Sejak mengetahui bahwa Mums sedang hamil, mungkin satu hal yang paling Mums tunggu-tunggu adalah mendengar detak jantung si Kecil dalam kandungan. Pasti Mums bertanya-tanya, kapan jantung janin mulai berdetak?

 

Supaya Mums enggak penasaran lagi, baca penjelasannya di bawah ini, ya!

 

Baca juga: Kapan Mulai Merasakan Gejala Kehamilan?
 

Kapan Jantung Janin Mulai Berdetak?

Ketika kehamilan sudah berusia lima minggu, kumpulan sel-sel yang akan membentuk jantung bayi mulai berkembang dan berdetak dengan aktivitas listrik. 

 

Kalau Mums melakukan USG trimester pertama (sekitar usia kehamilan enam minggu atau lebih), dokter atau tenaga kesehatan akan mengecek aktivitas jantung embrio. USG ini juga akan mengonfirmasi HPL serta jumlah bayi yang Mums kandung.

 

Namun, si Kecil dalam kandungan tidak akan memiliki detak jantung yang sebenarnya hingga usia kehamilan 17 - 20 minggu. Pada usia kehamilan inilah ruang jantung bayi sudah cukup tumbuh dan muncul di USG. 

 

Kapan Mums Bisa Mendengar Detak Jantung Bayi?

Mums mungkin akan mendengar aktivitas jantung embrio pertama kali setelah usia kehamilan enam minggu jika Mums melakukan USG, meskipun sebenarnya waktu munculnya aktivitas jantung tersebut bisa beragam.

 

Kalau di usia kehamilan enam minggu aktivitas jantungnya belum terdengar, Mums enggak perlu khawatir. Kemungkinan penyebabnya karena si Kecil masih sembunyi di pojok rahim atau berada di posisi membelakangi, sehingga sulit terdeteksi USG. 

 

Pada pemeriksaan selanjutnya, dokter akan kembali mengecek untuk memastikan kehamilan Mums berkembang dengan baik. Kemudian ketika melakukan USG di usia kehamilan 20 minggu, Mums akan mendengar dan melihat detak jantung si Kecil.

 

Baca juga: Plasenta Sirkumvalata, Kelainan Bentuk Plasenta yang Menyulitkan Kehamilan
 

Detak Jantung Normal Bayi

Di usia kehamilan enam minggu, jantung embrio akan berdetak 110 kali per menit. Dua minggu kemudian, jantung janin akan berkontraksi 150-170 kali per menit. Di usia kehamilan sembilan atau 10 minggu, detak jantungnya berjumlah sekitar 170 per menit, kemudian setelahnya akan melambat secara perlahan. 

 

Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu, detak jantung si Kecil akan menurun menjadi sekitar 140 kali per menit. Saat Mums dalam proses melahirkan, detak jantung normal janin bervariasi dari 110-160 detak per menit. 

 

Bagaimana Cara Kerja Jantung Janin?

Meskipun sistem sirkulasi janin berkembang dengan cepat selama kehamilan, kerja sistem sirkulasi ini berbeda ketika bayi di dalam rahim dengan ketika ia sudah lahir. 

 

Karena bayi tidak bernapas di dalam rahim, paru-parunya belum mulai berfungsi sebelum ia lahir. Jadi ketika masih berada di dalam kandungan, sistem sirkulasi bayi mengandalkan tali pusarnya untuk mendapatkan suplai oksigen dan darah yang kaya nutrisi.

 

Arteri dan vena tali pusar mengantarkan kebutuhan-kebutuhan si Kecil dari Mums, kemudian membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen serta zat sisa kembali ke tubuh Mums untuk dikeluarkan. 

 

Kebanyakan dari perbedaan fisik antara jantung janin dan orang dewasa berhubungan dengan fungsinya mengarahkan darah menjauh dari paru-paru janin. Jantung janin memiliki:

  • Tiga shunts: tiga jalan pintas untuk mengarahkan darah menjauh dari paru-paru dan liver.
  • Ductus arteriosus: arteri janin yang menghubungkan arteri pulmonari dan aorta. 
  • Foramen ovale: pembukaan khusus antara ruang jantung bagian atas yang hanya ada ketika bayi dalam kandungan, berfungsi menjauhkan darah dari paru-parunya.

 

Ketika si Kecil sudah lahir, ketiga hal tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Ketika tali pusarnya dipotong, paru-paru bayi mulai menghirup udara, dan sistem sirkulasinya mulai berfungsi layaknya sistem sirkulasi orang dewasa.

 

Baca juga: Perlukah Membuat Rencana Persalinan?

 

 

Sumber:

What To Expect. Your Baby’s Heartbeat. Agustus 2022.
Food and Drug Administration. Avoid Fetal "Keepsake" Images, Heartbeat Monitors. December 2014.