Cacar air merupakan salah satu jenis penyakit infeksi yang sudah sering kita dengar. Sebagian besar anak kecil biasanya sudah mengalami penyakit ini. Sedangkan bagi mereka yang baru terinfeksi ketika dewasa, mengatakan memiliki gejala yang lebih berat.

 

Dari pengalaman saya sendiri, dulu saya “diusahakan” untuk tertular ketika teman-teman saya mengalami penyakit cacar air. Namun, sayangnya sampai saat ini saya belum pernah mengalami cacar air.

 

Akhir-akhir ini, kita sering mendengar perihal cacar monyet. Jujur, saya sendiri hanya sekilas mendengar tentang penyakit ini ketika belajar dulu dan tidak pernah ada pembahasannya di dalam buku yang saya pelajari.

 

Baca juga: Selain Cacar Monyet, Penyakit-penyakit Ini Bisa Ditularkan dari Hewan ke Manusia!

 

Cacar monyet dikatakan berasal dari benua Afrika. Kabarnya, ada seseorang terjangkit cacar monyet di Singapura. Jenis cacar ini ternyata sebagian besar hanya menginfeksi binatang. Mungkin itulah mengapa kita jarang mendengarnya terjadi pada manusia.

 

Penularan cacar monyet diperantarai oleh binatang. Cacar monyet teridentifikasi ada di monyet, tikus, tupai, kelinci, dan binatang sejenis. Penularan cacar monyet ke manusia dapat melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, serta cairan saluran pernapasan dari penderita ke manusia tersebut. Penularan juga bisa terjadi dengan mengonsumsi daging yang terkontaminasi virus dan tidak dimasak dengan baik.

 

Penyakit Cacar Monyet - GueSehat.com

 

Gejala cacar monyet dikatakan mirip dengan gejala cacar air. Pada cacar air, bisa terjadi demam dalam hitungan hari dan juga nyeri-nyeri sendi. Salah satu gejala yang khas adalah timbul bintik-bintik yang awalnya dimulai dari tubuh dan menyebar ke seluruh permukaan kulit.

 

Baca juga: 6 Fakta Penting tentang Monkeypox atau Cacar Monyet

 

Pada cacar monyet, demam juga bisa terjadi disertai dengan sakit kepala berat, batuk, sakit saat menelan, nyeri otot, lemas, dan adanya pembengkakan kelenjar limfa tubuh.

 

Lesi di tubuh juga dapat timbul. Lesi berbentuk bintik-bintik sampai berisi air dan nanah. Lesi ini dimulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Bintik-bintik ini bisa bertahan di tubuh sampai dengan 2-4 minggu.

 

Pada infeksi cacar air, pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian antivirus selama 5 hari. Antivirus yang digunakan adalah golongan asiklovir atau valasiklovir. Sedangkan untuk cacar monyet, dikatakan tidak memiliki pengobatan khusus dan merupakan self limiting disease, yakni infeksi virus tersebut dapat sembuh sendiri dengan nutrisi yang adekuat dan istirahat yang cukup.

 

Baca juga: Gempar Cacar Monyet, Kenali Gejala dan Perbedaannya dengan Cacar Air!

 

Pada orang dengan status imunitas yang kurang baik, penyakit ini bisa menjadi cukup berat jika muncul infeksi bakteri lain secara bersamaan, sepsis, dan kerusakan mata. Pada infeksi berat, mungkin diperlukan tambahan antivirus untuk menunjang pengobatan. Pada pengobatan cacar monyet, diperlukan antivirus golongan cidofovir.

 

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Hindari kontak dengan binatang yang tidak diketahui status kesehatannya. Hindari konsumsi makanan yang tidak matang, terutama ketika berada di daerah endemik.

 

Jika mengalami kontak dengan binatang-binatang yang disebutkan di atas dan mengalami gejala beberapa hari kemudian, segera laporkan agar binatang tersebut dikarantina.

 

Kontak tersebut dapat berupa kontak cairan tubuh, gigitan, maupun terkena cakaran atau lecet. Pemberian vaksin smallpox (penyakit mirip cacar dengan gejala lebih berat tetapi sudah punah) dapat dilakukan 4 hari setelah kontak dengan binatang. Sayangnya, jenis vaksin ini sulit didapat mengingat small pox sudah dieradikasi bertahun-tahun yang lalu. (AS)

 

Baca juga: Waspada Potensi Penyakit Cacar Monyet Masuk ke Indonesia