Siapa yang tidak kenal Glenn Fredly? Geng Sehat yang pernah mengalami fase jatuh cinta, patah hati, atau terjebak cinta segitiga pasti pernah ditemani oleh lagu-lagu dari penyanyi bersuara khas ini. Namun baru saja kita semua dikejutkan dengan kepergian secara mendadak salah satu musisi terbaik negeri ini.

 

Glenn Fredly meninggal dunia Rabu (8/4) di usia 44 tahun, meninggalkan seorang istri dan bayi mereka yang baru berusia 40 hari. Perwakilan keluarga menyebutkan bahwa Glenn Fredly meninggal akibat komplikasi penyakit meningitis. Hal ini mungkin juga membuka ingatan Geng Sehat pada beberapa public figure yang meninggal karena penyakit yang serupa.

 

 

Baca juga: Glenn Fredly Meninggal Akibat Meningitis, Bagaimana Penularannya?

 

Fakta tentang Meningitis

Berbicara tentang meningitis, berikut beberapa fakta mengenai meningitis yang mungkin bermanfaat untuk menambah wawasan Geng Sehat.

 

1. Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput otak

Istilah meningitis berasal dari bagian tubuh yang bernama meninges, yaitu selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord) dan memiliki fungsi primer untuk melindungi dan mendukung fungsi normal dari sistem saraf pusat.

 

Meningitis terjadi apabila bagian meninges mengalami peradangan/inflamasi. Peradangan dapat ditimbulkan oleh infeksi mikroorganisme maupun karena penyebab noninfeksi. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun ada beberapa kelompok yang tergolong lebih rentan, seperti bayi dan anak-anak, lansia, orang dengan gangguan sistem imun, serta orang yang telah menjalani prosedur pengangkatan limpa.

 

2. Meningitis sulit dideteksi di tahap awal karena gejalanya yang tidak spesifik

Salah satu kesulitan dalam mendeteksi penyakit meningitis adalah karena gejala awal dari kondisi ini umumnya nonspesifik dan mirip dengan gejala flu, seperti demam atau sakit kepala. Seiring bertambahnya keparahan kondisi, barulah timbul gejala yang lebih intens dan bisa mengarahkan dokter kepada diagnosis yang tepat.

 

Beberapa gejala yang sering dijumpai pada orang yang mengalami meningitis antara lain demam tinggi, sakit kepala hebat, kekakuan leher, mual muntah, sensitivitas terhadap cahaya, sampai dengan kejang dan penurunan kesadaran.

 

Gejala ini pun dapat bervariasi antara satu penderita dengan lainnya. Bayi yang mengalami meningitis dapat juga menunjukkan beberapa gejala, antara lain tidak berhenti menangis, tampak mengantuk terus-menerus,  dan respons berkurang.

 

3. Meningitis dibedakan berdasarkan penyebabnya

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, secara umum meningitis dapat disebabkan oleh infeksi maupun penyebab noninfeksi. Perbedaan penyebab meningitis dapat memengaruhi tingkat keparahan kondisi yang terjadi serta terapi yang harus diberikan.

 

Meningitis yang disebabkan oleh infeksi dapat dibedakan lagi berdasarkan jenis mikroorganisme penyebab infeksi tersebut, yaitu meningitis viral (disebabkan oleh infeksi virus), meningitis bacterial, meningitis fungal (disebabkan oleh infeksi jamur), serta meningitis parasit.

 

Meningitis viral merupakan jenis meningitis infeksi yang paling sering terjadi, namun umumnya tidak separah meningitis yang disebabkan oleh bakteri. Pada meningitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, kematian dapat terjadi dalam kurun yang sangat singkat apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat dengan segera.

 

Sedangkan meningitis noninfeksi dapat disebabkan oleh komplikasi penyakit tertentu, cedera kepala, maupun tindakan pembedahan otak. Untuk membantu menentukan penyebab meningitis, dokter umumnya akan melakukan pengambilan sampel cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid/CSF) melalui prosedur spinal tap atau yang juga dikenal dengan sebutan lumbar puncture.

 

4. Meningitis memiliki tingkat kematian yang relatif tinggi

WHO menyebutkan, bahkan dengan penanganan yang baik sekalipun, meningitis memiliki angka kematian yang berkisar antara 5-10%, sementara jika tidak diberikan terapi, tingkat kematian berada di angka 50%. Sebagian orang yang berhasil bertahan dan sembuh dari meningitis terkadang menderita beberapa gangguan sebagai dampak dari kondisi tersebut seperti gangguan pendengaran, gangguan memori, dan lain sebagainya.

 

Baca juga: Kenali Gejala Meningitis pada Orang Dewasa
 

5. Sebagian kasus meningitis dapat dicegah dengan vaksinasi

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, cukup banyak mikroorganisme yang dapat menyebabkan meningitis jika menginfeksi tubuh manusia, sebut saja beberapa di antaranya Streptococcus pneumoniae, Group B Streptococcus, Neisseria meningitides, Haemophilus influenza, dan Listeria monocytogenes.

 

Kabar baiknya, Geng Sehat dapat melindungi diri dan orang tersayang dari beberapa jenis mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan meningitis dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi sangat penting perannya terutama untuk melindungi populasi rentan, seperti bayi, anak-anak, dan lansia.

 

Selain itu, Geng Sehat yang akan merencanakan bepergian ke suatu tempat di mana potensi paparan kumannya besar, seperti akan menunaikan ibadah haji, atau akan memulai studi di luar negeri, sebaiknya tidak melewatkan vaksin untuk mencegah meningitis.

 

Kebiasaan mencuci tangan yang baik juga penting dalam pencegahan meningitis

Di tengah wabah COVID-19, Geng Sehat tentu sering mendengar himbauan untuk rajin mencuci tangan dengan benar. Ternyata di luar COVID-19, kebiasaan mencuci tangan yang baik juga bermanfaat untuk mencegah berbagai jenis infeksi, termasuk infeksi bakteri penyebab meningitis.

 

Beberapa jenis meningitis dapat ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak dekat. Hal inilah yang menyebabkan di mana pun Geng Sehat berada, jangan pernah melupakan pentingnya kebiasaan mencuci tangan dengan baik serta basic hygiene lainnya, ya!

 

Baca juga: Yang Harus Kamu Tahu tentang Bahaya Meningitis

 

 

Referensi:

https://www.cdc.gov/meningitis/index.html

https://www.who.int/gho/epidemic_diseases/meningitis/suspected_cases_deaths_text/en/

https://www.cdc.gov/meningitis/bacterial.html