Satu kasus cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia. Hal itu diumumkan oleh Kementerian Kesehatan pada 20 Agustus lalu. Sebelumnya, kasus cacar monyet atau monkeypox memang sudah menjadi perhatian Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena peningkatan kasus yang cukup banyak di beberapa negara. 

 

Apa sih cacar monyet itu dan bagaimana agar tidak tertular? Mums mesti baca informasi berikut!

 

Baca juga: Mengenal Cacar Api, Kondisi yang Bisa Muncul setelah Cacar Air

 

Sekilas tentang Cacar Monyet dan Penyebabnya

Cacar Monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Penyakit ini tdisebabkan virus dan awalnya ditemukan di negara Afrika seperti Kongo dan Nigeria.  Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang menyebar melalui percikan liur penderita, yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka pada kulit.

 

Selain melalui percikan liur, penularan juga dapat melalui benda yang terkontaminasi, misalnya pakaian penderita. Meski begitu, penularan dari manusia ke manusia ini terbatas dan membutuhkan kontak yang lama.

 

Penularan cacar monyet awalnya terjadi dari hewan ke manusia, yaitu melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus monkeypox, seperti monyet atau tupai. Selain karena tercakar atau tergigit, terpapar cairan tubuh hewan ini secara langsung atau melalui benda yang terkontaminasi juga dapat membuat seseorang tertular penyakit cacar monyet. Kudu hati hati ya Mums kalau bermain dengan hewan liar.

 

Gejala Cacar Monyet

Gejala cacar monyet akan muncul 5-21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet adalah demam, menggigil, 3L (lemas,letih,lesu), sakit kepala, nyeri otot, benjolan di kelenjar getah bening yang ada di leher, ketiak atau selangkangan.

 

Gejala awal cacar monyet ini dapat berlangsung selama 1-3 hari atau bahkan lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti lengan dan tungkai.

 

Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. Ruam ini akan bertahan hingga 2-4 minggu. Serem banget ya!

 

Tapi apakah cacar monyet ini menyebabkan kematian, atau bisa disembuhkan?

 

Baca juga: Terkena Herpes Zoster saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

 

Pengobatan Cacar Monyet

Pengobatan cacar monyet dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul. Dokter akan memberikan obat paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri, serta meminta penderita untuk beristirahat guna mempercepat proses penyembuhan.

 

Di samping itu, penderita juga dianjurkan untuk banyak mengonsumsi buah, sayur, susu rendah lemak, protein, dan makanan bergizi sebagai asupan energi dalam melawan infeksi.

 

Sayangnya, hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk cacar monyet. Cacar monyet dapat sembuh sendiri dengan perlawanan dari sistem kekebalan tubuh penderita. Oleh karena itu, langkah terbaik yang bisa kita lakukan adalah melakukan pencegahan.

 

Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai, atau orang-orang yang sedang terinfeksi. Selain itu, beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah: rajin-rajin mencuci tangan dengan sabun berbahan dasar alkohol dan hindari berbagi alat makan /sprei yang sama dengan penderita.

 

Baca juga: Selain Cacar Monyet, Penyakit-penyakit Ini Bisa Ditularkan dari Hewan ke Manusia!

 

Fakta Penting Cacar Monyet

Sebagai kesimpulan, berikut ini fakta penting cacar monyet yang perlu diingat agar Mums dan keluarga waspada tanpa panik berlebihan:

 

1. Ditularkan melalui kontak langsung dari binatang atau manusia lain yang terinfeksi

Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan dari binatang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi ketika berdekatan maupun mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi. 

 

 2. Orang dengan daya tahan tubuh rendah rentan tertular

Seperti penyakit yang disebabkan virus lainnya, perlawanan terbaik adalah dari kekuatan sistem imun tubuh. Orang dengan daya tahan tubuh rendah lebih berisiko terinfeksi.

 

3. Bukan penyakit yang berbahaya

Masyarakat diminta tidak perlu panik dengan laporan kasus di Indonesia. Cacar monyet sejauh ini bukan penyakit yang berbahaya, dan gejalanya tidak lebih berat dari cacar air. Menurut WHO, tingkat kematian akibat cacar monyet masih di bawah 1%. 

 

4. Selalu waspada dengan memperkuat kekebalan tubuh

Meski tidak berbahaya, cacar monyet perlu dicegah dengan selalu menjalankan gaya hidup sehat, menjaga kebersihan, terutama mencuci tangan dengan sabun.

 

Baca juga: Gempar Cacar Monyet, Kenali Gejala dan Perbedaannya dengan Cacar Air!