience and the Expat Child"  menunjukkan cara menyapa orang lain juga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Mums juga bisa mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan menggantinya menjadi sebuah game, misalnya “saat kita keluar rumah nanti, kita akan menyapa 5 anak seusiamu ya, jika Kamu bisa Mums akan menemanimu bermain seharian”.

 

  • Ajarkan sambil bermain

Saat bermain dengan si Kecil, jelaskan padanya tentang makna sosialisasi saat Mums sedang bersosialisasi dengannya. Misalnya, “aku akan berbagi mainan ini denganmu karena berbagi adalah hal yang baik untuk dilakukan ketika bermain”. Setelah si Kecil main, Mums bisa menambahkannya dengan “aku menunggu bagianku untuk bermain dengan boneka itu sampai Kamu selesai”. Mums bisa menggunakan boneka, mainan, atau action figure sebagai alat untuk menunjukkan bagaimana orang lain berinteraksi dengannya atau bagaimana cara merespon ajakan anak lain saat mengajaknya bermain.

Baca juga: Mengembangkan Karakter Anak dengan Bermain

 

  • Praktekan dengan keluarga

Libatkan keluarga besar untuk membantu anak belajar dan berlatih keterampilan sosial di lingkungan aman. Jika si Kecil membuat kesalahan atau merasa kesulitan, keluarga bisa mengajarkannya dan terus mempraktikkan cara bersosialisasi sampai ia bisa memahami cara bersosialisasi. Simens melarang untuk memberitahu anak apa yang harus ia lakukan.

Daripada memberitahu apa yang harus ia lakukan seperti “ucapkan halo ke nenek”, lebih baik memerintahkan apa yang harus ia lakukan seperti “ayo kemari dan beri sapaan hangat ke nenek”. Dengan begitu, Mums membiarkan anak untuk berpikir sendiri dan mengembangkan pemahamannya tentang kemampuan bersosialisasi.

 

  • Rencanakan bermain dengan teman sebayanya

Cobalah untuk merencanakan waktu bermain si Kecil dengan anak sebayanya, namun jangan lupa untuk memberikan aktivitas berstruktur yang dapat memberikan anak kesempatan untuk terlibat dalam beberapa permainan dengan anak sebayanya. Mums bisa membuat rumah-rumahan dengan beberapa mainan yang bisa dibagikan bersama temannya.

Pada usia ini, anak sering kali main dalam sebuah kelompok, mungkin Mums bisa memberikan rumah-rumahan lain agar si Kecil memperbolehkan temannya bermain dengan mainannya. Walaupun demikian, si Kecil mungkin saja belum bisa berinteraksi dengan baik. Untuk itu, tetap berada di dekat si Kecil dan bantula ia untuk bisa sukses berinteraksi.

Baca juga: Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

 

  • Aktivitas di komunitas

Balita tidak selalu pergi keluar rumah untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Menurut National Center for Infants, Toddlers, and Families, cobalah untuk mencari kesempatan dalam suatu komunitas yang bisa menawarkan si Kecil untuk mengasah kemampuan bersosialisasinya. Kelas anak dan orang tua sering memberikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Selain itu, perpustakaan yang menyediakan “story time” juga bisa menjadi tempat si Kecil untuk berinteraksi dengan teman-temannya

Bersosialisasi sangatlah penting bagi perkembangan dan masa depan si Kecil. Maka dari itu, sebelum ia tumbuh menjadi anak yang sulit berinteraksi dengan sekitar, sebaiknya Mums dan Dads mengajarinya mulai dari sekarang. (AD)