Kejang pada anak jelas merupakan satu hal yang cukup membuat panik orang tua, apalagi jika hal tersebut merupakan hal yang pertama kali dialami oleh anak itu. Tidak sedikit anak yang mengalami kejang berulang, dan walaupun biasa orang tua dan pengasuh sudah mendapatkan edukasi, masih mungkin kejang berulang ini memberikan rasa panik untuk orang tua.

 

Apa sih yang Dimaksud dengan Kejang?

Kejang secara umum diartikan dengan adanya gerakan berulang pada tangan dan/atau kaki, di kedua sisi maupun satu sisi saja, gerakan bola mata, yang berulang, dan mungkin menyebabkan anak kehilangan kontak selama terjadinya kejang.

 

Setelah kejang berhenti, mungkin mereka akan menangis ataupun tidak sadar.  Seringkali orangtua menganggap menggigil sebagai kejang, padahal hal tersebut bukan. Kejang bisa terjadi sebagai akibat adanya aktivitas listrik di otak yang tidak seimbang, sehingga menimbulkan gejala tersebut.

 

Seringkali kejang pada anak merupakan ikutan dari suhu yang tinggi, di mana sering disebut dengan ‘stip’ oleh awam, dan disebut dengan kejang demam secara medis. Hal ini terjadi akibat adanya ketidakmaturan pusat regulasi suhu di otak, sehingga demam, terutama demam tinggi, dapat mencetuskan kejang. Namun tidak semua kejang merupakan ikutan dari demam, sehingga penyebab kejang lainnya perlu dievaluasi.

 

Baca juga: Kejang pada Anak, Apa Saja penyebabnya?

 

Apa Saja Penyebab Kejang pada Anak?

Kejang demam pada anak merupakan kejang yang paling sering terjadi pada anak. Selain demam, kejang juga bisa disebabkan oleh adanya fokus epileptikus di otak, peradangan di selaput otak, dan gangguan elektrolit yaitu garam-garam tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.

 

Kejang demam bisa terjadi di usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun. Gangguan elektrolit, misalnya, bisa disebabkan oleh muntah dan diare dalam jumlah banyak yang tidak disertai dengan asupan cairan pengganti yang adekuat.

 

Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang

Kejang pertama yang dialami oleh anak biasanya membutuhkan rawat inap untuk dilakukan observasi dan evaluasi penyebab kejang. Pemeriksaan kejang pada anak meliputi pemeriksaan suhu untuk melihat demam, sehingga pencatatan suhu yang baik oleh orang tua sebelum terjadi demam juga bisa memberikan informasi yang baik kepada dokter.

 

Pemeriksaan darah bisa dilakukan untuk melihat infeksi yang bisa mencetuskan demam tersebut. Pemeriksaan elektrolit juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi adanya gangguan elektrolit.

 

Pemeriksaan CT scan atau MRI tidak rutin dilakukan, hanya dilakukan jika terdapat gejala sisa yang menetap setelah kejang, misalnya terdapat kelumpuhan satu sisi pada anak. Pemeriksaan EEG atau rekam otak, juga dapat dilakukan pada anak dengan gejala kejang yang hanya terjadi pada satu sisi, atau yang disebut dengan kejang fokal.

 

Pada anak dengan kecurigaan infeksi otak, pemeriksaan lumbal pungsi dapat dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan tersebut.

 

Baca juga: Kejang Demam, Bagaimana Mengatasinya?

 

Aspek anak dan orang tua perlu diperhatikan saat terjadi kejang pada anak. Tenaga kesehatan bisa mengusahakan agar kejang tidak terjadi, atau jika terjadi dalam waktu yang sesebentar mungkin untuk menurunkan risiko kekurangan oksigen di otaknya.

 

Kita juga perlu memberikan edukasi untuk orang tua maupun pengasuh tentang apa yang perlu diperhatikan dan dilakukan saat terjadi kejang ada anak. Kejang ini, khususnya kejang demam, memiliki kemungkinan berulang.

 

Kemungkinan berulang terjadi ketika terdapat riwayat keluarga yang mengalami kejang demam, riwayat demam yang tidak terlalu tinggi (kurang dari 39 derajat celcius) sebelum terjadi kejang, cepatnya terjadi kejang saat mulai demam, dan usia kurang dari 1 tahun. Sehingga diharapkan mereka tetap tenang dan dapat melakukan tatalaksana di rumah, sebelum ke rumah sakit.

 

Saat kejang terjadi di rumah, longgarkan pakaian terutama di daerah leher, miringkan kepala ke kiri atau kanan untuk menghindari tersedak, dan jangan memasukkan apapun ke dalam mulut.

 

Kejang demam biasanya akan berhenti dengan sendirinya, biasanya dalam 5 menit. Apabila belum berhenti dan Mums memiliki anti kejang melalui dubur, dapat diberikan, dan kemudian bawa ke rumah sakit (terutama jika kejang lebih dari 15 menit, tidak sadar setelah kejang, ataupun terdapat gejala sisa setelah kejang) untuk dievaluasi lebih lanjut.

 

Baca juga: Waspada Tanda-tanda Kejang pada Bayi