Pecahnya ketuban sering kali diindikasikan sebagai tanda akan dimulainya persalinan. Biasanya, kondisi ini juga dibarengi dengan adanya kontraksi yang intens. Namun, dalam beberapa kasus, pecahnya ketuban justru tidak dibarengi dengan kontraksi. Hal inilah yang mungkin membuat Mums kerap merasa bingung terkait apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Nah, untuk menjawab kebingungan tersebut, yuk simak ulasan berikut terkait apa yang harus dilakukan saat ketuban pecah tidak disertai kontraksi!

 

Apa yang Terjadi Ketika Ketuban Pecah?

Cairan ketuban akan pecah saat kantong yang menampungnya di dalam rahim pecah atau mengelami kerobekan, baik seluruhnya atau sebagian. Kantong ketuban adalah selaput yang mengelilingi dan melindungi bayi saat berada di dalam rahim.

Saat kantong ketuban pecah, sebenarnya cairan yang keluar tidak akan mengalir derasa layaknya yang sering Mums lihat di dalam sinetron atau film. Sebagian besar kasus pecahnya ketuban justru hanya ditandai dengan adanya cairan yang merembes keluar dari vagina.

 

Baca juga: Mums, Begini Ciri-ciri Air Ketuban Merembes
 

Penyebab Ketuban Pecah

Kantong ketuban dapat pecah secara alami saat kepala bayi bergerak ke arah jalan lahir selama persalinan. Namun, tekanan yang kuat dari luar juga dapat menyebabkan pecahnya kantong ketuban, seperti jika Mums mengalami kecelakaan atau penggunaan alat khusus oleh dokter yang memang bertujuan untuk memecahkan kantong ketuban.

Selain itu, komplikasi yang terjadi selama kehamilan, seperti infeksi atau polihidramnion (jumlah cairan ketuban yang berlebih), juga dapat menyebabkan kantong ketuban pecah.

 

Apakah Mungkin Tidak Terjadi Kontraksi Setelah Ketuban Pecah?

Meskipun biasanya persalinan akan dimulai segera setelah ketuban pecah, sebagian Mums mungkin ada yang justru harus menunggu selama beberapa jam atau hari untuk merasakan kontraksi setelah ketuban pecah.

Dalam sejumlah kasus, jika Mums tidak mengalami kontraksi tepat setelah ketuban pecah, maka Mums sebenarnya tidak perlu khawatir. Ada beberapa alasan yang menyebabkan Mums tidak mengalami kontraksi tepat setelah ketuban pecah, di antaranya:

- Pecahnya ketuban merupakan tahap awal persalinan. Durasi rata-rata persalinan untuk Mums yang baru saja menjalani persalinan pertama bisa berkisar antara 12 hingga 18 jam. Jadi, Mums mungkin membutuhkan wwaktu lebih lama hingga akhirnya merasakan kontraksi.

- Kontraksi yang timbul mungkin sangat ringan, sehingga Mums tidak benar-benar menyadarinya. Namun, seiring waktu, frekuensi dan intensitas kontraksi akan semakin meningkat.

 

Baca juga: Ibu Hamil, Waspada dan Antisipasi Ketuban Pecah Dini!
 

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan Jika Ketuban Pecah dan Kontraksi Belum Dirasakan?

Jika Mums memang menduga ketuban pecah tetapi tidak ada tanda-tanda kontraksi, lebih baik segera hubungi dokter. Dokter biasanya akan menyarankan Mums untuk menunggu dulu di rumah sambil melihat dan mengevaluasi apakah ada tanda kontraksi setelahnya. Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan Mums untuk datang ke klinik atau rumah sakit untuk memastikan ketuban benar-benar pecah atau tidak menggunakan serangkaian tes dan alat medis.

Sembari menunggu proses persalinan, Mums dapat beristirahat, berjalan-jalan, atau fokus untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap rileks. Jangan lupa juga untuk tetap mengonsumsi makanan sedikit demi sedikit, ini penting untuk memberikan energi sebagai persiapan persalinan nanti.

Ketuban yang pecah dan dibiarkan terlalu lama bisa meningkatkan kemungkinan infeksi. Oleh karenanya, selain menunggu intervensi medis dari dokter atau bidan, Mums juga perlu menghindari beberapa hal yang meningkatkan risiko infeksi, seperti berendam dalam bathtub, berhubungan seks, dan memasukkan benda asing ke dalam vagina.

 

Merangsang Kontraksi dan Stimulasi Persalinan Secara Alami

Untuk mengurangi risiko infeksi akibat tidak munculnya kontraksi setelah ketuban pecah, Mums bisa mencoba melakukan stimulasi puting guna merangsang kontraksi secara alami. Stimulasi puting ini dapat merangsang produksi hormon oksitosin yang membantu memulai kontrkasi. Mums bisa melakukannya menggunakan tangan atau pun pompa payudara.

 

Pecahnya ketuban memang seringkali diindikasikan bahwa waktu persalinan semakin dekat. Ditambah lagi dengan adanya kontraksi setelah kondisi ketuban yang pecah. Namun, dalam kebanyakan kasus, pecahnya ketuban tidak selalu dibarengi dengan kontraksi, sehingga tak sedikit Mums yang bingung ketika berada dalam kondisi ini. Nah, semoga dengan penjelasan di atas, Mums tidak merasa bingung dan khawatir lagi ya jika mengalami kondisi ini. (BAG)

 

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Air Ketuban Pecah
 

 

Referensi

Healthline. My Water Broke, but I’m Not Having Contractions — What Now?.

Very Well Family. When Your Water Breaks Without Contractions.