Sejak hamil, Mums memiliki satu organ baru yang penting untuk perkembangan janin, yaitu plasenta. Namun ternyata, plasenta pun bisa mengalami kelainan yang dinamakan plasenta sirkumvalata. Mari simak lebih lanjut di sini.

 

Apa Itu Plasenta Sirkumvalata?

Tak akan ada kehamilan tanpa plasenta, begitu pula sebaliknya. Ya, plasenta memang memainkan peran penting selama kehamilan karena berfungsi sebagai penyedia oksigen dan nutrisi kepada janin.

 

Organ ini mulai terbentuk setelah telur yang dibuahi ditanamkan di rahim, atau sekitar tujuh hingga 10 hari setelah pembuahan. Terbentuknya plasenta dimulai dari beberapa sel kecil dan tumbuh kian membesar seiring pertumbuhan bayi. 

 

Plasenta kemudian mengambil alih produksi hormon. Sebelumnya, sel yang terbentuk di dalam indung telur (ovarium) bernama corpus luteum, menangani semua tugas yang berkaitan dengan hormon. Lalu mulai di akhir trimester pertama (12 minggu kehamilan), tugas itu diambil alih oleh plasenta. Inilah yang mendasari gejala mual dan kelelahan pada trimester pertama, akan hilang begitu plasenta mengambil alih.

 

Plasenta yang sehat sangat penting untuk kehamilan yang sehat. Jika plasenta tidak berkembang dengan benar, maka pertumbuhan bayi terganggu. Seperti jika terjadi kelainan plasenta seperti plasenta sirkumvalata, maka dapat memengaruhi kesehatan janin yang sedang tumbuh. 

 

Plasenta sirkumvalata adalah ketika pertumbuhan plasenta menghasilkan bentuk yang tidak normal. Dalam kondisi ini, lempeng korion plasenta terlalu kecil, atau selaput amnion dan korion plasenta terlipat ke belakang di sekitar tepi plasenta. Bila lempeng korion terlalu kecil, selaput sisi janin berlipat ganda selama perkembangan di sekitar tepi plasenta. Hal inilah yang kemudian berpotensi mengakibatkan janin mendapatkan nutrisi yang lebih sedikit.

 

Plasenta sirkumvalata termasuk kondisi langka yang terjadi. Ada kalanya dokter tidak mengetahui adanya masalah ini selama kehamilan dan baru menyadarinya setelah melahirkan. Meskipun diagnosisnya sulit, kondisi tersebut dapat dideteksi selama pemindaian ultrasonografi (USG) di usia kehamilan sekitar 20 minggu.

 

Seperti banyak hal yang terjadi di kehamilan, penyebab plasenta sirkumvalata belum diketahui. Plasenta sirkumvalata juga mempertaruhkan nyawa ibu dan anak jika tidak dikelola dengan baik. Jadi jika Mums telah didiagnosis memilikinya, berkonsultasilah dengan dokter secara teratur dan ikuti semua instruksi.

 

Kabar baiknya, banyak ibu yang berhasil melahirkan spontan tanpa masalah nyata, meskipun memiliki kelainan plasenta ini. Walau begitu, banyak pula kasus yang menyebabkan komplikasi lain, sehingga persalinan normal tidak mungkin dilakukan. 

 

Baca juga: Mums, Ini Penyebab Ibu Hamil Kepanasan Terus!

 

 

 

 

Tanda dan Gejala Plasenta Sirkumvalata

Mengenali plasenta sirkumvalata bisa dibilang tidak mudah. Pasalnya, kondisi ini tidak selalu menimbulkan gejala. Umumnya, dokter akan mulai mencurigainya jika ibu hamil mengalami beberapa masalah kehamilan yang membuat dokter merasa bahwa plasenta sirkumvalata mungkin terjadi. Beberapa tanda yang biasanya menyertai jika mengalami plasenta sirkumvalata antara lain:

 

1. Pertumbuhan janin terhambat

Ketika seorang ibu memiliki plasenta sirkumvalata, pertumbuhan janin cenderung lebih lambat. Jika dokter mendiagnosis bahwa pertumbuhan tidak mencapai milestone-nya selama pemeriksaan rutin, Mums biasanya disarankan menjalankan beberapa tes untuk mengetahui penyebabnya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan USG secara detail untuk melihat lebih dekat dan memastikan apakah Mums mengalami kondisi ini.

 

2. Perdarahan 

Sebuah penelitian dilakukan yang menyimpulkan bahwa perdarahan vagina lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki plasenta sirkumvalata. Walau begitu, hal ini masih diperdebatkan karena penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan data sejumlah kecil wanita, jadi bisa saja bukan representasi yang baik untuk menjadi gejala plasenta sirkumvalata.

 

3. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini (KPD) merupakan tanda lain yang mungkin dari plasenta sirkumvalata. Bila KPD terjadi bersamaan dengan perdarahan pervaginam, kemungkinan Mums mengalami plasenta sirkumvalata.

 

Baca juga: Mums, Ini yang Harus Dipersiapkan sebelum Menjalani Operasi Caesar

 

Bagaimana Plasenta Sirkumvalata Memengaruhi Kehamilan?

 

Sebagai sebuah kondisi yang tidak normal, plasenta sirkumvalata dapat mempersulit kehamilan dan menimbulkan komplikasi. Beberapa di antaranya adalah:

 

1. Solusio plasenta

Yaitu kondisi ketika plasenta terlepas terlalu dini atau sebelum waktunya. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat membahayakan ibu dan bayi.

 

2. Keguguran dan persalinan prematur

Jika plasenta sirkumvalata parah dan tidak diobati, kehamilan dapat mengakibatkan keguguran atau ibu melahirkan prematur.

 

3. Oligohidramnion (kurangnya cairan ketuban)

Cairan ketuban memiliki banyak peran penting untuk bayi selama di dalam rahim, seperti membentuk bantalan untuk melindunginya, mendukung perkembangannya, serta menjaga tali pusat. Tanpa adanya tali pusat, bayi tidak akan mendapatkan nutrisi atau oksigen yang cukup.

 

4. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Salah satu masalah paling umum yang dihadapi oleh ibu dengan plasenta sirkumvalata adalah bayi memiliki berat badan rendah saat lahir. Ini terjadi karena pertumbuhan janin yang terbatas atau lambat sebagai akibat dari bentuk plasenta yang tidak normal.

 

Dari sini terlihat bahwa pemeriksaan kehamilan secara teratur sangat berperan penting. Jadi jika setelah membaca artikel ini Mums belum membuat janin untuk kontrol ke dokter, yuk segera lakukan! (IS)

 

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Pelumas saat Berhubungan Seksual?

  

Referensi:

FirstCry. Circumvallate Placenta

Medical News Today. Circumvallate Placenta

Cleveland Clinic. Placenta