Mums, rasanya pasti sedih saat si Kecil menunjukkan gejala alergi. Saat ia bayi alergi ditandai dengan kemerahan dan gatal di kulit, atau gejala di saluran cerna seperti diare atau susah buang air besar. Alergi memang tidak mematikan, namun sangat mengganggu proses tumbuh kembang si Kecil.

 

Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu masalah pemicu alergi yang sering dialami oleh anak.

 

Sekitar 10% anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan. Alergi makanan secara signifikan mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup.

 

Saat anak bertambah usia, alergii yang tidak terkontrol selain mempengaruhi kesehatan dan fisik anak, juga dapat mempengaruhi kualitas hidup anak seperti terbatasnya pemilihan makanan di luar rumah dan di sekolah.

 

Baca juga: Jangan Sepelekan 3 Jenis Alergi Makanan pada Anak yang Paling Sering Terjadi!

 

Faktor Pemicu Alergi

 Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K) menjelaskan, ada banyak faktor pemicu alergi. Gaya hidup modern menjadi salah satunya. Berikut ini beberapa gaya hidup modern yang dimaksud:

 

1. Penggunaan antibiotik yang berlebihan

 Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak rasional akan mematikan bakteri baik di usus. Bakteri di usus ini ada kaitan sangat erat dengan kesehatan saluran cerna dan kejadian alergi.

 

Menurut dr. Endah, saluran cerna merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh si Kecil yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, daya tahan tubuh, dan kesehatan si Kecil secara keseluruhan, sehingga menjadi sistem perlindungan terdepan sekaligus cermin kesehatan anak.

 

Oleh karena itu, dengan memiliki saluran cerna yang sehat maka sistem kekebalan tubuh anak akan baik dan dapat terhindar dari gangguan kesehatan, termasuk memengaruhi kejadian alergi pada anak.

 

2. Makanan tinggi lemak dan rendah serat

Ini juga memengaruhi kesehatan pencernaan. Serat adalah makanan terbaik untuk bakteri baik di usus, sehingga ia mendominasi klogi bakteri di usus dan tidak ada kesempatan bagi bakteri jahat untuk mengambil alih.

 

3. Hidup terlalu bersih

Infeksi, sebenarnya ada manfaatnya. Infeksi melatih sistem kekebalan tubuh melawan kuman penyebab penyakit. Sayangnya, masayarakat modern saat ini kebanyakan tinggal di perkotaan yang sangat bersih dan tidak terpajan binatang ternak. Infeksi jauh berkurang dan ini memicu alergi akibat sel-sel imun tidak terbiasa mengenali paparan benda asing dari lingkungan.

 

4. Alergi makanan

Semakin beragamnya jenis makanan di dunia modern dengan proses pengolahan yang panjang, meningkatkan risiko alergi makanan pada anak yang memang memiliki riwayat genetik alergi.

 

Baca juga: 

 

Mencegah Alergi dengan Menyehatkan Usus

Dr. Endah Citraresmi, melanjutkan, jika ditarik garis merah, kejadian alergi sangat berkaitan dengan pencernaan yang tidak sehat. Oleh karena itu, untuk mendukung optimalisasi kesehatan saluran pencernaan khususnya untuk anak di atas usia 1 tahun yang merupakan bagian dari golden period tumbuh kembang anak, kesehatan pencernaan sangat penting untuk diawasi.

 

Salah satu cara menjaga kesehatan pencernaan anak adalah menyehatkan usus. Anak perlu mengonsumsi serat yang cukup sebagai salah satu nutrisi penting bagi tubuh.

 

 “Asupan makanan berserat tidak bisa diremehkan. Selain dapat membantu optimalisasi kesehatan saluran cerna yang krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya, asupan serat harian yang cukup juga dapat memengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, salah satunya kejadian alergi pada anak,” jelasnya dalam acara Bicara Gizi ‘Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak’ yang diadakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia, Selasa, 23 Agustus 2022.

 

Penelitian menyatakan bahwa pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi. Untuk itu, orang tua perlu memiliki pengetahuan yang cukup serta kejelian dalam memilih dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak, memiliki gizi yang seimbang serta juga kaya kandungan serat agar dapat mendukung mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya bagi anak yang memiliki kondisi alergi.

 

Baca juga: Perbanyak Konsumsi Serat Agar Terbebas dari Masalah Pencernaan!
 

Berapa Angka Kecukupan Serat untuk Anak?

Penting bagi si Kecil mengkonsumsi serat dalam jumlah cukup sesuai angka kecukupan gizi (AKG) yang telah ditentukan berdasarkan kelompok umur. Namun, konsumsi makanan berserat pada anak-anak masih harus terus didorong karena masih belum menjadi perhatian banyak orang tua di Indonesia.

 

Kecukupan serat anak Indonesia masih belum memenuhi standar rekomendasi asupan serat harian. Dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5 persen penduduk Indonesia berusia di atas 5 tahun masih kurang konsumsi serat.

 

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 9 dari 10 anak kekurangan asupan serat, dimana rata-rata anak Indonesia usia 1-3 tahun hanya memenuhi ¼ (seperempat) atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan hariannya. Jumlah ini masih jauh di bawah AKG yang direkomendasikan, yaitu 19 gram serat setiap harinya. \

 

“Kebiasaan makan serat dapat dilatih sejak dini. Caranya dengan memperkenalkan makanan serat secara terus atau diberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat,” jelas dr. Endah.

 

Baca juga: Inilah Makanan Kaya Bakteri Baik untuk Daya Tahan Tubuh Si Kecil